Jangan lupa vote, komen dan share ya!
Manis-manis dulu nih. Enjoy.
--
Seperti yang sudah disepakati sebelumnya, Yoongi bersiap-siap ingin menemui Kyei ke rumah sakit. Ingin menghabiskan waktu seharian dengan menghujami banyak cinta dan saling memanjakan. Mengingat ia dan Kyei sudah bersarang laba-laba sebab sudah lama tidak saling memadu kasih, agaknya hal ini merupakan anugrah besar. Hanya seharian, saling bercanda dan mungkin Yoongi akan melempar kecupan gemas sesekali—walaupun hubungan mereka kandas, tidak masalah. Ngomong-ngomong mengenai itu, jika diingat lagi Yoongi jadi ingin tertawa sendiri. Saat Kyei memutuskan hal itu, Yoongi bahkan tidak mampu berujar apa-apa selain membungkam birai yang sudah berucap hal tak wajar itu dengan ganas.
Keputusan kemarin adalah sepihak. Jelas Yoongi tidak setuju. Jadi, bisa dikatakan hubungan mereka belum sepenuh berakhir. Iya seperti itu. Harus seperti itu. Yoongi memaksa.
Yoongi yang baru saja ingin memasang topinya langsung menoleh saat mendengar pintu studionya berdenting dan menemukan Jungkook dengan sebuah sandwich ditangannya. Berpakaian kaus abu-abu gelap dan celana berwarna krem sebatas lutut—lucu sekali. Jungkook menatap Yoongi lalu beralih menatap sandwich di tangannya yang sudah tinggal setengah lantas kembali menatap Yoongi dengan mata bulatnya.
"Kenapa?" tanya Yoongi melanjutkan memasang topinya.
Jungkook menyodorkan sandwich-nya ke arah Yoongi. "Aku punya sandwich, hyung mau?"
Bukannya menjawab, Yoongi menyipitkan sebelah matanya heran. Tidak bisakah teman-temannya berhenti saja? Bukan. Yoongi menghargai bagaimana mereka bersikap luar biasa perhatian. Tapi, kadang cara mereka luar biasa kelewat aneh yang membuat Yoongi menggeleng heran. Tidak masuk akal, bahkan Yoongi yakin hal-hal aneh yang dilakukan teman-temannya itu tidak pernah hinggap dipikiran orang-orang pada umumnya.
"Kau memberiku sisa?" selidik Yoongi.
Jungkook membuka mulutnya ingin menjawab lalu kembali menutup. Ia menatap sandwich yang tinggal setengah itu lalu mengendikkan bahu. "Ya sudah kalau hyung tidak mau. Jangan lupa makan!"
Birai Yoongi terbuka--heran. Ia menatap persegi pintu studionya yang telah ditinggalkan Jungkook pergi. Seperti yang Yoongi bilang, teman-temannya aneh bukan main. Selalu membuat Yoongi terkekeh dan menggeleng kecil saat mereka sudah pergi. Aneh sekali. Seperti alien.
"Bocah itu," gumam Yoongi.
Mengikuti Jungkook, Yoongi ikut meninggalkan studionya dan berjalan menuju ruangan Bang Si Hyuk. Yoongi ingin meminta izin dan mungkin akan mendengar sedikit ceramah singkat sebab kemarin ia benar-benar pergi tanpa izin. Agaknya, memang sedikit mendebarkan setelah kemarin malam mendengar Namjoon berkata kalau Yoongi dalam bahaya. Berdiri di depan pintu berwarna abu-abu lembut, Yoongi mengambil nafas dan mulai mengetuk. Setelah mendapat dehaman sekali, Yoongi dengan segera masuk.
Sekiranya, bisa dibayangkan Yoongi seperti pelajar yang ketahuan bolos sekolah lalu dipanggil ke ruang konsultasi. Berdiri di depan Bang Si Hyuk yang tengah sibuk dengan layar monitornya dan setelan yang kelewat santai. Bagaimana mata Bang Si Hyuk beralih menatap ke arah Yoongi adalah hal yang membuat jantung Yoongi mendadak berdetak tidak karuan. Dingin, tajam dan datar.
Kau benar-benar dalam masalah, Yoon.
"Aku ingin meminta izin," sahut Yoongi saat mata bosnya melempar sebuah tanya. Melihat tidak ada jawaban, Yoongi menghela napas dan kembali melanjutkan ucapannya saat Bang Si Hyuk merubah posisi tubuhnya seakan menyuruh Yoongi melanjuti, "Seharian ini aku akan menemani kekasihku. Ia akan operasi besok. Untuk laguku akan kusiapkan semuanya malam ini, tenang saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROUND✔
Fanfiction(FOLLOW DULU SEBELUM DIBACA) "Bagaimana rasanya bertemu dengan idol yang kau kagumi?" Mencintai sesuatu yang agaknya terlihat mustahil dimiliki memang bukan hal yang jarang lagi. Berderetan populasi di dunia ini melakukan hal yang sama. Tapi, tidak...