😭
---
Kyei~
Semilir angin yang berhembus ramah tidak segan sama sekali untuk menyapu lembut wajahku. Ini adalah udara yang baru pertama kali aku hirup seumur hidupku. Cukup berbeda dari tempatku berasal, disini terasa lebih segar dan cukup dingin. Mungkin karena kurangnya penggunaan kendaraan membuat udara disini lebih fresh dan menenangkan. Tidak dipungkiri, beda sekali dengan Indonesia yang dimana sebagian orang lebih memilih mengikuti malasnya dengan menggunakan kendaraan dibanding berjalan kaki walau tujuan mereka dekat. Tapi, aku benar-benar asing dengan suasana ini. Aku yang biasanya tersenyum walau dengan orang tidak dikenal kini malah terdiam seperti orang bodoh dan menatap orang-orang yang sibuk dengan kegiatan pribadi tanpa berkomunikasi.
"Bodoh sekali. Pada akhirnya aku akan tetap ke sini."
Aku mendorong koperku pelan. Berdiri di depan bandara seraya menunggu Hani—sahabat dekatku yang sedang bekerja di sini. Katanya, gadis itu akan segera menjemputku setelah ia mengancamku mati-matian melalui telepon saat aku berkata ingin naik taksi saja. Ya, tidak masalah juga, sih, hitung-hitung aku tidak mengeluarkan uang.
Malas sekali mengakui sebenarnya, tapi aku benar-benar telah menginjakkan kaki di negeri ginseng ini. Setelah berpikir ribuan kali dengan berakhir jawaban 'tidak' pada beberapanya—akhirnya aku tetap berada disini. Jangan salahkan aku!
Aku benar-benar tanpa ampun merutuki sebuah video di salah satu sosial media yang mengatakan kalau Hoseok—salah satu idol yang aku sukai setengah mati—sudah memiliki seorang gadis pada bulan lalu dan coba tebak, Ya! Berita itu sukses membuatku seperti gadis gila yang ditinggal pacarnya setelah ketahuan hamil. Oh, jangan lupakan aku yang mogok menulis hingga penerbitku hampir memberikan surat peringatan padaku. Sempat merasa marah dan merajuk. Tapi lihat, pada akhirnya aku tetap berada disini untuk menemuinya, matahariku.
Tak lama, sebuah mobil berwarna hitam mengkilat berhenti tepat di depanku, jendelanya bergerak turun terbuka memperlihat seorang gadis yang tengah tersenyum lebar ke arahku. Seakan magnet yang memiliki kutub terkuat, kedua ujung biraiku ikut tertarik melempar senyum hangat. Rindu sekali. Sudah lama tidak bertemu!
Aku menggiring koperku, memasukkan ke dalam bagasi lantas tanpa pikir panjang sebab terlanjur rindu aku segera berjalan menuju kursi depan dengan langkah cepat. "Benar-benar melelahkan," keluhku. Aku menghempaskan tubuhku pada sandaran kursi seraya menutup mata dengan lengan tanganku. Kembali menghirup udara setelah dirasa otakku benar-benar kekurangan oksigen.
Hani melihatku sejenak, lalu mendengus. "Wow, apa-apaan ini? Aku tidak sudi menjemput orang yang seperti akan mati sepertimu! Berhentilah mengeluh." Gadis itu menekan pedal gasnya sehingga benda beroda empat itu mulai membawaku menjauh dari ruangan bising itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROUND✔
Fanfiction(FOLLOW DULU SEBELUM DIBACA) "Bagaimana rasanya bertemu dengan idol yang kau kagumi?" Mencintai sesuatu yang agaknya terlihat mustahil dimiliki memang bukan hal yang jarang lagi. Berderetan populasi di dunia ini melakukan hal yang sama. Tapi, tidak...