21

7.8K 850 169
                                        

Bismillahirrahmanirrahim

Jangan lupa pencet ⭐ dan koment yang banyak ya, yang belum follow, kuy di follow kak

AKU BAKALAN UPDATE NEXT PART KALAU VOTE TEMBUS 500 YA,

Selamat membaca

Typo bertebaran

***

Ayam kecap, telur balado, tumis buncis dan tidak lupa nasi putih menjadi pelengkap menu makan siang yang sudah aku siapkan untuk Mas Aga.

Semuanya kumasukan kedalam wadah terpisah, tidak lupa pula makanan Keanu yang sebelumnya sudah kubuat juga.

Hari ini aku dan Keanu berencana mengunjungi Mas Aga di kantornya. Ini kali petama aku mau pergi ke sana setelah statusku menjadi istri sekaligus ibu untuk Keanu.

Memastikan semuanya sudah siap, dengan sebelah tangan aku menenteng rantang dan menggendong Keanu yang sedari tadi memperhatikanku menyiapakan semuanya.

"Uluh-uluh, gantengnya anak Ibu. Mau ke tempat ayah ya, Nak ya."

"Yah-yah. Bummmmm." Jawabnya yang berhasil membuat senyumku memgembang.

Menggunakan baju dengan warna senada kami berjalan ke luar rumah, menaiki mobil yang sebelumnya sudah kupesan melalui aplikasi online.

"Iya kita naik bum. Nanti sampai kantor ayah ngak boleh nangis ya, Abang kan pintar."

Kurangnya sosialisasi Keanu dengan orang membuatnya mudah menangis di tengah keramaian. Aku bertekat akan membuat anak bujangku itu terbiasa, sehingga saat besar nanti dia akan mudah bersosialisasi.

Sepanjang perjalanan hanya diisi oleh celotehan Keanu. Badannya bergerak ke samping, ke depan, belakang di atas pangkuanku sambil menunjuk sesuatu yang dianggapnya menarik. Sampai-sampai sopir mobil yang kunaiki berdecak pelan.

"Anaknya aktif ya, Bun."

"Alhamdulillah, jiwa pengen tahunya lagi keluar, Om." Jawabku sambil tersenyum kecil pada sopir yang kutaksir usianya masih berada di angka dua puluhan.

"Iya dari tadi ngak bisa diam, pengen saya jadiin konten rasanya." Candannya yang kubalas dengen senyuman tipis saja. Anak-anak sekarang memang tidak pernah jauh dari hal berabau konten kan?

***

Gedung tinggi yang entah terdiri dari berapa lantai itu menyambut kedatangan kami saat baru turun dari mobil.

Aku cukup kaget, bahkan berpikir kalau supir tadi salah alamat, tapi setelah memeriksa kembali alamat yang kusebutkan tadi dengan sangat yakin dia mengatakan kalau alamatnya memang di sini.

Banguanan tinggi menjulang itu tampak begitu mengangumkan. Bukannya ingin meragukan Mas Aga, hanya saja aku tidak pernah berpikir kalau usaha yang dia punya akan sebesar ini, mengingat bagaimana sederhananya kehidupannya sebelum atau bahkan sesudah bertemu dengaku.

Dengan langkah gamang aku menapak satu persatu undakan tangga sebelum mencapai lobi. Satu tanganku menenteng rantang sedangkan sebelahnya lagi menahan bobot tubuh Keanu yang tidak bisa dikatakan ringan dibantu gendongan.

"Maaf, Mbak. Ruangan Mas Aga ada dimana ya?"

Perempuan cantik dengan sanggul rapi yang sedari tadi menunduk itu mengangkat kepalanya sambil menatapku seolah menilai dari ujung kaki sampai kepala.

"Maaf," katanya setelah sadar menatapku terlalu dalam.

Aku mengangguk pelan, kemudian bertanya sekali lagi letak ruangan Mas Aga.

Ada Surga di Rumah kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang