13//

3.5K 333 31
                                    

Yoongi katanya kangen.

Jangan lupa vote dan commentnya ya, biar lapak ini ramee. Soalnya sepi bgt heran😭

Salam.

Jangan lupa vote dan komen~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen~

--

Hani mengedarkan pandangannya ke sekeliling hotel tempat di mana ia bekerja. Sekedar mengecek saja, apakah salah satu cabang yang diurusnya ini benar-benar terurus dengan baik atau tidak. Membawa tungkainya melangkah menuju restoran yang disediakan, lalu berjalan menuju dapur utama. Memperhatikan sejenak sebelum tangannya bergerak memanggil kepala chef yang terlihat sedang memperhatikan anak buahnya.

"Selamat siang Nona Eun."

Hani tersenyum. "Selamat siang, bagaimana dengan persediaan makanan? Apakah semua baik-baik saja?" tanyanya.

Kepala chef itu menoleh ke belakang sebentar, sedikit memperhatikan dapur tempat ia bekerja. "Persediaan saya rasa akan cukup untuk seminggu ke depan. Baik-baik saja, tapi saya rasa kita harus menambah satu buah pemanggang lagi, karena memang akhir-akhir ini pengunjung sering sekali memesan daging."

Hani mengangguk. "Ada lagi?"

"Hanya itu. Jika ada lagi nanti saya akan menghubungi Nona Eun."

"Baiklah." Sebelum berbalik, Hani memberi telunjuknya pada sang kepala chef. "Berikan aku satu hot chocolate, aku tunggu di pojok sana."

"Ah, tidak terlalu manis," Hani menambahkan.

Setelah mendapat anggukan dan bungkukan badan dari kepala chef, Hani pergi dari dapur dan berjalan menuju kursi yang berada di pojok ruangan. Maniknya memeta setiap pemandangan melalui jendela yang terpasang memenuhi dinding. Sinar mentari sedikit terlihat terik, namun udara tetap saja keras kepala untuk mendinginkan dirinya, enggan sekali menghangat.

Benda pintar berwarna hitam yang sedari tadi bertengger rapi di atas meja bergetar halus. Hani menawarkan pandangan pada ponselnya, tangannya terulur meraih ponsel tersebut dan memeriksa siapa yang menelponnya di jam kerja begini. Senyum lebar menghiasi wajah Hani sebelum tangannya mengusap lingkaran hijau di layar ponsel.

"Kyei!"

Suara kekehan di sana membuat Hani menghangat. Ah, dia benar-benar merindukan sahabatnya yang satu ini.

"Kau apa kabar?" tanya Hani menggebu.

"Aku baik," jawab Kyei.

Hani mengangguk, walaupun itu tidak akan terlihat oleh Kyei. Gadis itu menumpukan satu tangannya pada meja bersamaan dengan senyumnya melebar cerah. "Jadi, bagaimana? Kau akan kembali ke sini?" tanya Hani.

Sejujurnya, Hani sendiri sedikit berharap Kyei bisa kembali ke Korea. Karena berada di negeri orang seorang diri bukanlah hal yang menyenangkan sesungguhnya. Apalagi Hani adalah seseorang yang sibuk dan tidak banyak waktu untuk menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Hani itu gila kerja jadi ia tidak punya celah dan kesempatan untuk bertukar cerita. Lagian teman yang dimaksud Hani adalah saat ia saling bersapa ria, tidak lebih seperti ia menganggap Kyei sebagai saudaranya. Singkatnya, tidak ada tempat cerita bagi Hani kalau tidak ada Kyei di sisinya.

ROUND✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang