Reality Show

112 5 0
                                    

Phase 1.

Arlyn

Weekend yang padat!

Mungkin itulah yang Arlyn rasakan hari ini, kenapa?

Karena di hari Sabtu begini tidak ada libur baginya, disaat orang-orang sedang menikmati liburan 1 hari mereka, Arlyn malah terjebak dengan client yang super bikin pusing. Datang ke tempat janjian telat 2 jam, dan hingga saat ini masih belum menentukan gaun yang akan dipakai sang tamu di hari pernikahannya padahal Arlyn sudah mengirimkan katalog gaunnya seminggu yang lalu, trik ini bertujuan untuk mengefisiensi waktu Arlyn dan sang pelanggan sebenarnya. Dan yang paling mengerikan, ternyata sang calon pengantin wanita sedang hamil, Arlyn ingin membatalkan saja kerja-sama ini. Pasangan ini berdebat terus masalah gaun pengantin, yang pria nggak mau gaunnya ketat mengempit perut biar calon anaknya nggak sesak didalam perut ibunya. Yang wanita nggak mau pakai baju tertutup, katanya gaunnya harus menunjukkan lekuk tubuhnya yang sudah sedikit berisi. ada-ada saja dunia. Sudah hamil dulu baru nikah, yang dipikirin apa coba?

" Yang mau nikah aku atau kamu sih?" debat si calon pengantin wanita yang bernama Adrina itu, pertanyaan itu sebenarnya cukup membuat Arlyn ingin melarikan diri dari situasi ini.

" kita yank, Kita yang mau nikah. Jadi dengerin aku yaa,, kasihan babynya nanti kalau kamu pakai gaun yang nggak ada lengannya. entar masuk angin bagaimana?" si calon pengantin pria yang mengaku bernama Sam itu membujuk tunangannya dengan lembut.

Ada begitu ya,, sudah hamil sebelum nikah, masih saja pernikahannya mewah banget. Dimana-mana itu MBA ya buru-buru terus tertutup, kalau pun mau nikah mewah kehamilan ceweknya nggak diumbar-umbar kemana-mana. Lah, pasangan ini malah kayaknya bangga dan seneng banget. Apalagi yang cowoknya, duhh... bangga banget pokoknya. Tahu darimana Arlyn nikahannya mewah banget? weh, tentu saja karena pasangan ini memesan 2 gaun yang super-super mahal (inget masalah katalog, disana ada daftar harga gaunnya dan meski belum memilih gaun mana yang mau dipake, tapi mereka sudah mematok harga) yang katanya 1 buat pemberkatan, 1 nya lagi buat resepsi. Dan jangan lupa, undangan yang dia dapat barusan, bertakhtakan tinta emas di ke-dua nama pengantin. Duh, bener-bener deh.

" Ayo dong Yank, kasihan Mbak Arlyn-nya sudah nungguin daritadi." bujuk si Sam lagi, untung saja ini calon manten pria-nya waras yak.

" siapa suruh tadi kamu pakai acara ngidam segala?" Arlyn menepuk dahinya mendengar jawaban sang calon manten wanita, si calon manten cowok hanya bisa tersenyum canggung ke arah Arlyn dan dibalas Arlyn dengan senyuman maklum yang dipaksakan. Ya wajar si ya, wanita hamil sensitif jadi ya sudahlah. Arlyn agak sedikit terhibur sebenarnya dengan tingkah kocak pasangan ini, jadi alasan mereka terlambat ke pertemuan ya karena si cowoknya lagi ngidam. romantis sekali.... cowoknya yang ngidam, ceweknya yang moody-an. berbagi rasa tak nyaman itu bagus. Pendapat Arlyn setelah melihat pasangan ini.

" gini aja deh Yank, pemberkatan pakai gaun yang tertutup ya,, nanti kalau di resepsi kamu boleh deh pakai gaun yang sedikit terbuka, sedikit saja tapi ya..." usul si calon manten pria bijak, dalam hati Arlyn memuji kemampuan negosiasi si pria termasuk caranya menenangkan sang calon istri.

Akhirnya nemu juga itu 2 gaun, dan thanks to Sam yang berhasil membujuk calon ibu dari anak-nya itu. Mereka akhirnya menemukan gaun yang dari atas sampai bawah tertutup banget, dan 1 lagi gaun tanpa lengan yang masih terkesan tertutup sih karena yang dipamerkan cuma lengannya aja.

Dulu Arlyn sangat suka membayang-bayangkan bagaimana gaun pernikahannya nanti dan melukiskannya diatas buku tulisnya semasa sekolah, dia membayangkan gaun-gaun pernikahan didalam otaknya dan kemudian mencoba menuangkannya dalam gambar. Ayahnya yang melihat potensi itu-pun mengusulkan Arlyn untuk masuk jurusan Desainer ketika kuliah, dan bamb! ide itu-pun sukses. Arlyn diterima disalah-satu sekolah desainer terkenal di Prancis dan menetap disana selama 6 tahun. 1 bulan setelah menamatkan kuliahnya, dia berhasil diterima disalah-satu brand ternama dinegara itu, dan 2 tahun setelahnya Arlyn menjadi desainer senior yang dihormati berbagai kalangan. Baru kemudian dia memutuskan pulang ke Indonesia untuk membuka butik dan brand nya sendiri. Arlyn itu sebenarnya desainer khusus gaun pengantin, ingat alasan yang membuatnya jadi desainer. Tapi dalam perjalanan karirnya, Arlyn juga bisa mendesain gaun-gaun pesta lainnya. Setiap mau mendesain gaun pengantin dan gaun pesta, Arlyn selalu membayangkan bahwa yang akan menggunakan gaun itu adalah dia, sehingga dia selalu membuat yang terbaik untuk dirinya.

A Partner to StartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang