30//

2.1K 224 93
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share~

Bab ini agak berbelit. Hati-hati ya.
Sekiranya 4-5 bab lagi ROUND tamat. Yeay.

Enjoy.

--

Tujuh belas hari setelah Yoongi berhasil menahan diri mati-matian untuk tidak membiarkan jarinya bermain indah di ruang pesannya dengan Kyei. Yoongi benar-benar menyibukkan diri dengan pekerjaan. Kalau ditanya bagaimananya, Yoongi memang merasa ada yang kurang dan hilang. Apa yang biasa ia lakukan saat merasa lelah kini sudah tidak pernah lagi. Biasanya saat Yoongi mulai merasa lelah pada pekerjaannya, ia akan beralih pada ponsel dan menatap beberapa pesan masuk yang Kyei kirimkan. Memang jika ditanya siapa yang lebih sering mengirim pesan, itu memang Kyei. Mengingat Yoongi memiliki pekerjaan yang luar biasa sibuk.

Agaknya beberapa minggu ini terasa hampa. Semuanya terasa kosong. Tidak dipungkiri Yoongi kadang mendapati dirinya tengah menatap barisan balon pesan antara dirinya dan Kyei yang berakhir beberapa minggu lalu. Jemari Yoongi bergerak sendiri tanpa kehendaknya. Rasa rindu yang Yoongi rasakan jangan ditanyakan lagi seberapa kacaunya. Luar biasa kacau hingga membuat Yoongi uring-uringan sepanjang waktu. Begitu menyesakkan hingga teman-temannya memilih menjauh dengan sendirinya sebab apapun yang mereka lakukan akan terasa salah. Luar biasa salah. Bahkan bernapas saja salah rasanya.

Mengenai Kyei, bukan berarti Yoongi benar-benar buta informasi. Yoongi memang tidak berbincang dengan Kyei, tapi memanfaatkan adiknya untuk selalu memberi tahu perkembangan. Jangan tanyakan apa Yoongi akan merasa lega. Saat mendengar ponselnya bergetar dan nama Bima tercantum di sana, tubuh Yoongi benar-benar langsung digerogoti perasaan takut bukan main. Terkadang ia memang mendapat berita baik. Tapi, tidak jarang juga mendapat berita buruk. Tapi, agaknya akhir-akhir ini Yoongi lebih sering mendengar berita buruk. Entah itu Kyei yang mendadak pingsan bahkan sampai dua kali dalam sehari, atau gadis itu mendadak kejang-kejang sebangun tidur, atau mungkin ada satu hal yang Bima sembunyikan dari Yoongi yaitu Kyei yang hampir setiap saat mengalami serangan.

Yoongi menghentakan sisi tumpukan kertas berisi lirik lagunya pada meja. Ia melirik pada jam kecil yang berada di studionya. Cukup larut malam sebab jarumnya menunjukkan pukul sepuluh lewat tiga puluh menit. Sebenarnya tidak terlalu malam juga, tapi lain lagi kalau kondisinya Yoongi masih berada di kantor. Dentingan ponsel menarik perhatian Yoongi yang ingin memasukkan kertas-kertas ke dalam tas tentengnya. Nama Jimin tertera di sana dengan beberapa pesan yang dikirimkan. Salah satunya adalah laki-laki kecil itu merasa cemas dan meminta Yoongi cepat pulang.

Yoongi tidak berniat membalas. Tapi, dentingan kecil itu berubah menjadi nada yang kelewat monoton. Luar biasa mengganggu untuk suasana hati Yoongi yang buruknya bukan main.

"Hm?"

"Eng... aku akan pulang ke apartemenku sekarang. Tidak usah menungguku," ucap Yoongi.

Yoongi mengernyitkan dahi sejenak sembari menjauhkan ponselnya dari telinga saat suara Jimin terdengar nyaring di seberang sana. "Aku..."

Hening sejenak.

"Kenapa kau sudah berada di depan kantor?!" tanya Yoongi dengan nada yang ikut meninggi.

Yoongi menjepit ponselnya di antara telinga dan bahu, dengan cekatan menutup tasnya dan segera melangkah keluar studio. Bighit memang tidak akan sepi di jam segini. Masih banyak beberapa staff ataupun produser yang masih setia berada di ruangan mereka masing-masing. Masih sibuk menggarap ataupun memaksa otak untuk terus berpikir agar artistnya tetap menjadi yang terbaik. Yoongi menunduk sejenak saat bertemu salah satu produsernya lalu kembali mendengarkan ocehan penuh omong kosong Park Jimin.

ROUND✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang