5

9.3K 888 58
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Selamat membaca 😊

Jangan lupa pencet ⭐ ya kakak.

Tentang masa lalu, semua orang punya cara masing-masing untuk melupakannya, ada yang butuh waktu lama, bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup untuk sekadar lupa, dan ada juga yang sebaliknya. Mereka bisa melupakannya dalam waktu yang terbilang singkat, bukan karna sudah tak ada rasa lagi melainkan rasa ikhlas terhadap sesuatu yang telah pergi. Karna ikhlas adalah kunci untuk melepas sesuatu yang tak akan pernah bisa kembali dan kita gapai lagi.

Tapi bagaimanapun itu, yang namanya masa lalu tetap akan abadi, tidak bisa dihapus atau diperbaiki. Kita hanya bisa meninggalkannya di bawah kaki, yang akan mengikuti ke manapun kita melangkah pergi.

Tentang aku dan Mas Aga. Aku tidak tahu Mas Aga berada di bagaian yang mana, yang cepat lupa atau yang butuh waktu lama, karna sampai sekarang, seminggu pernikahan kami. Kita hanya berbicara seperlunya saja. Tidak ada obrolan yang menjurus pada masa lalu masing-masing. Kami hanya berbicara dengan topik tidak jauh-jauh dari putranya, Keanu.

Keanu seolah menjadi tali sambungan diantara kami, tanpa dia kami seolah orang lain yang tinggal di bawah atap yang sama, dan tanpa adanya dia, sudah pasti aku tidak akan menjalani hubungan ini. Untuk saat ini.

Hari ini Mas Aga sudah mulai masuk kantor kembali, kemaren malam saat kami akan tertidur dia mengatakan hal itu padaku.

Karna hal itu juga aku bangun lebih pagi dari biasanya, ini kali pertama aku melepas seorang suami pergi bekerja.

Sebisa mungkin aku menjalankan tugasku sebagai wanita di rumah ini, bukan hanya sebagai istri tapi juga sebagai ibu. Aku sadar yang menikahiku bukan lelaki bebas sebelumnya, dia sudah punya buah cinta dengan istri terdahulu.

Aku menyiapkan semua perlengkapan Mas Aga, jika di awal pernikahan aku membiarkannya menyiapkan pakaiannya sendiri, maka sejak ibu menyentilku hatiku saat makan kala itu, tugas itu kuambil alih. Karna sekali lagi aku tanamkan dalam hati yang bimbang ini kalau sekarang aku sudah menjadi seoarang istri. Istri dari Langit Jingga Pratama. Bukan Sadam Danuarta.

"Nanti kalau kamu udah jadi istri Mas, kamu bakalan siapin baju mas juga, Na. Jadi untuk sekarang latihan dulu, lah ya."

Tiba-tiba saja bayangan masa lalu saat Mas Sadam menggoda menari dalam otakku. Saat itu aku sedang membantunya mengemas beberapa pasang bajunya yang tertinggal di rumah ibu.

"Yakin bener aku yang jadi istrinya mas."

"Iya dong," katanya dengan percaya diri, "dari dulu, kan aku yang berjuang, Na. Kamu pernah dengarkan usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Aku percaya kata itu."

Meskipun saat itu aku tidak pernah menunjukan lampu hijauku utuknya tapi dia selalu berusaha.

Aku wanita dan selayak kondratnya, sekeras apapun hatiku saat itu bila ada seseorang yang memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh, memperlakukanku layaknya harta berharga tentu kan luluh juga.

Usaha Mas Sadam berbuah manis saat aku menerima ajakannya meraih surga bersama. Tapi sayang seribu sayang usahanya tak di Aamiinkan penulis takdir dan tak di restui semesta, aku menikah ... tapi bukan dengannya. Usahanya dihempas begitu saja saat sang takdir mulai berkerja.

Lalu Aku, Aku berada di posisi paling dilema. Dalam hatiku aku mencap diri sebagai penghianat sejati, tapi saat melihat wajah Keanu lagi-lagi aku tersadar. Saat takdir sudah bermain aku bisa apa?

"Dek." Panggilan nan lembut itu kembali menarikku dari ingatan masa lalu.

Mas Aga baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkari tubuhnya dari pusar ke bawah, aku terkesiap melihatnya. Kualihkan pandangan untuk mengurangi rasa gugup yang melanda.

Ada Surga di Rumah kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang