Ratna tidak mengerti alasan Bayu merasa kesal padanya. Lelaki itu mendiamkannya sejak terakhir kali menegurnya di dapur. Bayu bahkan memasang tampang ditekuk sepanjang sesi makan siang. Konyol sekali. Jika Bayu merasa kesal pada seseorang, maka seharusnya Zoya yang dicemberuti. Bukankah gadis itu yang mangkir dari tugas?
Ratna menumpuk piring bekas makan siang dan hendak membawanya ke belakang, tetapi Bayu berseru cukup keras. "Bisa nggak kamu nggak usah ngurusin house chores macam ini? Kita bikin kelompok piket supaya semua orang merasakan beban yang sama. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul."
Tak ingin membantah, Ratna mengalah. Nanda lalu mengambil tumpukan piring di hadapan Ratna. "Zoya, kamu tadi nggak masak, kan? Sekarang ke belakang, cuci piring!" perintahnya tegas.
"Oke," jawab Zoya enteng, meski bibirnya mencebik.
Ratna memperhatikan Bayu pergi ke ruang tamu, lalu matanya bertemu pandang dengan Ardi. Pemuda pendiam itu hanya berkata singkat dalam bahasa Jawa, "Bojomu nesu." (suamimu marah)
Kadang kala teman-teman KKN-nya meledek Ratna dan Bayu sebagai pasangan. Penyebabnya mereka terlalu sering bekerja bersama. Saat Ratna menelurkan proker untuk siswa TK, Bayu ternyata juga sudah menarget Taman Kanak-kanak sebagai sasaran programnya. Ratna didapuk untuk mengajar bahasa Inggris di SD, Bayu pun diminta mengajarkan jarimatika di sekolah yang sama. Alhasil, mereka terlalu sering bersama. Belum lagi mereka berada di kelompok piket yang sama. Meski begitu, Ratna cuek saja diledek sebagai 'istri' Bayu. Toh, dia tidak punya perasaan istimewa untuk lelaki itu.
Ratna mengambil buku Mahabarata dari kamar lalu menuju ruang tamu. Dia punya misi menjinakkan partner yang sedang ngambek.
Di ruang tamu tampak Bayu dan Indra sedang sibuk dengan gadget masing-masing. Indra memangku laptop dan telinganya disumpal earphones. Pasti sedang menonton serial misteri hasil mengunduh dari situs film bajakan. Sedangkan Bayu menunduk serius menatap ponsel pintar yang dipegang dengan dua tangan. Ngapain lagi kalau bukan main Mobile Legend. Penobatan Mobile Legend sebagai e-sport justru digunakan sebagai dalih oleh para lelaki untuk berlama-lama memainkan game tersebut.
Ratna mengenyakkan tubuh di kursi sebelah Bayu, tetapi kawannya masih bergeming. Menoleh ke arah Ratna pun tidak. Gadis itu menghela napas. Udara sangat panas. Kipas angin tidak cukup untuk mengusir gerah dan lengket akibat keringat. Ratna mencepol rambut lalu membuka daun jendela lebar-lebar. Pekarangan yang teduh oleh rimbunnya pohon nangka mengalirkan semilir angin ke dalam ruangan.
Strategi Ratna berhasil. Terdengar suara dengkusan disertai decakan lidah dari pria di sebelahnya. Dengan santai Ratna memandang Bayu dan mengangkat alis. Menantang lelaki itu mengutarakan kekesalan.
Bayu bertubuh tegap dan cukup atletis. Saat duduk seperti ini pun, posturnya yang tinggi tetap kentara. Untuk ukuran laki-laki, mata Bayu sangat ekspresif. Biasanya kedua netra itu berkilat jahil dan jenaka. Namun, sekarang bola matanya berkilat tajam, tanda bahwa Bayu sungguh-sungguh kesal. Bibir pemuda itu yang bergaris tegas membentuk garis lurus. Tak ada gurat senyuman.
"Silau. Nggak kelihatan," sungutnya.
Ratna tahu Bayu mengacu pada layar ponsel yang kalah dengan cahaya dari jendela. Namun, Ratna tak ambil peduli. "Jangan nge-game terus. Cari kegiatan lain, gih," nasihatnya, seolah-olah Bayu ini anak kecil berumur lima tahun.
Bayu meletakkan ponsel di meja lalu dengan santainya mengambil buku Mahabarata dari pangkuan Ratna.
"Bayu!" tegur Ratna.
"Katanya aku disuruh cari kegiatan lain, ya ini kegiatannya. Baca buku."
Bayu memperhatikan desain sampul yang berupa pola abstrak dengan dominasi warna biru. Itu bukan buku baru, sampulnya sudah agak lusuh. Bayu menimbang buku di telapak tangannya. Berat juga. Dibukanya halaman terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Sisi
RomanceCinta sejati bukan berarti dia yang datang pertama. Begitulah Bayu berdalih saat mendapati dirinya jatuh cinta pada Ratna, di saat sudah memiliki Ayu sebagai kekasih. Cinta pertama akan abadi selamanya, tetapi cinta pertama itu sering kali jatuh pa...