34 - J for?

87.9K 12.9K 4.8K
                                    

Mulai chapter ini aku terapin target gapapa kan? Biar ngga cuma aku aja yang berusaha nulis untuk kalian, tapi kalian juga berusaha ninggalin komen untuk mendukung aku biar semangat ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulai chapter ini aku terapin target gapapa kan? Biar ngga cuma aku aja yang berusaha nulis untuk kalian, tapi kalian juga berusaha ninggalin komen untuk mendukung aku biar semangat ^^


Pada baca jam berapa nih?? 🙂❤



Pemakaman Ibu Jaehyun dilaksanakan hari ini setelah tiga hari disemayamkan di rumah duka. Tampak seluruh kerabat dan kenalan berkumpul di pelataran rumah sakit mengantar jenazah ke mobil untuk kemudian menuju peristirahatan terakhir yang tidak jauh dari rumah sakit. Jaehyun beserta sang ayah menjadi pembawa peti paling depan, di susul Yoo Jin dan kerabat lain yang membantu dari belakang.

Leean yang hadir di sana bersama kedua orang tuanya, lagi-lagi tidak bisa menahan air mata. Menggenggam sebelah tangan ibunya erat ketika rombongan mulai membawa masuk peti ke dalam mobil, Leean benar-benar tidak bisa membayangkan dirinya jika berada di posisi Jaehyun saat ini. Wajah laki-laki itu terlihat tanpa ekspresi dengan seluruh mata tertutup oleh poni rambut yang panjang.

Sepertinya Jaehyun sengaja menyembunyikan kedua matanya yang sembab di sana karena tidak ingin membuat semua orang khawatir. Atau mungkin memang harus seperti itu, karena jika wajahnya terlihat jelas sedang sedih, Jaehyun khawatir sang ayah akan semakin terpukul.

Tak lama setelah itu, mobil panjang berwarna hitam meninggalkan pelataran rumah sakit dan melaju menuju pemakaman. Tidak semua orang yang hadir di sini ikut, hanya beberapa keluarga dan kenalan dekat saja yang mengantar ke sana. Termasuk Leean dan kedua orang tuanya.

"Kapan ujianmu selesai?" tanya Yoo Jae Han di dalam mobil ketika akhirnya prosesi pemakaman selesai. Dari dalam mobil yang terparkir di halaman pemakaman yang rimbun oleh dedaunan, ia bisa melihat Jaehyun masih berdiri di samping pusara ibunya bersama sang ayah.

"Minggu ini selesai, masih ada beberapa jadwal ujian yang belum kutempuh."

"Jangan lupa belajar."

Leean mengalihkan tatapannya dari hamparan putih tanah pemakaman yang tertutup salju, dan kini menatap ayahnya ya duduk di bangku belakang bersama ibunya. "Ya ayah."

Satu per satu pelayat mulai meninggalkan tempat. Sopir Kim yang berada di bangku kemudi mulai menyalakan mobil dan menginjak pedal gas ketika mobil di depan bergerak. Sebelum mobil benar-benar keluar, Leean kembali mematri tatapannya ke arah pemakaman, menatap Jaehyun di sana dalam diam.



***



Tepat pukul sepuluh Leean sampai di depan apartemennya. Hari ini ia memiliki jadwal ujian jam satu siang. Itulah sebabnya perempuan itu harus kembali ke apartemen alih-alih menamani Jaehyun di pemakaman.

"Ibu dan ayah tidak mampir?" Leean memutar kepalanya ke belakang, menatap kedua orang tuanya.

"Kapan-kapan saja, ada pekerjaan yang harus ayahmu selesaikan hari ini."

Unwanted Bond - JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang