satu (150320)

2.5K 108 11
                                    

Hai...hai..i'm coming back again dengan cerita Jimin..yeey...
Bagi kalian pemuja Jimin boleh mendekat ya..aku tunggu tanggapan kalian.

Jangan cuman jadi siders ya. Mks. Happy Reading.
.
.
.
.
.

Brak!!

Jimin menatap cek kosong di depannya. "Kau boleh isi berapapun yang kau mau. Dengan catatan mulai hari ini kau jadi milikku."

Seorang wanita memeluk tangan Jimin erat, ia bahkan tanpa sadar meremas lengan kekar itu dengan kukunya. "Tidak, apa-apa." bisik Jimin mencoba menenangkannya.

"Kalau aku tidak mau?" manik kelam sang pria menatap tajam ke arah wanita yang menyunggingkan senyum manis tapi malah membuat Jimin merasa jijik.

"Ibu dan ayah mertuamu, baru saja mengalami kecelakaan, dan seperti yang kau tau mereka___"

"Cukup!!" teriak wanita yang bersama pria itu sejak tadi. "Terima Jim, kumohon....kau ataupun aku tak akan bisa mendapatkan uang untuk pengobatan kedua orang tuaku, Jim. Hanya ini satu-satunya harapan kita."

"Seulgi...kau mau menjualku?"

"Bukan begitu Jimin, hanya setahun...ya hanya setahun bukan? setelah itu kita akan bersama lagi, kumohon."

Jimin menghela nafas, sementara wanita di hadapannya masih tersenyum manis seolah tak ada masalah serius yang terjadi. "Kenapa kau memintaku? Bukannya masih ada banyak pria lain di dunia ini."

Bukannya menjawab pertanyaan Jimin, wanita itu malah menghela nafas "Haah! ya sudah jika kau tak mau, aku hanya berniat membantu." sang wanita mendorong kursi tempat duduknya, menimbulkan bunyi gesekan yang berdecit "Jack ambil kembali ceknya." perintahnya pada salah satu bodyguard yang sejak tadi berdiri di belakangnya.

"Tunggu, kumohon tunggu." ia menatap wanita yang kini mengatupkan tangan di depan dadanya sendiri "Aku berani pastikan Jimin akan ikut dan menurut padamu, akan ku kemasi baju-bajunya sekarang."

"Seulgi...."

"Jimin kumohon."

Sekali lagi Jimin menghela nafas melihat tingkah istrinya. "Baiklah aku ikut denganmu." akhirnya Jimin mendorong kursinya bersiap untuk ikut wanita yang datang membawa cek untuk keluarganya "Aku harap kau tidak akan menyesal Seulgi." ucap Jimin lalu memeluk istrinya untuk terakhir kali.

"Tunggulah, aku akan siapkan pakaianku."

"Kau tidak membutuhkannya, jangan penuhi lemariku dengan pakaian lusuhmu."

Ucapan wanita itu terdengar ketus lalu berjalan menjauh dari sana "Pastikan kau menulis harga yang pantas untuk suamimu Kang Seulgi." ucapnya tanpa menoleh.

"Bisa menyetir?"

"Bisa nona." jawab Jimin. Tanpa menoleh ke arah wanita yang telah membelinya. Hatinya tengah berkecambuk, merasa sakit sekaligus terhianati oleh sikap Seulgi istrinya. Seorang wanita yang sudah lima tahun mengisi dunianya dari sejak berpacaran, hingga memutuskan menikah enam bulan lalu. Dan semua itu hanya karena uang.

Keputusan Seulgi tak sepenuhnya salah. Keadaan ekonomi kedua keluarga yang pas-pasan membuatnya mengambil keputusan itu. Ketika kedua orang tuanya membutuhkan begitu banyak uang untuk biaya perawatan rumah sakit, maka tak ada jalan lain yang bisa dipikirkan Seulgi. Ia tahu Seulgi juga pasti menderita. Karena tubuh wanitanya tadi begitu gemetar, namun mencoba untuk tampak tenang. Jimin sangat tahu bagaimana Seulgi tanpa ia harus bertanya. Karena itulah meski Seulgi memutuskan untuk melepaskannya, Jimin tak akan menyalahkan wanita itu.

"Ekhm!"

"Ah, maaf nona..." lirihnya sambil membungkuk seperti pelayan. Harga dirinya sungguh serasa terinjak-injak. Tapi, ia tak bisa melakukan apapun lagi, selain masuk ke mobil mewah di depannya lalu melajukan kendaraan itu dengam hati-hati. Sebelum melajukan kendaraan itu, Jimin sempat menoleh ke arah rumahnya. Dilihatnya Seulgi terpekur di lantai dari balik jendela di dalam kamarnya. Wanita itu pasti tengah menangis.

Under ControlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang