31 || Jadi temanmu

190 21 84
                                    

Situasi dalam mobil hening, bahkan Kyla pun sejak tadi terdiam dan beberapa kali menengok pada Jiela yang duduk di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Situasi dalam mobil hening, bahkan Kyla pun sejak tadi terdiam dan beberapa kali menengok pada Jiela yang duduk di sampingnya. Petir yang menggelegar juga hujan yang deras mendominasi suara sore ini.

"Kakak, pusing?" Kyla menoleh pada Jiela, yang berada di sampingnya. Sementara, Jiela hanya tersenyum, tidak menjawab.

Mendapat respon seperti itu, Kyla menepuk bahu Reyyen. "Abang buruan nyetirnya! Lama banget sih kaya siput. Kak Jie pusing nih kasian."

Reyyen mendelik, anak itu selalu bisa memerintahnya dengan seenaknya.

"Sabar Kyla."

Mobil sudah terparkir sempurna di garasi, Reyyen segera membuka pintu belakang untuk membantu Jiela turun, karena gadis itu kehilangan tenaganya. Tubuhnya seketika lemas.

"Pelan-pelan aja turunnya," ucap Reyyen.

"Gue bisa kok."

Tidak menghiraukan perkataan Jiela, Reyyen tetap membantunya berjalan.

Sementara Kyla sudah berlari ke dalam Rumah, lalu kembali keluar dengan menenteng tas mainannya yang berisi mobil-mobilan milik temannya. Kyla terburu-buru memakai sandalnya, tak lupa membawa payung bergambar grizzly bear.

"Mau kemana kamu? Udah sore jangan main."

Pertanyaan Reyyen tidak perlu Kyla jawab, jadi Kyla pergi melenggang begitu saja. Padahal di luar sedang hujan deras, membuat Reyyen kesal setengah hati. Bukan apa-apa, bundanya mewanti-wanti Reyyen untuk menjaga Kyla dan melarangnya bermain untuk hari ini. Tetapi, Kyla memanfaatkan momen ini. Sengaja, supaya Abangnya kena marah bundanya.

Reyyen berdecak, lalu melirik pada Jiela. "Tunggu, ya? Kamu langsung masuk aja ke dalam. Mau nyusul dulu Kyla bentar."

"Woy Kyla." Teriakan Abangnya itu tidak akan di dengar. Kyla akan menulikan telinganya.

Kyla menoleh ke belakang dengan wajah masam. "Kyla mau ke rumah Chila. Mau balikin mobil-mobilan punya Chilo."

"Jangan pulang malam! Abang gak akan jemput."

"Kyla bisa pulang sendiri." Bersamaan dengan langkahnya yang berbelok menuju rumah Chila.

Reyyen mendengus, biarlah urusan Kyla dipikirkan nanti saja. Reyyen kembali dengan wajah masam, sedetik kemudian setelah matanya menangkap wajah Jiela yang masih berdiri di depan rumahnya dengan raut kebingungan. Reyyen baru ingat, baru saja membawa anak gadis orang ke rumahnya.

"Sorry ya, lo harus tau gue punya adik rese banget."

"Kyla baik." Jiela menyangkalnya.

Reyyen tersenyum kecut. "Gue lupa lo di pihak Kyla."

Jiela duduk di sofa setelah di persilahkan duduk oleh Reyyen. Cowok itu sedang pergi ke belakang, untuk mengganti pakaian yang basah. Memang, tadi cowok itu menembus hujan yang deras. Tak memakan waktu lama, Reyyen datang membawa secangkir teh hangat.

Titik Koordinat Takdir [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang