Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter terpanjang selama aku ngetik UB. Jadi ayo komennya diramein 👌
Voters ke berapa nih bucin JaeLee??
"Lama sekali. Dari mana saja?"
Leean akhirnya kembali duduk di tribune bersama Herin dan penggemar yang lain. Ia mencuri pandang ke arah lapangan, menemukan Jaehyun sudah berada di sana dan sekarang sedang duduk santai bersama semua orang.
"Banyak orang antre ke kamar mandi." Leean menjawab pertanyaan Herin tanpa mengalihkan pandangannya dari lapangan. Beberapa saat kemudian Leean baru ingat bahwa tadi dirinya mendapat dua sandwich dati Jaehyun.
Ia lalu menoleh ke arah Herin, bermaksud menawarkan. "Apa kau mau?"
Herin menurunkan kamera, lalu menerima uluran roti berbentuk segitiga tersebut. "Sandwich NCT?"
"Dapat dari mana?"
Leean menggaruk belakang lehernya gugup, memikirkan kira-kira jawaban apa yang harus ia lontarkan agar Herin tidak curiga bahwa dirinya baru mendapat makanan itu dari Jaehyun.
"Tadi saat jalan ke sini seorang staf menawariku sandwich."
Mendengar hal itu, senyum Herin merekah, "Dan kau meminta dua? Satu untukku? Kau benar-benar pengertian, Leean. Terima kasih!"
"Ya, sama-sama."
"Kapan giliran NCT bertanding?"
"Panahan 30 menit lagi, untuk adu penalti paling akhir jam 4 sore." Jawab Herin.
Kemudian beberapa jam berlalu dengan sangat lambat.
Mata Leean terasa berat, beberapa kali kepalanya terjatuh ke belakang karena kantuk, dan sekarang ia merasakan seluruh tubuhnya pegal karena harus duduk di kursi keras selama berjam-jam.
Perempuan itu lalu memeriksa jam di ponsel yang masih menunjukkan pukul 10.30 di mana matahari seharusnya bersinar terik, tapi karena sekarang musim hujan, mendung membuat suasana kota sedikit gelap.
Herin tadi berkata perlombaan ISAC biasanya berakhir ketika matahari terbenam.
Berarti masih lama. Dan kini baterai ponsel Leean bahkan sudah hampir habis karena sedari tadi ia gunakan untuk mengecek sosial media dan bermain game. Leean kemudian memutuskan untuk menyimpan benda persegi pintar itu ke dalam tas, untuk menghemat baterai. Lalu sebagai ganti membunuh bosan, Leean kembali mengangkat teropongnya untuk mengamati NCT di tepi lapangan.
"Omong-omong aku lupa bertanya tadi." Herin menoleh, menatap Leean yang berada di sampingnya. Leean bisa melihat banyak lipatan terbentuk di dahi temannya itu, "Apa alasanmu ikut melihat ISAC bersamaku? Apa kau menyukai NCT juga?"
