26

8.8K 812 268
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Ada yang rindu ?

Jangan lupa vote dan koment ya, yang banyak 😁🔥🔥🔥

Maaf banyak typo ya

***

Usia kandungan yang masih muda membuatku harus ekstra menjaganya. Tubuhku yang gampang lelah membuat segala sesuatu yang biasanya bisa kulakukan sendiri sekarang harus diambil alih oleh Mas Aga. Seperti mencuci misalnya.

Tak jarang aku hanya duduk-duduk saja sedangkan suamiku yang sekarang menjadi pengangguran ber-uang itu mengerjakan semuanya. Membuatku tak enak hati.

Pagi ini aku bangun dengan tubuh panas menggigil. Membuat Mas Aga yang biasanya kalem jadi kalang kabut. Dia sampai menelpon para ibu untuk segera datang ke rumah kami karna tidak bisa menjagaku dan Keanu sekaligus. Untung saja Keanu pagi ini tidak begitu rewel, meskipun jam mandi dan sarapannya sudah lewat beberapa puluh menit.

"Mas, haus."

Mas Aga yang baru saja duduk setelah membersihkan muntahanku di lantai kembali berjalan mendekat ke tepi ranjang, tangannya terulur dengan segelas air yang sekarang tengah kuseruput perlahan.

"Udah," tangannya kembali meletakan gelas tadi di nakas, "Aku mau sandaran, Mas." Dengan telaten dia menyusun bantal di belakang punggungku agar lebih nyaman.

"Udah baikan? Kita ke rumah sakit aja ya, Dek," ucapnya yang kutanggapi dengan gelengan pelan, membayangkan rumah sakit saja sudah berhasil membuatku mual, tapi coba kutahan. Lagian kalau pergi dengan siapa Keanu nanti, Mas Aga pasti kerepotan mengurus kami.

Mas Aga hanya bisa mendesah pelan, keras kepalaku saat demam memang semakin menjadi. tak terhitung sudah berapa kali dia mengajakku pergi, jadi dari pada dia kesal lagi, tangannya terulur mengusap pelan perutku, lalu menunduk dan membisikan sesuatu.

"Yang pintar ya, Dek. Jangan bikin ibu mual, kasihan, ibumu rewel kalau demam," bisiknya lembut yang masih bisa kudengar.

"Iya, Ayah," jawabku lemah. Matanya menatapku dalam, bibirnya tertarik sedikit menimbulkan senyum yang begitu menawan, dielusnya pipiku dengan tangan yang dari tadi ada di sana sambil berbisik tertahan.

"Sayang, Adek," ucapnya dengan gerakan bibir saja, tapi efeknya benar-benar luar biasa.

Inilah sisi lain dari Mas aga yang belakangan ini mulai ku rasa ... atau ini sudah lama, hanya saja aku yang kurang peka? Entahlah, yang jelas aku senang bisa merasakan ini bersamanya.

Adegan saling tatap kami terhenti saat Keanu tiba-tiba saja sudah berdiri di dekat kaki Mas Aga, tangannya memukul pelan kaki besar milik sang ayah yang pagi ini hanya dilapisi celana pendek sepaha. Tidak ada satupun yang sudah mandi diantara kami bertiga. Muka bantal, dengan rambut acak-acakan membuat aku tersenyum melihat suami dan anak bujangku itu. Memang benar ternyata kalau seorang ibu/istri yang sakit maka semuanya akan kacau.

"Kenapa Bang? Mau mandi ya? Kita tunggu nenek dulu ya, Nak. Kasihan Bubu kalau ditinggal," kata Mas Aga memberi pengertian sambil mengangkat Keanu dan meletakanya di kasur  dekat denganku.

Keanu mengangguk tanda paham, bertepuk tangan dengan riang meskipun harus duduk dengan posisi tidak nyaman karna pampers penuh yang belum tanggal. Dia bergerak mendekat ke arahku tepat di bagian perut.

"Muh, dek. Bu-bu dek," celoteh anak bujangku dengan kepala yang sudah berada tepat di atas perut. Kegiatan yang rajin dia lakukan setelah tahu akan punya kawan.

"Iya, abang cium dedeknya ya. Sayang banget ya Nak sama Adeknya?"

Senyum Keanu terbit sebagai jawaban pertanyaannyaku.

Ada Surga di Rumah kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang