MOMENT OF ALWAYSNESS

103 5 0
                                    

 Phase 1

 Jevan, 

 10 Agustus 2019, 

  Jevan mengeratkan dan merapikan ikatan dasi dilehernya dengan bantuan cermin didepannya, Jevan tidak meminta bantuan keluarganya untuk membantunya karena ia tahu mereka juga sibuk dengan diri mereka sendiri-sendiri, apalagi sang Ibu yang sekarang masih ditangani oleh Hairstylist, Jevan mengingat-ingat kembali sumpah yang harus ia ucapkan hari ini, dia tidak mau terlihat gugup jadi dia mengulanginya selama berkali-kali. 

  Setelah melewati banyak masa sulit, akhirnya, dihari ini, Jevan akan membawa Arlyn ke Altar untuk menerima pemberkatan. Sungguh Jevan tidak pernah membayangkan bahwa ia akan berhasil hingga sejauh ini mengingat cintanya yang dulu bertepuk sebelah-tangan dan beberapa permasalahan yang sempat membuat hubungan mereka merenggang. Ketika  Jevan sedang sibuk membaca buku tentang pernikahan, kedua saudaranya memasuki kamarnya. 

  "Nggak nyangka ya, Bang, malah anak tengah duluan yang nikah, harusnya Kak Jevan bayar uang pelangkah tuh sama Bang Rajev." Jevin menggodanya, Rajev terkekeh, 

  "Jadi kira-kira, berapa duit yang harus gue minta sebagai uang penalti karena udah langkahin gue?" Rajev tak mau kalah, mereka berdua tampak sangat bahagia menjahili si pengantin pria. 

  "Udah gue kasih saham AMS, kurang apalagi coba?" komentar Jevan, 

  "Enak aja, itu gue beli, yaa.. lo mana mau ngasih gratis ke gue?" protes Rajev tak terima, Jevin mengambil buku yang baru saja dibaca oleh Jevan, 

   "Gila! bacaannya udah beginian ternyata," komentarnya, 

   "Harusnya lo juga udah mulai mikir tentang pernikahan, inget! umur kita sama semua," balas Jevan, ia berkata demikian sambil memakaikan sepatu dikakinya. 

   "Itu mah elo yang ngelanggar komitmen sendiri," sindir Rajev, Jevan terkekeh, benar, dia memang yang melanggar komitmennya yang tidak akan menikah dibawah usia 30 tahun, lihatlah dia sekarang, dia baru berusia 28 tahun tapi sudah akan menikah hari ini. 

  "Pengaruhnya Arlyn terlalu kuat, bang, makanya Kak Jevan sampai rela ngelanggar komitmennya sendiri." ledek Jevin, 

  "Ya, gimana, nama Arlyn aja udah bisa bikin dia sembuh." sambung Rajev, Jevan berdecak sebal, kedua kembarannya ini sepertinya sepakat untuk menjahilinya hari ini. Hari ini mereka berperan sebagai bestman-nya Jevan bersama dengan Sam, sahabatnya yang merupakan ipar dari Aksa, saingannya dulu, dan tentu saja asistennya yang sangat tampan bernama Erga itu juga turut meramaikan rombongan bestmennya,  ia juga sempat menawari Harfif, tetapi sibungsu diantara mereka ber-3 itu menolak setelah mengetahui anggota-anggotanya, ia selalu ter-bully jika sudah digabungkan dengan Rajev dan Jevin, 

  "Yok lah, udah ditungguin keluarga dibawah." Rajev pun mengajak Jevan turun kelantai 1, dimana semua keluarga berkumpul. Dengan diapit oleh Rajev dan Jevin, Jevan menuruni anak tangga dengan hati-hati. 

  "Woee!! lepasin dulu gue-nya, ditangga jalan ber-3, yang ada bingung udah nginjak anak tangga apa belom!" protes Jevan, dihari bahagianya ini tentu saja kedua saudaranya itu tak akan membiarkan dia lolos begitu saja, pasti ada hal yang akan mereka lakukan agar Jevan kesal dan mengamuk, Rajev dan Jevin hanya terkekeh melihat Jevan yang misuh-misuh.  

  The real brothership, bruh!!

 Setelah melakukan beberapa upacara dirumah, Jevan dan keluarganya menjemput Arlyn kerumahnya untuk menerima pemberkatan digereja. Tak henti-hentinya Jevan mengagumi Arlyn yang tampak anggun dengan gaun putihnya. 

  Mereka mengucapkan janji setia dihadapan Tuhan dengan seorang Pendeta sebagai saksinya beserta dengan keluarga mereka berdua, Jevan bahkan tidak bisa menahan airmatanya saat memakaikan cincin pernikahannya dijari manis Arlyn. 

A Partner to StartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang