Phase 1
Arlyn
"Seorang guru musik di daerah Jakarta Barat dikabarkan melakukan pelecehan seksual terhadap salah seorang siswinya. Hal tersebut membuat sang siswi kini mengalami trauma dan tidak mau keluar dari kamarnya, siswi yang tidak disebutkan namanya tersebut mengaku mengalami pelecehan ketika kelasnya sedang berlangsung. Orangtua dari korban akhirnya melaporkan kasus pelecehan tersebut kepada pihak berwajib dan tersangka kini sedang dimintai keterangan oleh polisi."
Arlyn mengalihkan pandangan dari ponselnya kearah televisi kamar hotelnya yang kini sedang menampilkan berita terkait pelecehan seksual yang terjadi disalah satu sekolah musik, berita tersebut mengingatkannya pada Jevan yang juga bergelut dibidang tersebut. Sekolah yang dimaksud bukan AMS kan? Arlyn sedang berada di Bali saat ini untuk menghadiri sebuah workshop yang diadakan oleh persatuan desainer Indonesia, jadi dia belum bisa mendapatkan kepastian tentang kasus yang barusaja disiarkan di TV. Arlyn mematikan TV dan memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Sudah di Bali, tidak mungkin tidak jalan-jalan, kan?
Arlyn memeriksa ponselnya sebelum ia benar-benar keluar dari kamarnya, tidak ada satupun pesan dari Jevan, hal tersebut membuat Arlyn tenang. Berarti yang tadi diberitakan di Tv bukan AMS, karena kalau iya, Jevan sudah pasti akan segera memberitahunya. Pria itu selama sebulan terakhir ini mempunyai hobby baru, yaitu melaporkan hal-hal yang dialaminya. Begitupun dengan Aksa, entah apa yang terjadi dengan ke-dua pria itu belakangan ini. Seolah-olah sedang berebut untuk mencari perhatian dari Arlyn.
"Gue lagi di Thailand nih, Krabi bagus! kapan-kapan lo harus kesini, Ar." Pesan dari Aksa. ya, begitulah. Pria itu akhir-akhir ini suka menginfokan jadwal penerbangannya dan daerah-daerah mana yang ia kunjungi selama penerbangan.
"Lo masih di Bali? besok gue udah pulang ke Jakarta, lo kapan pulang?" tambah Aksa lagi lewat pesan singkat.
"Hari Minggu gue pulangnya. Liburan dululah." Balas Arlyn, setelahnya ia benar-benar meninggalkan kamarnya untuk menikmati liburan singkatnya.
Tepat pukul 6 sore, Arlyn kembali ke hotelnya setelah menyantap beberapa jajanan khas Bali. Sekali lagi, ia memeriksa ponselnya, dan tak ada pesan dari Jevan. Kemudian dia menyadari, ternyata terakhir kali mereka saling mengabari adalah 3 hari yang lalu. Bahkan pesan Arlyn yang mengabarkan bahwa ia sudah tiba di Bali kemarin belum menerima balasan hingga saat ini.
Telvon nggak ya? Arlyn bergulat dengan pemikirannya sendiri. Bisa-bisanya pria yang rajin memenuhi kotak masuk pesan Arlyn itu absen mengabarinya, apa terjadi sesuatu? Apa dia sedang sibuk? Apa dia lagi sakit?
"Take your time," itu pesan dari Aksa, Arlyn merebahkan tubuhnya dikasur dan mulai menutup mata. Mengantuk!
Lagi dan lagi, Jevan tidak membalas pesan Arlyn. Padahal ia sudah menginfokan bahwa ia akan pulang hari ini, ia menatap ponselnya sebal. Sebenarnya kemana pria itu? sudah seminggu ia menghilang tanpa jejak. Apa yang terjadi sebenarnya? ia menatap pintu keluar terminal 3 bandara Soekarno-Hatta lekat-lekat, menimbang haruskah ia segera keluar atau singgah dulu di coffee shop? atau haruskah ia meminta Alfy untuk menjemputnya atau pulang naik taksi? bergulat dengan banyak pemikiran anehnya, Arlyn melangkahkan kakinya ke coffee shop terminal 3 ini. Ia duduk disudut ruangan dengan segelas latte dihadapannya, sesekali ia memeriksa ponselnya, berharap sesuatu yang indah datang darinya. Tidak ada, selain:
"Kak, udah landing belom? Bang Aksa kecelakaan, kakinya patah dan lagi dirawat di Rumah Sakit sekarang. mau jengukin nggak?" pesan dari Alfy tersebut membuat Arlyn terburu-buru menghabiskan kopinya dan segera keluar dari coffeshop tersebut. Ia memesan taksi bandara dan menyebutkan alamat yang akan ia tuju. Bukan Rumah Sakit tempat Aksa dirawat, tapi kerumahnya. Sebelum menjenguk Aksa, dia perlu berganti pakaian kan? dan tidak mungkin juga dia membawa koper ke Rumah Sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Partner to Start
RomanceHighest rank: rank 1 dalam ericnam rank 8 dalam desainer Everything starts again.. Kisah tentang mereka yang mempunyai masalalu yang sulit dijelaskan.