Bismillahirrahmanirrahim
Ada yang nungguin cerita ini? Absen dulu dong dari mana aja? Ada yang orang minang ngak? 🤗
Jangan lupa pencet ⭐ ya kakak, koment juga, yang belum follow, kuy di follow biar tahu perkembangan ceritaku.
Selamat membaca
Serupa tapi tak sama.
Kutatap lekat-lekat perempuan yang sekarang menangis pilu dalam pelukan Mama Sukma. Dia cantik, secantik wanita di foto pernikahan yang pernah terpajang indah di ruang tamu rumah ini.
Maafkan aku yang begitu tidak sopan memandang seseorang di awal pertemuan sekentara itu. Aku ... hanya ingin memastikan sesuatu, siapa sebenaranya wanita itu, kenapa tiba-tiba saja datang dan menangis dalam pelukan suami dan ibu mertuaku.
Suara isakannya masih terdengar, aku memandang punggung indah itu, mengabaikan gerakan tangan Keanu yang sedari tadi mengajakku bermain. Mungkin karna tak kuhiraukan Keanu akhirnya menyerah dan memilih memainkan ujung Khimarkan dengan posisi kesukaannya, kepala bersandar di dadaku.
Tatapanku beralih pada mata Mas Aga, setelah tanya lewat tatapan mata tadi, kurasa tak sekalipun dia berhenti menatapku, dia mengikuti semua gerak-gerikku, seolah mengatakan ... 'maaf, Mas bisa jelaskan.'
Telat ... hatiku seolah sudah mempunyai kesimpulan.
Tadi ... setelah mata kami bertemu pandang kulihat Mas Aga dengan perlahan mulai melepaskan rengkuhan tangan wanita itu di pinggangnya, dia tak bicara banyak, hanya saja dalam setiap gerak-geriknya pandangan matanya tak pernah lepas dariku dan dapat kurasakan untaian kata 'maaf' terus bertalu.
Aku mengalihkan pandangan, tidak sanggup rasanya menatap wajah penuh rasa bersalah itu? Ada apa sebenarnya? Kenapa Mas Aga menatapku seperti itu? Apa arti tatapannya?
Apa dia merasa bersalah karna sudah menarikku dalam hubungannya yang belum usai di masa lalu? Entahlah! Yang jelas aku butuh penjelasan, bukan hanya tatapan dengan insyarat kata maaf itu.Pandanganku kembali beralih pada wanita yang sekarang juga tengah menatap ke arahku, lebih tepatnya ke arah Keanu. Matanya berbinar, menampilkan senyum yang begitu manawan.
"Hey." Dia mendekat dan menyapa Keanu, dan itu berhasil membuat fokus anakku yang tengah memainkan ujung Khimar teralihkan.
Keanu menatap wanita cantik di depan kami ini begitu lama, ada senyum kecil pembalas senyum manis yang wanita itu ciptakan.
Tiba-tiba saja hatiku memberontak ketakutan, entah karna hal apa.
"Hey, sayang," tangan dengan kuku indah itu mencolek dagu anakku, wanita itu lalu menoleh ke arah tempat Mas Aga duduk, "ini Keanu kita kan Mas?"
Keanu kita?
Kurasa ada yang salah dengan kata itu.
Mas Aga menatap ke arahku, matanya menatapmu dalam, sebelum mengangguk pelan sebagai jawaban pertanyaan wanita cantik itu.
Bagaimana dengan hatiku? Jangan ditanya, semuanya seakan retak di dalam sana.
Keanu kita? Apapun hubungan kalian dulu dan sekarang, bagiku ... bayi mungil yang bergerak lincah di atas pangkuanku ini adalah Anakku.
Tanpa menunggu lama, Keanu lansung berpindah ke dalam gendongannya, ada rasa tak rela dalam hati melihat interaksi mereka, apalagi mendengar tawa Keanu, entah apa yang dilakukan perempuan itu sampai Anakku yang biasanya sangat rewel jika bertemu orang baru menjadi anteng.
Ahhh, sepertinya kamu salah, Na. Dia bukan orang baru.
Tatapanku menyendu, telaga bening mulai tercipta di pelupuk mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Surga di Rumah kita
SpiritualDia yang berjuang kamu yang menang, dia yang menanam kamu yang memanen, bukankah itu tidak adil? Tidak adil menurutku, tapi sangat adil untuk-Nya, maaf karna sempat mendiami dulu. Aku harusnya sadar saat takdir bermain semuanya pasti akan menemukan...