Phase 1
Alvy
Aksa terdiam dikamarnya setelah ditinggal pergi oleh Arlyn, seperti yang dikatakan oleh Arlyn, Aksa memang terlalu nekat mengungkapkan perasaannya disaat dia baru saja tertangkap basah sedang berciuman dengan wanita lain. Harusnya Aksa menunggu waktu yang tepat dimana Arlyn mungkin sudah akan melupakan kejadian itu. Tapi apa lagi yang perlu disesali? nasi sudah berubah jadi bubur. Alvy duduk dikasurnya sambil menghela nafas, seperti sedang berusaha menenangkan dirinya sendiri dan juga Aksa. Ia juga melakukan itu agar Aksa menyadari keberadaannya dan memberikan perhatian kepadanya.
"Everything isn't going smooth, is it?" tanya Alvy setelah berhasil mengalihkan perhatian Aksa dari selimutnya,
"She's going home now, it means something doesn't go well." lanjutnya.
"Sebagai seorang adik dari seseorang yang lo sukai, ternyata sulit ya, Bang. Kenapa harus Kakak gue sih, Bang?" tanyanya lagi, Aksa menatap Alvy dengan perasaan bersalah.
"Gue minta lo buat keluar bukan buat nguping ya, Vy. Sama aja kek bukan bicara 4 mata namanya." protes Aksa yang tidak terima dengan tindakan Alvy.
"Mohon maap aja nih, Bang. Yekali gue ninggalin Kakak gue sendirian dikandang macan yang b ketahuan abis nyergap mangsa. Kalau Kakak gue disergap juga gimana? rugi di guelah." Alvy menyampaikan segala unek-uneknya, Aksa hanya bisa membuang nafasnya kasar setelah mendengar sindiran keras dari Alvy.
"Lo pernah kepikiran nggak sih, alasan Kak Arlyn pulang ke Indonesia apa? padahal karirnya di Prancis udah stabil," pertanyaan dari Alvy kembali membuat Aksa berfikir. Alasan apa kiranya yang paling logis? bisnisnya?
"Bukannya karena dia pengen bikin brand-nya sendiri?" tebak Aksa, ya memang sejauh ini, itu adalah alasan paling logis yang pernah diucapkan oleh Mama-nya Arlyn.
"Salah satu alasannya sih itu, tapi ada alasan yang lebih kuat. Gue aja sekarang masih nggak nyangka, setelah kejadian itu Kak Arlyn masih mau terbuka sama cowok dan nggak trauma sama sekali, mungkin karena ikhlas kali ya." Alvy memulai sesi ceritanya tentang masa lalu Arlyn yang membuat Aksa penasaran.
"Atau dia terlalu terbuka sama cowok itu karena dia udah mati rasa? maksud gue, Kak Arlyn udah nggak peduli lagi sama romansa-romansa gitu." Alvy yang bertanya ia pula yang menjawab, ingin sekali Aksa mengusirnya dari kamarnya sekarang, tapi dia masih sangat penasaran dengan masa lalu Arlyn.
"Jangan diam aja dong, Bang. Kasih respon kek." Alvy mengomeli Aksa yang tampak seperti tidak memberikan respon apapun.
"Lo bisa nggak sih, Vy, lanjut aja ceritanya? gue ngasih lo kesempatan bicara, biar enak dengerinnya bukannya nggak ngasih lo respon apa-apa. lo nggak lihat nih rasa penasaran yang terlukis diwajah gue?" Balas Aksa sambil memprotes tindakan semena-mena Alvy yang tidak menyelesaikan ceritanya.
"Yeu,, ngomong dong kalau situ penasaran. Kan aing kagak perhatiin ekspresi wajah situ."
Aksa menaikkan alis kanannya sebagai respon atas ucapan unfaedah Alvy, Alvy yang melihat itu langsung cepat-cepat melanjutkan ceritanya, takut diusir oleh Aksa, padahal motornya udah dibawa pulang oleh Arlyn. O iya, nanti Alvy pulang gimana dong?
"Alasan Kak Arlyn pulang ke Indonesia sebenarnya karena mau Move On. Harusnya tahun ini Kak Arlyn udah nggak single lagi kalau saja dia jadi menikah tahun lalu." Cerita Alvy, Aksa menjadi sangat terkejut karenanya, Arlyn pernah gagal menikah? Alvy membiarkan Aksa menetralkan dirinya terlebih dahulu sebelum kembali melanjutkan ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Partner to Start
RomanceHighest rank: rank 1 dalam ericnam rank 8 dalam desainer Everything starts again.. Kisah tentang mereka yang mempunyai masalalu yang sulit dijelaskan.