Bismillahirrahmanirrahim
Abang Keanu cambek!!!
Ada yang rindu?
Jangan lupa pencet ⭐ dan komentar yang banyak ya kakak
Yang belum follow, ayo dong di follow akunku
Selamat membaca😉
***
Pukulan tangan kecil yang singgah di pipi membuat tidurku terusik. Mencoba berkilah dan melanjutkan tidur kembali tapi lagi-lagi pukulan itu terasa, kali ini diikuti oleh jari mungil yang kurasakan masuk ke dalam lubang hidung.
"Hmmm," aku menggeram merasa terganggu.
"Jangan ganggu Ibu tidur, Nak." Sahut suara berat yang berhasil membuat mataku perlahan mulai terbuka.
Hal yang pertama kali kulihat adalah wajah Keanu yang tersenyum riang karna berhasil membuatku membuka mata, lalu di susul dengan senyum manis yang sering kali tercipta untukku, tapi kali ini terlihat berbeda. Entah kenapa aku merasa senyum ini begitu lepas dan sampai ke mata.
"Sudah bangun?" Suara berat kembali terdengar, membuatku tersadar dari menikmati senyum secerah matahari pagi itu.
"Hm,"jawabku singkat, kulihat jam dinding yang menunjukan pukul setengah tujuh, aku tidak percaya aku bisa bangun sesiang ini, tapi saat ingat alasan dibalik semuanya, tiba-tiba saja wajahku terasa panas, apalagi saat kembali melihat ke arah Mas Aga yang masih menatap intens padaku.
"Sudah, tidak apa-apa," katanya dengan tangan terulur merapikan rambutku yang mungkin sekarang terlihat berantakan, aku tidak sempat memikirkan penampilan, karna setelah subuh tadi aku lansung tidur karna kelelahan.
"Malu," kataku sambil menutup wajahku dengan kedua tangan.
Dengan lembut Mas Aga menariknya dan secara tidak lansung itu membuat Keanu tertawa karna dipikirnya aku sedang menggodanya, bermain cilubba.
Tawanya menular pada Mas Aga, aku yang gemas membawa tubuh mungilnya agar berbaring di atas dadaku yang baru kusadari hanya tertutup kaos kebesaran kepunyaan Ayahnya Keanu.
"Ba ba bu bu baa," celoteh Keanu sambil bergerak menuju wajahku yang membuatku mau tak mau meringis karna tubuhnya sepenuhnya menimpa dadaku, sebelumnya aku biasa saja, tapi entah kenapa pagi ini aku merasa sedikit nyeri di sana.
"Jangan timpa badan, Ibu, Bang. Masih nyeri semua itu," kata Mas Aga sambil mengangkat kembali tubuh Keanu dan meletakannya berbaring tepat di sampingku, di tengah-tengah kami.
Perkataanya itu lagi-lagi membuat wajahku memanas. Mas Aga memang tak memberiku ciuman pagi hari romantis seperti yang sering para suami lakukan untuk istrinya di novel yang kubaca, tapi semua ucapan, tatapan dan raut wajahnya pagi ini begitu menbuatku terlena.
"Malu lagi?" tanyanya seakan paham dengan perubahan warna wajahku.
Aku mengangguk singkat, terlalu malu untuk sekedar berbicara pendek dengannya.
"Kenapa?"
Jangan tanya kenapa Mas, aku yakin kamu sudah tahu!
"Malu kenapa, Dek?" tanyanya untuk kedua kali.
Aku mengangkat wajahku yang sedari tadi menatap ke arah Keanu, aku tidak berani menatapnya.
Ini serius dia tanya kenapa aku malu?
"Dek," panggilnya sekali lagi.
Kali ini mau tidak mau aku menjawab dengan nada mencicit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Surga di Rumah kita
SpiritualDia yang berjuang kamu yang menang, dia yang menanam kamu yang memanen, bukankah itu tidak adil? Tidak adil menurutku, tapi sangat adil untuk-Nya, maaf karna sempat mendiami dulu. Aku harusnya sadar saat takdir bermain semuanya pasti akan menemukan...