14 || Penyesalan?

367 141 60
                                    

"Kalau menurut gue sih, sekarang lo cari dulu template PPT-nya, Jip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau menurut gue sih, sekarang lo cari dulu template PPT-nya, Jip. Biar gue cari materinya dulu nih, kayanya gue liat-liat poin yang kita ambil materinya banyak banget," ujar Andrianna dengan pandangan yang tertuju pada layar laptop.

Ziva mengangguk, senang karena mendapat bagian yang paling ia suka. Tapi, semenit kemudian Ziva mendengus, "Gue lupa kalau Bu Ema sukanya PPT yang gak aneh-aneh. Kaya gimana sih dia tuh tipe PPT, nya? Lagian ada ya guru yang ngasih nilai kecil, gara-gara hasil PPT nya kebagusan. Kelainan kayanya sih."

Kia yang sedari tadi live Instagram dan heboh sendiri, langsung menyaut, "Ih iya gue juga aneh banget. Bayangin deh, gue udah bikin niat banget, sampai cari tutorial di youtube, demi hasil yang bagus. Tapi, bu Ema bilang gak bagus."

"Dia sukanya yang simple, jangan aneh-aneh Jip buatnya. Gak usah terlalu niat juga, yang penting rapi," kata Andrianna.

Pintu toilet terbuka, Jiela keluar dari toilet dengan mengenakan hoodie milik Andrianna, dan celana hitam pendek di atas lutut. Sehingga celananya tak terlihat, karena tertutup hoodie oversize. Sebelum menghampiri teman-temannya, Jiela melihat dirinya sendiri dari pantulan kaca, dan berucap, "Guys, gue aneh gak, sih?"

Kia melirik ke arah Jiela, memperhatikan penampilan Jiela dari atas sampai bawah. "Gak ada yang aneh, beb."

"Na, lo gak ada gitu celana panjang? Lemari lo penuh, masa penuh sama celana pendek semua." Jiela merasa tidak nyaman dengan pakaiannya.

Andrianna tidak menyempatkan diri untuk melihat ke arah Jiela karena sedang sibuk mencari materi. "Masih di laundry kayanya, seinget gue, pas liburan kemarin gue bawa celana panjang banyak. Udah sih pake celana itu aja."

"Kenapa sih lo emangnya? Biasanya juga lo pake celana haram mulu kan," ujar Ziva.

Jiela memegang kepalanya, lupa kalau dirinya juga suka memakai celana seperti ini. Melihat jam sudah malam, Jiela segera bergabung dengan teman-temannya, dan menyalakan laptop nya.

"Na? Lo lagi cari materi? Jangan lupa ya, Na, ntar sumber nya di salin supaya nanti gak lupa. Terus ini gue cari materi juga? Lo ngapain, Jip?" Jiela bertanya.

Ziva memperlihatkan layar laptopnya, yang sedang membuat template, karena menurutnya tidak ada yang cocok ketika mencari template yang sesuai dengan gurunya.

Andrianna mengetuk kepalanya yang sering lupa, "Ya ampun iya, gue lupa tulis sumbernya. By the way, lo cari materi juga Jie, ini materi kita lumayan banyak. Biar cepet selesai."

Jiela mengangkat kedua jempolnya, "Owkayy."

"Eh Jie, lo mau gak yang presentasi? Ziva bilang dia gamau, gue juga lagi batuk nih." Batuk ini sangat menganggu bagi Andrianna, apalagi jika sedang di depan umum.

"Boleh, gue oke oke aja." Jiela mengangguk setuju.

"Nah kalo gini kan gue tenang. Kapok banget gue, pas dua bulan yang lalu, gue yang presentasi terus sama bu Ema di stop. Astaga malu banget, kalau inget kejadian itu."

Titik Koordinat Takdir [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang