10 - Next Victim

102K 15.5K 2.6K
                                    

Dengan kalian klik vote, kalian sudah terbebas dari sebutan silent reader ^^
















Seperti perkataannya semalam. Jaehyun benar-benar sudah siap berangkat ketika bahkan jam masih menunjukkan pukul 06.30. Tidak heran, mengingat waktu yang dibutuhkan untuk sampai di rumah Leean adalah 45 menit menggunakan mobil. Laki-laki itu kini memakai kaos putih lengan pendek, yang sebagian dimasukkan ke dalam celana panjang berwarna gelap. Tidak lupa, ia juga membawa jaket hitam favoritnya.

Jaehyun terlihat begitu rapi, sampai membuat Mark yang muncul di dapur itu terheran-heran.

"Mau ke mana, hyung?"

Jaehyun meletakkan gelas kosong yang airnya sudah habis ia minum kemudian menoleh ke arah sumber suara. Ternyata dia Mark. Laki-laki itu berjalan ke arah dapur dengan rambut acak-acakan dan mata merah. Jaehyun menduga pasti member asal Canada itu menghabiskan malamnya untuk bergadang dan belum tidur sama sekali hingga pagi ini.

"Menjenguk ibuku ke rumah sakit."

"Wae? Apa kondisinya sedang kurang baik?"

Jaehyun mengangguk, "Ya bisa dibilang begitu."

"Apa kau mau aku temani?" Mark menawarkan diri, "Sudah lama aku tidak menyapa ibumu."

Namun dijawab gelengan oleh Jaehyun, "Kau harus tidur, Mark. Lihat wajahmu sudah seperti mayat hidup begitu."

"Baiklah." Ujar Mark kemudian tertawa pelan. Ia menuangkan air ke dalam gelas dan meminumnya. "Omong-omong bagaimana acara pertunanganmu semalam, hyung?"

"Semua berjalan lancar."

Mark tersenyum. "Syukurlah kalau begitu."

"Mark, aku ingin bertanya sesuatu."

"Tentang Leean?" tebak laki-laki itu hingga membuat Jaehyun agak terkejut. Bagaimana ia bisa tahu kalau mau bertanya tentang Leean?

Jaehyun berdehem sekali, "Benar."

"Oke tanya saja. Tapi aku tidak bisa jamin dapat menjawab semua pertanyaanmu, karena sebenarnya aku tidak tahu banyak tentang dia."

"Tidak tahu banyak? Kupikir hubungan kalian lumayan dekat saat Johnny bilang kau pernah menembaknya dulu waktu SMP."

"Leean adalah siswi paling cantik di SMP ku. Hampir semua laki-laki di sana mengidolakannya dan banyak juga yang mengajaknya pacaran. Tapi setahuku, dia tidak pernah menerima satu orang pun. "

"Termasuk aku yang nekat menembaknya padahal kami bahkan tidak pernah mengobrol. Coba tanya padanya apa dia kenal seseorang bernama Mark, pasti jawabannya tidak." Mark mengakhiri perkataannya dengan tawa geli.

"Apa dia sepopuler itu?"

"Kalau di SM, dia sudah seperti Krystal nuna. Ekspresinya selalu dingin dan tidak banyak bicara. Tapi kurasa itu yang menjadi daya tariknya. Daripada naksir, mungkin kagum adalah kata yang cocok. Aku masih terlalu muda saat itu hingga tidak bisa membedakan kedua hal tersebut. Jadi, serius hyung, jangan merasa tidak enak padaku hanya karena aku pernah mengajak pacaran tunanganmu dulu. Aku sudah tidak memiliki perasaan semacam itu padanya sekarang."

"Tenang saja, aku tidak pernah merasa tidak enak padamu."

Senyum lebar merekah di wajah Mark. "That's good, bro. Ada pertanyaan lain?"

"Ada."

Jaehyun diam selama beberapa detik. Menimang-nimang apakah ia perlu bertanya tentang hal ini atau tidak.

Unwanted Bond - JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang