28//

2K 218 87
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share~

Well, semoga feelnya dapat ya
Maaf sebelumnya.

Enjoy, dear.

--

Gedung berdominasi tembok kaca itu terlihat memantulkan cahaya dari beberapa kamera yang sibuk mengambil gambar. Beberapa bodyguard sibuk mendorong puluhan wartawan yang berusaha mendekat. Berusaha menahan dengan mengandalkan fisik yang luar biasa kekar agar tidak mendekati jalur sang tokoh utama. Tidak sampai lima detik setelah itu sang tokoh utama yang sedari tadi di tunggu keluar dari dalam gedung. Tidak dipungkiri seberapa banyak tombol pada berbagai macam bentuk kemera itu mematik gambar. Terdengar luar biasa berisik dan mengganggu penglihatan.

Diiringi oleh suara petikan kamera, pintu beberapa mobil yang tengah berbaris rapi terbuka lebar. Terus menelan beberapa tokoh utama yang hanya menggunakan pakaian santai tapi jelas tidak memudarkan ketampanan mereka. Sekiranya seratus kali lipat rasa letih yang mendera tidak melunturkan senyum kelewat tulus hanya untuk sekedar menyapa. Pun juga sedikit membantu para wartawan untuk melakukan pekerjaan yang dituntut kantor masing-masing.

Hoseok menekan tombol di sampingnya hingga jendela mobil yang dinaikinya turun, mengulas senyum lebar sembari sedikit melambai pada wartawan yang masih sibuk mengambil gambar lalu menoleh pada pintu kaca yang tadi ia lewati. Menunggu seseorang yang memang sudah menjadi teman pulangnya. Pun setidaknya tidak butuh waktu lama sebab pribadi yang ditunggunya sudah mulai melangkah mendekati mobil yang dinaiki Hoseok sembari sesekali menunduk dan melambaikan tangan.

"Kenapa lama sekali, hyung?" tanya Hoseok saat Yoongi memasuki mobil dan duduk di sampingnya.

Setelah dirasa kendaraan roda empat yang dinaikinya mulai melaju, Yoongi melepas bucket hat-nya lantas menoleh menatap Hoseok. "Tutup dulu jendelamu," titahnya. Setelah Hoseok mengikuti baru Yoongi melanjutkan, "Ada urusan sebentar."

Hoseok menaikkan sebelah alisnya lalu mengendikkan bahu tidak peduli. Pun sekiranya cukup letih hari ini. Mengisi dua acara yang masing-masing menampilkan dua lagu dengan gerakan heroik jelas menguras tenaga sekali. Mengeluarkan ponsel yang beberapa detik lalu bergetar, Hoseok mengeluarkan suara cicitan yang terkesan lucu.

"Ya, jiminie?"

Yoongi melirik Hoseok sejenak lalu kembali menatap ponselnya. Sejenak ia bergeming saat matanya melirik jam yang tertera disamping balon pesannya yang ditujukan pada Bima. Sebelum Yoongi berangkat kerja-sekiranya jam enam pagi-ia mengirimkan pesan pada Bima untuk bertanya apakah Kyei tidur dan makan dengan baik. Tapi sampai saat ini belum ada jawaban. Pun saat istirahat tadi ia berusaha menelepon tapi tetap tidak dijawab.

"Baiklah. Katakan pada Jungkook tolong lipat jaketku. Segera ke kantor, aku ada keperluan dan harus menggunakan jaket itu," ucap Hoseok sebelum mematikan panggilan.

"Jungkook ingin membeli jajangmyeon dulu. Kau mau, hyung?" Hoseok menoleh menatap Yoongi sembari memasukkan ponselnya ke saku celana pendeknya. "Kita bisa berhenti dulu di tempat Jimin dan Jungkook."

"Hyung?"

"Yoongi-hyung!"

Yoongi melepas pandangannya dari ponselnya yang masih setia dimenampilkan ruang pesannya dengan Bima. Sepertinya Yoongi sekarang mendapati dirinya menyesal tidak meminta nomor ponsel Hani. Setidaknya kalau Bima tidak bisa dihubungi ia bisa menghubungi Hani.

"Kau kenapa? Ada masalah?" tanya Hoseok sembari mencondongkan tubuhnya ke arah Yoongi. Jelas dari sorot matanya terlihat khawatir.

Tidak menutup kemungkinan para member yang lain pasti merasakan perubahan Yoongi yang cukup memprihatinkan. Bahkan, Yoongi yang biasanya hanya meminum alkohol saat sedang frustasi dengan instrumen musiknya kini malah meminum alkohol setiap malam, padahal setau mereka Yoongi sudah selesai dengan lagunya. Hoseok pun baru menyadari tiga hari yang lalu-saat Yoongi datang ke kantor dengan mata sembab seperti habis menangis.

ROUND✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang