TIGA PULUH LIMA (A)

8.6K 995 55
                                        

Bab terakhir ini agak panjang, jadi aku bagi dua bagian.

-----------------

Resepsi pernikahan Gian dihelat secara besar-besaran. Mengambil tempat di resort vila mewah di daerah Pakem, Kaliurang, pemilik Prime English itu mengikat janji suci dengan sang kekasih, Adisti.

Gian menyediakan akomodasi berupa bus pariwisata yang khusus dicarter untuk mengantar dan membawa pulang para guru dan karyawan Prime English. Mereka bahkan dipersilakan membawa pasangan atau keluarga, selama kapasitas bus masih muat.

Ratna memilih tempat duduk di tepi jendela, dengan Raja di sebelahnya. Celotehan dan senda gurau para pekerja Prime English membantu meredakan ketegangan yang membelit. Seumur hidup, baru kali ini Ratna berdebar-debar saat pergi kondangan. Karena dia tahu, dirinya akan bertemu Bayu di sana.

Ratna memperbaiki posisi duduknya, tak ingin gaun pink selututnya kusut dan membuat dirinya gagal tampil sempurna. Ratna merasa kembali menjadi sosok mahasiswi KKN yang sibuk memastikan penampilannya paripurna untuk dipandang oleh sang lelaki pencuri hati.

"Sing single, siap-siap nyolong kembang mlatine Mbak Adisti. Ben ndang nyusul ketemu jodo." (Buat yang masih single, siap-siap mencuri bunga melatinya Mbak Adisti. Biar cepat nyusul bertemu jodoh.)

Mbak Asih, sang kepala bagian keuangan, berseloroh lantang dan langsung ditimpali oleh Yuke, salah seorang staf pengajar PE.

"Ra ono gunane nyolong kembang mlati, Mbak. Mumpung wis tekan Pakem, aku arep mampir ning Grhasia*. Nggrentes uripku ditinggal rabi Mister Gian." (Nggak ada gunanya mencuri bunga melati. Mumpung sudah sampai Pakem, aku mau mampir ke Grhasia. Hancur hidupku, ditinggal Mister Gian menikah.)

Seisi bus tertawa. Miss Yuke memang paling jago membanyol. Dia selalu mendeklarasikan diri menjadi fan girl bagi semua cowok ganteng di Prime English.

"Halah. Stok wong bagus isih akeh. (Stok cowok ganteng masih banyak.)  Raja itu masih single dan available. Terima servis cinta. Siap menyembuhkan hati-hati yang patah," sahut Asih jenaka.

Raja menyugar rambut, memutar tubuh ke belakang agar bisa dilihat Yuke yang duduk dua kursi di belakangnya.  "Harap antre, Miss Yuke. Pasienku nomor satu belum sembuh, soalnya."

"Sopo kui pasiene?"

"Ada deh. Rahasia." Raja memutar tubuhnya,  menghadap ke depan lagi, kepalanya menoleh pada Ratna di sampingnya. "Gimana, Mbak? Hatimu mau aku sembuhkan atau disembuhkan Mas Bayu?"

Jadi rupanya Ratna-lah pasien nomor satu yang dimaksud Raja. "Apaan sih," sergah gadis itu. Jawaban dari pertanyaan Raja telah Ratna dapatkan lewat sujud-sujud panjangnya, melalui derai tangis memohon ampunan Sang Mahakuasa. Hingga kemantapan itu dia peroleh bahwa hanya satu lelaki yang Ratna butuhkan untuk membuatnya utuh.

***

Suasana asri dengan hamparan rumput hijau yang dimiliki Kalyana Resort memang cocok untuk resepsi pernikahan. Siang hari, acara digelar dengan adat jawa di sebuah bangunan pendopo bergaya joglo. Sedangkan untuk nanti malam, sudah disiapkan pelaminan dengan gaya casual yang kekinian di ruang terbuka.

Di atas pelaminan, Gian dan Adisti bersanding serasi dalam balutan tata rias Yogya Paes Ageng. Keduanya tampak berseri-seri, memancarkan keanggunan adiluhung pengantin Jawa.

"Duh, Gusti, auto lemes dengkulku. Mister Gian ganteng banget. Ya Allah, itu lengan atau tiang pole dance? Kok aku bawaannya pengin meluk." Yuke kembali 'kambuh' dan Ratna benar-benar tergoda untuk menitipkan rekan kerjanya itu ke Grhasia.

Busana pengantin Yogya Paes Ageng memang mengharuskan mempelai pria bertelanjang dada, sesuai dengan mempelai wanita yang memakai balutan kain kampuh dodot yang membelit tubuh seperti kemben. Alhasil, lengan berotot dan dada bidang Gian pun terpampang bagi mata-mata wanita haus belaian.  

Tiga Sisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang