A/N: Say happy birthday to the twins😍💕
- 1 November 2021Bukan hidup jika tak ada yang namanya masalah. Tetapi Jiela heran, mengapa masalah selalu datang ketika hidup sedang berada di level tenang, tentram, dan damai.
"Kamu mau kemana? Udah rapi begitu."
Mamanya melihat penampilan Jiela malam ini yang terkesan tidak biasa. Gadis itu memakai halter dress berwarna blue baby tanpa lengan, dipadu dengan high heels ber-hak dua sentimeter. Tak lupa Jiela pakaikan jepit rambut berhiasan mutiara pada rambutnya yang sengaja dibiarkan terurai.
"Mama lupa? Aku udah izin lho dari pagi."
Terdiam beberapa saat lalu menepuk dahinya. "Oh dear, sorry Mama lupa. Jie, temenmu gak capek, apa? Baru pulang muncak, udah bikin pesta."
Benar juga, Jiela terdiam sebentar, lalu menjawab, "Gak tahu, Mah. Temenku emang suka buat pesta, dia semangat banget buat rayain ultahnya dari jauh-jauh hari."
"Oala kalau gitu, have fun ya. Hati-hati di jalan."
Dalam lubuk hati terdalam, Jiela tak tega membiarkan Mamanya sendirian di Rumah, walaupun bentar lagi Mamanya akan kembali ke Rumah Sakit menemani Papa yang kondisinya sudah mulai membaik. Beruntung Oma berbaik hati menamani Papa di Rumah Sakit, sehingga Jiela dan Mamanya dapat pulang ke Rumah untuk mengambil barang yang di butuhkan.
Mobil yang di tumpanginya berhenti di depan rumah megah yang penuh dengan mobil terparkir di halaman depan. Jiela turun, tak lupa memberi tahu pada supirnya untuk menjemputnya tepat waktu ketika ia meminta untuk di jemput.
Jiela mempercepat langkahnya menuju pintu masuk, memperlihatkan e-invitation dari handphonenya kepada petugas terlebih dahulu. Katanya, supaya tidak ada orang selain tamu undangan yang masuk ke dalam pesta. Baru saja masuk satu langkah, Jiela langsung pening di buatnya karena terlalu banyak orang lewat kesana kemari tertawa haha-hihi.
Bola matanya refleks berotasi, ketika menangkap objek yang membuatnya geram. Entah mengapa pemandangan di depannya itu membuat hawa di sekitarnya panas. Padahal ruangan ini ber-AC. Ada Reyyen yang baru datang bersama cewek di sampingnya, yang tidak Jiela kenali. Berkali-kali Jiela mengatakan pada dirinya sendiri, untuk bersikap biasa saja.
"Hey bebep, ngapain diem di sini sendirian? Haduh keliatan banget jomblo nya." Kia menepuk bahu Jiela, seraya terkekeh pelan.
Jiela mendengus, Kia tidak tahu bahwa hati sahabatnya ini sedang tidak baik-baik saja. Jadi, ia memilih diam dan mengikuti langkah Kia menuju meja yang sudah di tempati oleh Ziva bersama kekasihnya, Nepal.
Ketika Jiela dan Kia duduk. Nepal berdiri dan menepuk kepala Ziva pelan. "Udah ada temenmu, aku gabung sama temenku, ya?" Mendapat anggukan dari Ziva.
Nepal tersenyum, beralih menatap kedua teman Ziva. "Jie, Kia, jaga cewek gue."
"Dih alay lo!" cibir Kia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Koordinat Takdir [COMPLETED]
Teen FictionKesialan hidupnya di Sekolah dan tingkat emosinya meninggi, berawal dari laporan praktikum Biologi. *** Kalau bukan karena cowok sialan yang menumpahkan air pada laporannya. Kalau bukan karena Bu Dinar yang menyuruhnya untuk mengganti ulang judul p...