Adult 21+, Romance-thriller-action
Under Control, ternyata adalah sebuah game yang mengharuskan Kang Jimin si pria desa menjadi seorang pembunuh. Karena satu-satunya cara untuk jadi pengendali permaiana adalah dengan membunuh semakin banyak orang.
...
Jika tertarik cerita2 aku, follow akun aku juga ya. Agar nanti klk aku up cerita baru kalian bisa langsung dapat notifnya. Soalnya aku lagi kobam sama maknae line.
Jungkook, Jimin and Taehyung. Pengen bikin mereka main di satu frame. So tunggu aja gais. Yg pasti ceritanya akan berbeda dengan yg lain karena gendrenya juga beda. Makanya follow akun aku segera.😊😊😊
Yg udah follow stay dan tunggu dengan sabar ya gais.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . . .
Dephni tersenyum. Menatap Jimin masih tertidur dengan pulas di sebelahnya membuatnya berfikir untuk membangunkan pria itu. Setelah perjalanan panjangnya kemarin, Jimin benar-benar merasa sangat kelelahan. Karena itulah Jimin tidur awal. Mereka tidur di kamar yang sama. Karena rumah singgah itu hanya memiliki satu kamar.
Rumah itu memang berbeda dengan tempat tinggal Dephni yang lainnya. Sedikit lebih sederhana dan berbahan kayu dengan satu kamar tidur, dan satu kamar untuk King. Selain dua kamar itu masih ada ruang keluarga dan dapur juga kamar mandi yang hanya satu. Tempat itu merupakan tempat Dephni menyendiri jika tidak ingin diganggu oleh orang lain. Kalau ingin menuju tempat pertemuan keluarganya tiga hari lalu. Maka Dephni harus berangkat dengan boat menuju seberang pulau, dibutuhkan waktu 15 menit untuk itu. Atau kalau ingin menghemat waktu Dephni bisa menggunakan hellikopter yang sudah stand by di landasan.
Sejenak Dephni menyisir rambut Jimin yang jatuh menutupi dahinya. Hingga bared facenya yang sedikit tertutup kini tertangkap netranya. Selimut di atas tubuh pria itu sedikit tersingkap. Menampilkan tubuhnya yang tak berbalut busana. Sesaat Dephni pun melirik tubuh polosnya yang sama-sama tanpa penutup. Lalu kemudian tersenyum simpul mengingat kejadian semalam.
Karena Jimin tidur terlalu awal, bahkan sebelum jam makan malam tiba, maka tengah malam tiba-tiba saja ia terjaga. Ia kelaparan. Saat itu Dephni bangun dan membuatkannya semangkuk mie instan seperti yang pria itu minta. Saat itulah semua terjadi. Ketika mereka telah sama-sama rebahan di ranjang dan bersiap untuk tidur, tiba-tiba saja Jimin mencumbunya dan membangkitkan gairahnya. Maka jadilah kini mereka tertidur dalam keadaan bugil, dengan busana yang tercecer sembarangan di ubin lantai.
"Kenapa senyum-senyum sendiri?"
"Eh?!" sedikit terkesiap dengan suara serak Jimin yang menyapanya, membuat Dephni memalingkan wajahnya. Semburat rona merah langsung muncul di kulit putihnya.
Jimin pun membuka netranya, lalu tersenyum simpul. Sebelum kemudian mengulurkan tangannya menarik tubuh Dephni ke dalam pelukannya "Apa yang semalam masih kurang? Kau sedang mencoba berfantasi dengan tubuhku, ya?" bisik Jimin sambil meninggahkan wajahnya di atas kepala sang wanita.
Sementara itu di tempatnya Dephni merasakan jantungnya sudah bermaraton. Sentuhan Jimin atas tubuhnya sungguh membuatnya meremang. Aroma keringat Jimin dan sisa persetubuhan semalam masih bisa ia cium dengan inderanya. Memacu libidonya untuk naik ingin dilepaskan kembali. Tapi sadar akan situasi, membuat Dephni berusaha mati-matian menahan gejolaknya.