Bismillahirrahmanirrahim
Selamat membaca
Jangan lupa pencet ⭐ ya kakak
***
Perubahan musim yang terjadi belakangan ini membuat cuaca menjadi tak menentu. Tadi sebelum azan Ashar berkumandang Aku masih ingat kalau langit cukup cerah untuk menyinari bumi, tapi sekarang dengan cepatnya berubah, rintik hujan mulai turun walaupun seberkas sinar mentari masih tampak lewat kisi awan di langit.
Setelah bermunajat melepaskan semua rasa yang membelenggu belakangan ini, Aku bergegas melipat mukena musala rumah sakit yang kukenakan. Aku harus bergegas ke ruangan Mas Sadam kembali sebelum Keanu bangun dan menangis mencariku.
Kebiasaan bayi ganteng itu yang membuat sang Ayah geleng-geleng kepala. Jika dulu yang dia cari selepas membuka mata adalah Mas Aga, maka sekarang predikat itu berpindah padaku. Anakku itu akan menangis jika Aku terlalu lama membiarkannya sendiri. Mas Aga sempat cemburu akan hal itu.
Membuka pintu kamar Mas Sadam, kulihat Ibu tengah duduk di pinggir sofa sambil menepuk pelan pantat Keanu yang dilapisi pampers. Ibu menoleh padaku sambil berkata dengan gerakan mulut saja.
"Tidur lagi."
Aku mengangguk pelan, lalu berjalan mendekati Ibu dan Keanu, sebelumnya kusempatkan untuk melihat ke arah brangkar tempat Mas Sadam terbaring lemah.
"Sudah dengar salam rindu kan, Mas? Aku juga sudah mengirim rayuanku pada Tuhan kita. Jadi bisa buka matamu? Meskipun tak lama, setidaknya biarkan wanita yang membuatmu kecewa ini mengucapkan maafnya.
"Ibu shalat dulu, gih. Biar Aku yang jagain Mas Sadam dan Keanu," kataku dengan nada berbisik pelan, takut mengganggu tidur lelap Anakku yang baru masuk ke alam mimpi itu.
"Ngak papa, Na? Kamu ngak pulang emangnya?"
Aku diam sejenak sebelum mengangguk menginyakan. "Ngak papa kok, Bu. Lagian masih hujan kalau Aku pulang sekarang," jawabku sambil menepuk pelan pantat Keanu, menggantikan tangan Ibu.
"Yaudah, kalau gitu tunggu bentar ya. Ibu ngak lama," katanya lalu melirik jam di dinding belakangku, "bentar lagi Nak Langit pulang kerja kan? Kamu kasih kabar, gih. Bilang pulangnya mungkin agak telat karna hujan."
Aku mengangguk kembali, melihat punggung Ibu yang perlahan hilang di balik pintu.
Kuperhatikan wajah lelap Keanu yang sekarang tengah berbaring menyamping, dengan posisi begitu pipi gembulnya tertekan sehingga mulut munggilnya sedikit terbuka, memperlihatkan sepasang gigi baru yang masih membayang di gusi bawahnya. Dia terlihat lucu dan menggemaskan, tidak ada alasan untuk tidak jatuh cinta pada bayi sepertinya.
"Ibu sayang Keanu," bisikku. Tak lupa kecupan kecil kusematkan dengan lembut di dahinya.
Setelah puas memandangi wajah Keanu yang seratus persen duplikat Ayahnya, mataku beralih menatap ke arah jendela, hujan masih turun walau tak selebat tadi.
Aku bisa saja memutuskan pulang dengan cuaca seperti ini, tapi mengingat Keanu, terlebih Aku menggunakan motor niat itu segera kusingkarkan jauh-jauh. Aku tidak mau Keanu kenapa-napa jika nekat menerobos hujan yang masih melanda.
To : Mas Aga
Mas Aku masih di rumah sakit. Hari hujan, Aku mungkin tidak bisa pulang sekarang.Kuputuskan untuk mengirim pesan pada Mas Aga, perihal keberadaanku sekarang. Seperti kata Ibu tadi, mungkin aku agak sedikit telat pulangnya jika cuaca masih seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Surga di Rumah kita
SpiritualDia yang berjuang kamu yang menang, dia yang menanam kamu yang memanen, bukankah itu tidak adil? Tidak adil menurutku, tapi sangat adil untuk-Nya, maaf karna sempat mendiami dulu. Aku harusnya sadar saat takdir bermain semuanya pasti akan menemukan...