Waktu istirahat itu waktu paling di tunggu-tunggu, bukan hanya untuk mengisi perut yang lapar saja. Tetapi, bisa di pergunakan untuk bergosip ria, seperti yang dilakukan Jiela dan teman-temannya.
Mereka tidak mendapat kursi dan malas berdesak-desakan di kantin, alhasil mereka akan mengisi perut di jam istirahat kedua. Jadi, istirahat pertama mereka isi dengan gossip heboh di kelas.
"Anjir, kok dia nyebelin banget kalau sama lo," respon Ziva.
Jiela menghedikan bahunya. "Gue juga gatau. Jip, lo kalau jadi gue pasti kesel banget, yakin gue."
"Emang gitu kali sifatnya, Na, tanya deh ke Andrian emang Reyyen sifatnya nyebelin ya?" Kia jadi ikut penasaran, karena merasa perkataan Jiela tak sesuai apa yang ia lihat pada kenyataannya.
Andrianna menggeleng. "Gabut banget gue nanya gituan."
Kia mendelik. "Gak gabut lah ogeb, sama aja lo membantu temen lo ini yang penasaran. Membantu orang itu kan perbuatan yang terpuji."
"Tanya aja sendiri." Andrianna menolak karena sedang marahan dengan kembarannya. Kemarin, pertengkaran besar terjadi padahal hanya karena satu kue.
"Semalem kan gue dm dia ya buat pastiin, dia tuh mau tanggung jawab atau gak. Kalian tau gak sih respon dia apa?"
"Apaan apaan," jawab Ziva.
Kia melongo tak menyangka. "Lo dm dia? Ih tumben Jie mau dm cowok."
"Gue terpaksa." Jiela menjawab dengan singkat, lalu melanjutkan ucapannya, "Gue di bilang cewek caper, asli marah banget gue, gak terima di bilang cewek caper. Kaya gue tuh, baik-baik dm dia, spam aja enggak, tapi dia malah bilang caper kan anjing ya tuh cowok."
"Lagian, kalau bukan karena laporan juga gue gak akan mau dm cowok duluan. Makin rusak harga diri gue," dumel Jiela.
Andrianna bingung, "Lo nge chat nya gimana? Kok bisa sih sampai di bilang caper."
Jiela mendengus, mengambil handphone nya di saku rok nya. Lalu, memperlihatkan room chat nya, pada teman-temannya. "Liat deh, menurut kalian gimana?"
Sambil menunggu respon teman-temannya, Jiela merenung sebentar. Jika memang dirinya caper, apa yang membuat Reyyen sampai meng-klaim dirinya sebagai cewek caper. Apa karena dirinya yang bawel meminta tanggung jawab. Tapi menurutnya perlakuannya hingga detik ini masih terbilang aman.
"Biasa aja sih menurut gue." Kia menjawab.
Ziva mengangguk setuju. "Iya biasa aja, gak ada chat lo yang nunjukin kalau lo itu caper. Gue bingung letak capernya dimana."
Andrianna terdiam sebentar. "Dari yang gue liat sih, lo sopan-sopan aja chat nya, malah disini lo pake hallo buat awalan chat. Aneh sih, kalau Reyyen ngecap lo cewek caper. Jie, mungkin perbuatan lo sebelumnya gitu yang bikin Reyyen ngecap lo cewek caper?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Koordinat Takdir [COMPLETED]
Teen FictionKesialan hidupnya di Sekolah dan tingkat emosinya meninggi, berawal dari laporan praktikum Biologi. *** Kalau bukan karena cowok sialan yang menumpahkan air pada laporannya. Kalau bukan karena Bu Dinar yang menyuruhnya untuk mengganti ulang judul p...