Miracle

43 3 0
                                    

Phase 1

Arjevan

Jevan menyambut para tamu undangannya dengan hangat, mereka adalah orang-orang yang dikenalnya, para orangtua dari siswa sekolah musiknya, dan orang-orang lain yang penasaran dengan konser promosinya karena iklan yang dipasang oleh tim Jevan. Konser ini tidak terlalu megah, ya karena memang diniatkan untuk menjadi ajang promosi AMS bukan khusus konser.

"Jev," Jevan mengalihkan pandangannya ke arah suara yang memanggil namanya tersebut. Ada Arlyn disana. Jevan segera menghampiri Arlyn dengan senyuman.

"Sama siapa datangnya?" Tanyanya.

"Sendiri." Jawab Arlyn singkat.

"Udah sarapan belom? Mau mampir ke backstage dulu nggak?" Tawar Jevan kepada Arlyn.

  "Nggak usah deh, tadi udah sarapan juga." Tolak Arlyn yang diangguki maklum oleh Jevan.

  "Oh, yaudah, kamu bisa langsung masuk aja. O iya, kursi kamu di barisan kedua, paling depan. Sengaja disiapin khusus buat kamu. Nanti barengan sama Sam dan istrinya, ya." Kata Jevan memberitahu. Arlyn mengangguk tanda mengerti.

"Okay, jadi aku langsung masuk nih." Kata Arlyn lagi.

  "Ya kalau kamu mau, kamu boleh disini nemenin aku nyambutin tamu." Kata Jevan lagi, sebenarnya dia serius, tapi Arlyn menanggapinya sebagai candaan, dan Arlyn hanya membalasnya dengan tawa canggung.

  "Mas Jevan." Seorang perempuan muda yang tampak memakai tongkat tersebut menghampiri Jevan, dimana Jevan membalasnya dengan senyum lebar

  "Eh, Har. Kok dateng? Udah baikan?" Tanya Jevan kepada perempuan yang bernama Harla itu.

  "Udah mendingan, Mas. Tadi aku dilarang sih sama Mama, tapi aku pengen banget lihat Mas Jevan tampil diatas panggung. Mas Jevan tampil kan?" Tanya Harla

  "Dasar bandel." Kata Jevan, dimana ia menjentikkan jarinya ke dahi Harla.

  "Awh! Sakit, Mas!" Protes gadis muda tersebut.

"Mas kan kemarin udah bilang, Har. Nggak usah dipaksa datang, kaki kamu belum pulih tuh." Omelnya, omelan tersebut hanya dibalas cengiran oleh Harla. Jevan yang gemas akan tingkah Harla mengacak rambut gadis itu.

  "Jangan diberantakin, Mas. Ini nge-kriwilannya 1 jam tau." Protes Harla lagi. Protesannya tersebut membuat Jevan tertawa puas. Tanpa mereka sadari, interaksi tersebut membuat seseorang resah dipintu masuk sanggar.

  "Harfif mana? Nggak datang doi?" Tanya Jevan,

  "Mana mungkin Harfif nggak dateng, Mas? Kalau dia nggak dateng ya aku mana bisa sampai disini?" Harla membalas pertanyaan Jevan dengan pertanyaan juga.

  "Ya terus, anaknya mana, Harla...?" Kata Jevan gemas.

  "Lagi markirin mobil." Balas Harla seadanya.

   "Ngomong dong daritadi, Neng."

   "Jev, siapa?" Arlyn yang tiba-tiba berdiri disamping Jevan mengejutkan Jevan dengan pertanyaannya.

   "Kok kamu muncul tiba-tiba? Bikin jantungan tau, nggak?" Protes Jevan, Arlyn hanya menatapnya sinis.

    "Ah, dia Harla. Kamu inget nggak cowok yang nemenin aku pas nikahannya Sam? Nah, Harla ini kembarannya." Jawab Jevan setelah melihat tatapan tajam Arlyn,

Kenapa deh?

  "Har, ini Arlyn. Temen Mas." kata Jevan memperkenalkan Arlyn dan Harla. 

A Partner to StartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang