Memang benar ya, kata orang jangan pernah menilai buruk seseorang, karena kita belum tahu ke depannya orang itu akan berbuat apa, dan seperti apa. Begitu lah kira-kira quotes yang paling tepat di berikan kepada Jiela.
Pagi ini, Jiela di buat bingung sekaligus tercengang. Rasanya, baru kemarin Jiela diskusi dengan cowok itu. Dan tiba-tiba saja paginya cowok itu mengabarkan bahwa laporan nya sudah selesai di buat.
Hell, Jiela benar-benar tidak menyangka. Karena Jiela pikir, Reyyen akan membutuhkan sekiranya satu hari paling cepat untuk menyelesaikan praktikum beserta laporannya. Tapi, ini hanya satu malam saja? Apa Jiela harus memujinya atau meragukan hasilnya.
Jiela tidak sabar untuk melihat hasilnya, maka dari itu, Jiela inisiatif untuk mengirim pesan pada Reyyen. Tetapi tanpa di sangka, Cowok itu lebih dulu mengirim pesan padannya.
Reyyen
Laporan lo dah jdi
Mau di ambil sekarang?Jiela
Iyaa, boleh sekarang?
Gue ke kelas lo?Reyyen
Ok
Gk ush!Jiela
Lah?Reyyen
Gue aja ke kls loJiela
Plisssssssss jangannnnnnnReyyen
Knp?Jiela menghela nafas panjang, cowok ini memang tidak belajar dari kesalahan. Apa dia tidak risih saat datang ke kelasnya terus di serbu dengan godaan? Jiela saja risih setengah mati. Jiela tidak mau, jika teman-temannya mengetahui bahwa Reyyen ke kelasnya untuk bertemu dengannya. Karena mau di beri penjelasan pun, teman sekelasnya itu tidak akan peduli, dan hanya ingin terus menggodanya.
Huh, tidak ada kerjaan sekali, pikir Jiela.
Jiela
Pokoknya jangan!
Pliss ya jangannnnnnnnn. Ya ya ya ya ya?Reyyen
Iyee, bawel lo!
Gue tunggu di perpus.Jiela
Rey, jangan Rey, ntar ada petugas perpus, gimana?
Mampus lah kalau ketawanReyyen
Ya emg knp kalau ketawan? Cuma kasih laporan doang.Jiela
YA YA YA SERAH LO!
Sekarang?Reyyen
Ntar malem.Jiela
IH YANG BENERR! SERIUSSSReyyen
Ya iya lah bego sekarang. Cepetan ya gak pake lama.Cowok satu ini. Benar-benar membuatnya naik pitam. Tidak ketemu, tidak di chat selalu saja menyebalkan.
Saat Jiela sibuk mendumel menatap handphone nya, Ziva datang menepuk bahu Jiela membuat cewek itu tersentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Koordinat Takdir [COMPLETED]
Teen FictionKesialan hidupnya di Sekolah dan tingkat emosinya meninggi, berawal dari laporan praktikum Biologi. *** Kalau bukan karena cowok sialan yang menumpahkan air pada laporannya. Kalau bukan karena Bu Dinar yang menyuruhnya untuk mengganti ulang judul p...