27

8.9K 678 106
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Ada yang rindu ?

Sebaiknya baca part 26 dulu ya kak, karna aku yakin udah pada lupa alurnya. Atau udah pada baca berulang? Makasih loh kalau ada.

***

Mas Aga mengizinkan Aku pergi ke makam Mas Sadam setelah tiga hari  istirahat total di rumah. Dengan syarat tentu saja dia harus ikut bersama. Dan jangan lupakan juga Keanu, yang tentunya pantang untuk ditinggal oleh Ibunya ini barang sedikitpun.

Perjalanan menuju makam Mas Sadam diisi oleh celotehan Keanu yang begitu antusias melihat kendaraan yang berlalu lalang. Tangannya sibuk menunjuk-nunjuk berbagai objek yang tampak di matanya. 

"Bim, bim," celotehnya sambil menunjuk satu mobil Box besar yang berlalu mendahului mobil kami.

"Iya, Nak. Mobil besar ya, Nak." Tanganku berusaha menahan bobot Keanu yang sekarang tengah berdiri di atas pahaku.

Keanu mengangguk, dan mungkin karna terlalu bersemangat badannya hampir saja menimpa perutku saat mencoba untuk duduk.

"Abang," tegur Mas Aga yang dengan raut kaget dan khawatir karna melihat tingkah anak bujangnnya barusan. 

Keanu yang akan berdiri kembali seketika menengok ke arah Mas Aga karna mendengar suara ayahnya yang tib-tiba. Mata bulatnya mengerjap tanda penuh tanya. 

Lampu lalu lintas berubah merah membuat Mas Aga menggeser tubuhnya sedikit ke arah pintu dengan siku bertumpu di kaca, matanya fokus membalas tatapan Keanu yang masih terarah padanya.

Dalam diam kuperhatikan dua mata sama persis itu, tak lama Aku pun mengulum senyum.

"Kok senyum-senyum sih, Dek? itu tadi kalau keduduk beneran perut kamu nanti sakit lagi loh." Mata Mas Aga beralih ke arahku disusul dengan tatapan mata bulat polos  Keanu.

Tidak tahan menerima pandangan super polos sekaligus kesal itu akhirnya aku terkekeh pelan. 

Mas Aga dan Keanu kompak menaikan alisanya melihat reaksiku.

"Ibuuu."

"Bubu," Tegur mereka kompak.

Aku yang mendengar itu menunduk untuk menghentikan tawa. Tidak ada yang lucu hanya saja melihat ekspresi mereka berdua membuatku tidak bisa untuk tidak tertawa.

"Mas kaget lo tadi, Dek. Untung tadi ngak ketindih beneran."

"Iya-iya."

"Abang juga, lain kali jangan gitu lagi, nanti Adiknya nangis loh, sakit sama Adik."

Keanu yang sepertinya sudah mengerti kenapa Ayahnya menatapnya seperti tadi, kembali menatap ke arahku lalu turun ke arah perut yang sudah sedikit membuncit.

"Akit?"

Aku menggeleng pelan, "Ngak sakit kok Bang, Ayah tadi cuma khawatir aja."

Seolah memastikan, dia kemudian duduk perlahan dan mengusap perutku dengan pelan, selang beberapa detik kepalanya kembali mendongak yang lansung kubalas dengan anggukan, lalu dengan gerakan pelan dia bersandar di dadaku tempat tenyamannya dan sejurus kemudian dia kembali menatap ke arah Mas Aga dengan pandangan seolah mengejek. 

"Oke, ayah kalah," kata Mas Aga akhirnya.

Tawaku pecah disusul dengan Keanu. Mendengar itu Mas Aga hanya bisa mendengus pelan, sebelah tangannya memutar kemudi sedangkan dengan yang lainnya mengusap pelan kepalaku lalu pindah ke kepala Keanu yang masih nemplok di dadaku. 

***

Mobil kami berhenti di parkiran Masjid yang tidak jauh dari pemakamam. Mas Aga turun terlebih dahulu, berjalan memutar mobil lalu membukakan pintu untukku, tangannya terulur mengambil alih Keanu yang masih ada dalam pelukanku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ada Surga di Rumah kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang