Phase 1
Arlyn.
"Besok, gue boleh ikut ke acaranya Jevan nggak, Lyn?" pertanyaan dari Aksa membuat Arlyn membeku. Aksa mau ikut? ya, boleh aja,sih. Tapi kan, hubungan Jevan dan Aksa tidak begitu baik, sampai sekarang Arlyn bingung tuh kenapa mereka berdua ini tidak akur.
"Ehm, gimana ya? Kenapa lo nggak nanya sama Jevan tadi?" Kata Arlyn bingung.
"Gue mau datengnya sebagai teman lo, bukan teman Jevan. Kan lo diundang tuh, kan biasanya yang diundang bebas bawa temannya siapa aja, kan?" Kata Aksa lagi, ya betul juga.
"Maksudnya lo mau kesana bareng gue? Sebagai gandengan gue, gitu?" Arlyn mengulangi perkataan Aksa dengan pertanyaan untuk memastikan bahwa dia tak salah mengerti ucapan Aksa.
"Ya, bisa dibilang gitu." Kata Aksa lagi.
"Ehm, gimana ya? Entar gue kabarin deh, ya." Putus Arlyn yang disetujui oleh Aksa. Disuruh menunggu keputusan itu lebih baik daripada tidak dikasih jawaban sama sekali, kan?
"Oh, iya. Gue cabut deh, kan lo masih mau pemotretan, kan? Gue juga mau istirahat." Aksa akhirnya pamit untuk pulang.
"Ok. Hati-hati, ya."
Aksa mengemas bawaannya dan bersiap pulang,
"Mbak, Mas Jevan tadi kesini, nggak?" Dria yang tidak menyadari keberadaan Aksa berkata demikian ketika ia memasuki studio.
"Eh, ada Mas Aksa toh." Begitu katanya ketika melihat Aksa didalam studio.
"Hey, Dria. Gue udah mau pulang, kok." Kata Aksa.
"Oh, Okay." Perasaan Arlyn saja, atau memang Dria yang mencoba bersikap cuek terhadap Aksa?
"Kalau gitu, gue balik dulu ya, Lyn. Bye." Ucap Aksa dan diangguki oleh Arlyn, Dria menjauh dari arah pintu masuk untuk memberi akses keluar untuk Aksa.
"Dria, tolong jaga Arlyn ya," pesan Aksa ke Dria.
"Ehm, iya."
Sumpah! Arlyn bingung dengan sikap Dria yang aneh.
Aksa melangkahkan kakinya keluar dari studio dan Dria yang melangkahkan kakinya masuk ke studio.
"Pemotretan dimulai jam berapa, Mbak?" tanyanya sambil menaruh tas selempangnya dilantai studio dimana mereka biasa menaruh barang-barang mereka.
"belum tahu nih, Wenny sama Avirca belum naik lagi." jawab Arlyn dan dibalas 'oh' oleh Dria.
Tak lama setelahnya, Avirca, Wenny, dan staff lainnya memasuki studio dan pemotretan dilanjutkan kembali hingga pukul 5 sore.
"Dria, kunci rumah Jevan jadi diambil, kan?" tanya Arlyn setelah ia selesai mengganti pakaiannya.
"Lah, kan udah diminta sama Mas Jevan tadi, Mbak." Jawab Dria dengan nada suara yang bingung.
"Loh, bukannya dia langsung pergi?"
"Kata siapa Mas Jevan pergi lagi emangnya, Mbak? orang Mas Jevan dirumah kok sekarang. Pas tadi ketemu udah pake baju rumah." Jawaban Dria membuat Arlyn berfikir keras, jadi apa maksudnya Jevan masih sibuk seperti yang ia katakan tadi siang?
"Ah, cuma ganti baju aja kali. orang tadi bilangnya mau pergi lagi, kok." kata Arlyn yang meragukan ucapan Dria.
"mending Mbak kebawah deh buat lihat langsung." jawaban Dria membuat Arlyn sempat tergugu ditempatnya, apa sekarang Jevan menjaga jarak dengannya setelah melihat Aksa yang menemuinya tadi siang?
Mengumpulkan barang-barangnya secara asal, Arlyn bahkan sampai melupakan bahwa masih ada Avirca dan Wenny distudionya yang membereskan peralatan-peralatan yang mereka gunakan untuk pemotretan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Partner to Start
RomanceHighest rank: rank 1 dalam ericnam rank 8 dalam desainer Everything starts again.. Kisah tentang mereka yang mempunyai masalalu yang sulit dijelaskan.