Dua minggu menjelang KKN usai, anggota kelompok Magelang Delapan dikejutkan dengan kabar resminya hubungan antara Melan dan Fattan. Dugaan ke arah sana memang menguat seiring semakin dekatnya dua insan itu. Melan mendadak sering mengurusi tetek bengek keperluan Fattan. Bahkan pernah juga, gadis cantik itu kedapatan sedang menyisir rambut Fattan. Setelah berkali-kali mengelak, akhirnya Melan mengakui dengan malu-malu bahwa dirinya telah menerima perasaan Fattan.
Hari ini pasangan kekasih baru itu dituntut untuk menunaikan pajak jadian, alias mentraktir makan-makan. Berhubung tidak ada kafe kekinian di desa, maka kedai mi ayam sederhana pun cukup memuaskan.
"Ingat, setiap orang cuma dapat jatah seporsi mi ayam plus minum. Di luar itu, yarwe*." Fattan mewanti-wanti. (*yarwe = bayar dhewe-dhewe/bayar sendiri)
"Tambah kerupuk, bayar sendiri juga?" tanya Indra sambil mengacungkan sebuah kerupuk.
Fattan mengangguk tegas. "Yap!"
"Pelit banget. Cuma tambah seribu doang, padahal," gerutu Rengganis.
Indra mendengkus kasar. Mahasiswa Fakultas Hukum itu menoleh pada Melan yang duduk di antara dirinya dan Fattan. "Kayaknya kamu melakukan kesalahan dengan memilih cowok perhitungan itu," sindir Indra yang langsung menuai sorakan dari teman-temannya.
"Panas, panas. Belum bisa menerima kenyataan kalau kalah dari Fattan." Bayu meledek.
"Ya udin, kita pesan minuman yang paling mahal aja. Biar Fattan jatuh bangkrut. Es campur intan permata ada nggak, Mas?" tanya Nanda pada seorang pelayan yang berdiri di sebelah meja mereka, menunggu untuk mencatat pesanan.
Si pelayan tersenyum mendengar pesanan Nanda yang nyeleneh. "Adanya es teh, teh anget, es jeruk, jeruk anget..."
"Sing rada larang, Mas," sela Putri. (Yang agak mahal, Mas)
Si pelayan tampak berpikir. "Es soda gembira, es fanta, es seprit ...."
Pengucapan menu terakhir sedikit membuat Bayu mengerutkan kening, tetapi kemudian dia paham bahwa yang dimaksud si pelayan adalah Sprite.
"Susu cokelat ada, Mas?" tanya Ratna.
"Ada, Mbak. Indomilk kental manis."
Ratna mengangguk. "Aku es susu cokelat satu."
"Kok samaan. Barusan aku juga mau pesan itu. Memang dasarnya kita sehati," sambar Bayu, tak mau melewatkan kesempatan menggoda Ratna.
"Awas, Bay. Bisa beneran nikah kalian nanti," celetuk Fattan.
"Ya memang itu harapanku." Bayu bertopang dagu sambil memandang Ratna yang duduk di seberangnya. Senyum nakal tersungging di bibirnya saat melanjutkan, "Ratna kan istri-able banget. Pinter masak. Pasti pinter mijit juga."
Ratna memutar bola mata dan Bayu terkekeh. Pelayan meninggalkan meja mereka sambil geleng-geleng kepala. Mungkin tingkah para mahasiswa ini terlalu absurd baginya.
Indra berdehem, meminta perhatian teman-temannya. "Tugas masing-masing untuk acara 17-an jangan sampai lupa. Ratna, kamu contact person dengan pihak Karang Taruna, kan? Ada info baru?"
Ratna menggeleng. "Belum ada. Mbak Dian nggak nge-chat WA aku."
"Zoya, videonya udah siap?" Indra mengalihkan tatapan ke arah Zoya. Meski gadis itu sering bersikap menyebalkan, ternyata Zoya sangat mumpuni dalam mengedit video. Rencananya, saat malam 17 Agustus nanti, mereka akan menampilkan video berisi rangkuman kegiatan KKN mereka.
"Udah aku konsep. Tinggal eksekusi aja," jawab Zoya seraya mengipas-ngipas dirinya dengan telapak tangan.
Pesanan mereka datang. Asap yang mengepul dari mangkuk mi menebarkan aroma lezat. Membuat perut seketika keroncongan. Tak perlu waktu lama bagi para mahasiswa kelaparan untuk menandaskan makanan mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/192527520-288-k626926.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Sisi
RomanceCinta sejati bukan berarti dia yang datang pertama. Begitulah Bayu berdalih saat mendapati dirinya jatuh cinta pada Ratna, di saat sudah memiliki Ayu sebagai kekasih. Cinta pertama akan abadi selamanya, tetapi cinta pertama itu sering kali jatuh pa...