Boleh tahu dong, apa kalian masih suka berkeliaran di luar rumah, atau sudah melakukan sosial distancing sesuai anjuran pemerintah?
Aku harap cerita2ku bisa ngibur kalian yang masih betah dirumah dan melaksanakan anjuran pemerintah dengan baik.
So tak panjang kata lagi, Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
Lima belas jam perjalanan udara, kini Jimin dan James sampai di benua Australia. James pun membawanya ke suatu tempat. Tempat dimana mereka akan menaiki helikopter untuk melanjutkan perjalanan ke pulau pribadi keluarga Flysian. Sejenak Jimin menghela nafas. Dalam bayangannya terus berputar tentang Dephni yang akan bunuh diri seperti yang dikatakan James sebelumnya. Mungkin karena merasa harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia dapat, Jimin jadi merasa sangat gelisah dan khawatir."James, tidak bisakah kita lebih cepat?"
Pria berbadan tegap yang duduk di sebelahnya malah tersenyum "Jika Dephni tahu kau mengkhawatirkannya, dia pasti akan sangat senang."
"Haah, sudahlah James. Kau jangan ngelantur. Kau tahu alasan kekhawatiranku."
Kembali James tersenyum. "Kurasa semakin lama aku mengenalmu, aku akan semakin mengerti kenapa Dephni begitu menyukaimu. Selain karena kau pernah menyelamatkan nyawanya, rupanya kau memang memiliki sisi lain yang membuatnya sangat mengagumimu."
"Tapi aku ragu nona mu itu mencintaiku. Kurasa apa yang dia rasakan lebih ke arah obsesi semata. Karena jika dia memang mencintaiku maka harusnya dia membiarkanku bahagia dengan istriku."
"Jadi menurutmu dia menganggu hubungan kalian?" James menatap tak suka ke arah Jimin. "Bukankah dia sudah memberikan segalanya padamu, juga kebebasanmu? Lalu siapa yang menyuruhmu kembali?"
"Kau tersinggung dengan ucapanku?"
"Tentu saja!! Aku tak suka siapapun menjelekkan Dephni di depanku!!"
Sejenak Jimin tertegun mendengar ucapan James yang begitu ramah tiba-tiba berubah berang. Apakah James menyukai Dephni? Hanya opsi itulah yang ada di pikiran Jimin saat ini. Ia menatap James yang tampak dingin. Dahinya berkerut tanda ia sedang berpikir keras. Tapi sesaat kemudian Jimin memilih memalingkan wajah. Menatap ke luar jendela dan memperhatikan pergerakan air laut di bawah sana.
Helikopter itu masih terus bergerak dengan kecepatan maksimalnya ke arah pulau pribadi itu. Pulau yang mungkin tak tergambar dalam peta, entahlah. Karena pulau itu sangat rahasia dan terpencil. Dan hanya dikujungi oleh para gembong mafia besar dan para petinggi negara yang tentunya memiliki akses luar biasa dalam perdagangan pasar gelap.
Perjalanan dengan helli tampaknya sudah cukup. Karena perlahan helikopter itu kini sudah menurunkan kecepatannya dan mulai berputar-putar di atas tempat pendaratan khusus. Sambil menunggu baling-baling berhenti berputar, Jimin masih terduduk diam dalam heli dimana di sebelahnya James juga melakukan hal yang sama. Hingga beberapa menit kemudian helikopter pun mendarat dengan sempurna. Jimin keluar dari sana begitu juga James. Kini mereka bergerak ke arah mobil yang menjemputnya.
"Bawa dia ketempat Dephni." perintah James pada sang sopir lalu membiarkan sopir itu mengemudikan kendaraan tanpa dirinya. Sesaat Jimin tampak bingung karena James malah tak ikut bersama mereka, tapi kemudian kebingungannya menguap saat sang supir berbicara padanya.
"Masih ada pekerjaan lain yang harus diurus tuan James. Karena itulah dia tak ikut dengan kita." supir itu meski bertampang sedikit garang dengan jambangnya tapi ternyata cukup ramah. Jimin pun hanya bisa tersenyum tipis mendengar ucapannya.
Meski sang supir tampak ramah, tapi Jimin masih memilih untuk tak bersikap berlebihan dalam menanggapi pria itu. Baru saja ia belajar dari sikap James yang tiba-tiba berubah tanpa sebab. Atau katakan saja pria itu berubah karena mendengar sebuah fakta tentang Dephni. Fakta menurut Jimin yang belum mengenal wanita itu secara utuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Control
General FictionAdult 21+, Romance-thriller-action Under Control, ternyata adalah sebuah game yang mengharuskan Kang Jimin si pria desa menjadi seorang pembunuh. Karena satu-satunya cara untuk jadi pengendali permaiana adalah dengan membunuh semakin banyak orang. ...