Jangan lupa vote dulu sebelum dibaca ya~
Pokoknya jangan lupa tinggalin jejak.
Salam dari agus jamet ibukota.
--
"Kau sibuk kali ini?"
Kyei melangkah cepat keluar dari bandara berusaha menjauh dari suasana yang berisik. Tepat pukul tiga sore Kyei dan Bima berhasil mendarat dengan selamat di Korea Selatan. Awalnya, Kyei ingin memberi kejutan kepada Hani dengan mendadak sudah berada di depan apartemen sahabatnya itu. Tapi sialnya, Kyei lupa kalau ia tidak punya kendaraan untuk ke apartement Hani. Sebenarnya bisa saja dengan taksi atau bus, masalahnya di sini adalah Kyei dengan bodohnya mendadak lupa alamat apartemen Hani.
Sementara Kyei menghubungi Hani, Bima memilih untuk mengumpati kakaknya dari belakang. Lihat, Bima harus membawa dua koper besar dan dua tas sandang besar sekaligus. Sementara Kyei seperti tidak mau tau saja dengan berjalan cepat tanpa mempedulikan Bima yang kesulitan di belakangnya.
"Bisa ke bandara sekarang?"
"Kenapa? Kau di Korea sekarang?"
Kyei mengigit bibirnya sebentar lalu mengangguk. "Ya, bisa kau jemput?"
Detik berikutnya yang Kyei dengar adalah teriakan heboh dan runtutan pertanyaan dari Hani. Kyei tahu ini akan terjadi sebab ia tidak memberitahu sebelumnya. Setelah berteriak heboh akhirnya Hani mematikan panggilan dan berkata akan segera menjemput Kyei ke bandara—meninggalkan setumpuk berkas yang harus ia cek di atas meja kerjanya, demi sahabatnya katanya.
"Aku belum siap," sahut Bima.
Kyei mendongak pada Bima seraya menaikkan sebelah alisnya bingung— berusaha mencerna ucapan Bima. Sedetik setelah itu ia menatap Bima remeh. "Apa yang kau belum siapkan? Seperti bertemu kekasih saja."
"Memang."
"Ya!" Kini Kyei malah dibuat kaget dengan jawaban Bima yang memiliki tingkat kepercayaan diri sangat tinggi. Mungkin mengalahkan statue of unity yang diagung-agungkan sebagai patung tertinggi di dunia. "Percaya diri sekali."
Bima mendelik, paham sekali dengan respon kakaknya sebab ia juga sangat paham kalau Kyei tidak suka sekali ia menyukai Hani. Entah apa masalahnya, lagian kalau dengan alasan Hani memiliki kekasih tidak masuk akal sekali oleh Bima. Kekasih bukan berarti jodohnyakan. Siapa yang tahu kalau sebenarnya Bima yang menjadi jodohnya Hani, Kyei bisa berbuat apa? Toh, memang dasarnya harus Bima saja.
Sekitar lima belas menit menunggu akhirnya Hani muncul juga di hadapan mereka. Menurunkan jendela mobil dan kacamata hitam miliknya lalu tersenyum lebar seraya melambaikan tangan. Kyei ikut tersenyum, ia melirik pada Bima yang kini tengah sibuk bermain ponselnya—menyembunyikan wajahnya yang kini sudah merah padam. Percuma saja padahal, Kyei bisa melihatnya dari telinga laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROUND✔
Fanfiction(FOLLOW DULU SEBELUM DIBACA) "Bagaimana rasanya bertemu dengan idol yang kau kagumi?" Mencintai sesuatu yang agaknya terlihat mustahil dimiliki memang bukan hal yang jarang lagi. Berderetan populasi di dunia ini melakukan hal yang sama. Tapi, tidak...