Mereka melanjutkan perjalanan menuju Segara Anak, trek yang dilalui juga cukup sulit.
Saat melewati trek tersebut, beberapa dari mereka mengalami lecet-lecet mulai dari yang biasa sampai yang luka darah.
Setelah mereka melewati trek yang sangat sulit. Disini lah mereka, di camping area Danau Segara Anak. Kali ini tidak terlalu banyak tenda yang nge-camp disini, hanya ada tiga rombongan termasuk mereka.
Perjalanan dari Plawangan Sembalun menuju Segara Anak cukup memakan waktu empat jam.
Mereka kembali mendirikan tenda, ralat hanya lelaki nya saja, kembali di ralat karena Ehsan dan Dareen sibuk berfoto ria bersama ciwi-ciwi. Dari pertama mereka menginjakan kaki di camping area Danau Segara, Kia sudah mulai mengaktifkan kameranya, padahal Kia termasuk yang terkena lecet saat perjalanan kesini.
Kia menyorot dirinya ke arah Kamera, Jiela yang berada disamping Kia, mulai menjauh. "Hello guys, balik lagi sama aku. Okey jadi aku lagi di--"
"Aku lupa guys!! Hey Yan sini Yan." Kia melambaikan tangannya pada Andrian.
Andrian menghampiri Kia, "Yoi apaan?"
"Jelasin ini tempat apa," bisik Kia.
Andrian mulai mengambil alih kamera Kia, dan kamera mulai menyorot ke arah Danau Sagara Anak. "Jadi kali ini kita lagi di Danau Segara anak, nah tempat nya tuh tepat di desa Sembalun Lawang, pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kalau kalian mau tau, disini dingin banget parah," kata Andrian.
"Iya asli dingin banget, gak kaya di Jakarta panas banget ya, Yan," sambung Kia.
"Ih jangan jail dong Kevin! Sana! Tuh kan baju gue jadi basah." Jiela mencak-mencak, sementara Kevin malah cengengesan dan terus mengejarnya. "Jauh-jauh lo sana! Itu ke Ehsan aja ih," desak Jiela.
Ehsan melotot, sejak tadi diam tapi ada saja yang menyenggolnya. "Jangan bawa-bawa gue woi!"
"Ziva bantuin gue, itu Kevin nya ngejar-ngejar terus." Padahal Ziva lagi galau karena kangen dengan kekasihnya.
"Gue pengen galau dulu, beb. Plis jangan ganggu." Ziva kembali memakai earphone nya, lalu Ehsan datang katanya mau galau barengan.
Jiela berdecak, sementara Kevin ini tidak tahu malu terus saja menciprat-cipratkan air pada mukanya.
"Kevin ih anjir lah, gue bales nih."
"Bales aja. Ayo main perang air."
Andrian, Kia dan Dareen yang memperhatikan keduanya hanya bisa menghela nafas. "Masih aja main perang air, Vin," cibir Dareen.
"Kaya anak TK."
"Yan liat dong, Kevin nya tuh. Suruh berhenti dong!" Jiela mengadu pada Andrian.
"Vin berhenti Vin!" titah Andrian. Tetapi tidak mempan.
Jiela memukul lengan Kevin. "Gue bales lo, kalau ketemu di sekolah. Awas aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Koordinat Takdir [COMPLETED]
Teen FictionKesialan hidupnya di Sekolah dan tingkat emosinya meninggi, berawal dari laporan praktikum Biologi. *** Kalau bukan karena cowok sialan yang menumpahkan air pada laporannya. Kalau bukan karena Bu Dinar yang menyuruhnya untuk mengganti ulang judul p...