33 || Confession

186 22 36
                                    

Mobil Reyyen melaju keluar gerbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Reyyen melaju keluar gerbang. Gerbang Sekolah saat ini belum penuh, sehingga tidak menimbulkan kemacetan. Di karenakan, sebagian murid masih banyak yang berada di kelas.

"Udah merasa baikan?"

Jiela mengangguk, untuk saat ini Jiela memilih melupakan sejenak masalahnya. Pikirannya sudah mumet dengan segala hal-hal permasalahan yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya.

"Lho. Ini bukan arah jalan ke rumahku. Bukan ke rumah kamu juga."

Perumahan komplek Jiela dengan Reyyen kebetulan bersebrangan. Jadi, Jiela tahu jika Reyyen mengambil jalan yang salah.

"Kita jalan dulu bentar."

"Mau kemana?"

Entah kenapa, Jiela tidak ada gairah bepergian kemana-mana. Padahal, sebelumnya, Jiela suka menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan. Bahkan, sendirian pun Jiela tak masalah.

"Liat aja nanti."

"Kok gitu?" Jiela menatap Reyyen penuh selidik. "Aku enggak mau dibawa ke tempat yang aneh-aneh."

"Tenang aja, tempatnya bagus kok." Reyyen melirik Jiela sekilas.

Jiela mendengus. "Malas, pulang aja, yuk?"

"Bentaran. Udah kamu tidur dulu aja, nanti aku bangunin."

"Masih lama gak sih?" Jiela sudah mulai bosan, ponselnya mati membuat dirinya bingung harus berbuat apa. Belum lagi, sejak tadi Reyyen tidak mengajaknya berbicara. Jiela mendesah, sebenarnya Reyyen niat tidak mengajaknya jalan. Kalau tau seperti ini, Jiela tidak akan mau.

Reyyen melirik sekilas, "Kamu tidur aja dulu, dua jam lagi sampai."

What the?

Jiela menatap tajam ke arah Reyyen, walaupun Reyyen tidak menatapnya balik. "Kamu gila hah?! Lama banget, kamu mau bawa aku kemana sih?? Gamau tau pokonya kalau ada minimarket berhenti dulu aku laper."

"Kamu tidur aja, jangan banyak bicara!! Aku lagi fokus nyetir."

Tidak ada manusia yang tidak canggung, jika didalam mobil hanya di dominasi oleh keheningan. Jiela tidak bisa tertidur di dalam mobil kecuali kalau benar-benar ngantuk. Jiela memandangi jalan, tidak ada yang menarik hanya ada jalanan saja. Baru saja Jiela beralih menatap Reyyen, Reyyen malah menatapnya balik walau hanya sekilas saja.

Tangan kiri Reyyen yang semula fokus pada setir mobil, beralih pada kepala Jiela yang tengah menyender pada sandaran kursi. Reyyen tau Jiela tidak nyaman. "Gak bisa tidur?"

Jiela menengadahkan kepalanya, saat ada tangan besar mendarat diatas kepalanya. "Awas tangannya, berat."

"Masih lama enggak?" tanya Jiela sedikit merengek. Jika ponselnya masih menyala, Jiela akan memesan taksi online dan pulang ke Rumah. Tapi sayangnya, ponselnya habis baterai dan Jiela lupa membawa powerbank.

Titik Koordinat Takdir [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang