DUA PULUH

8.4K 1K 100
                                    

Yogyakarta, masa kini

"Boleh masuk?"

Ratna menoleh ke arah pintu dan mendapati Bayu melenggang masuk ke ruang kelas dengan santai. Lalu untuk apa dia meminta izin?

Lelaki itu terlambat sepuluh menit, Ratna baru saja selesai memperkenalkan diri pada rekan-rekan kerja Bayu yang menjadi peserta pelatihan TOEFL.

Sebenarnya Ratna enggan mengajar di kampus Bayu, tapi menolak perintah Gian dengan alasan personal semacam 'takut clbk' terdengar sangat tidak profesional.

"Skor TOEFL Miss Ratna di atas 600, dan listening nyaris betul semua."

Begitu Gian beralasan saat menunjuk Ratna sebagai pengajar sesi listening. Maka, Ratna menelan kembali keberatannya dan terpaksa menerima tugas ini.

Ratna mengangguk pada Bayu yang masih tampak rapi pada pukul dua siang dengan kemeja biru dongker lengan panjang dan celana panjang hitam. Ratna bertanya-tanya dalam hati, berapa banyak mahasiswi yang tidak konsentrasi belajar di kelas jika dosennya seganteng ini?

"Silakan duduk, Pak."

Bayu kontan mengernyit mendengar sapaan itu. Pak? Yang benar saja! Apa Ratna sedang berpura-pura tidak mengenalinya. Sedikit mencebik, Bayu mengambil duduk di baris kedua, di sebelah rekannya yang bernama Anton.

"Jadi Bapak Ibu, sebelum kita mulai materi, saya minta Bapak Ibu untuk menuliskan nama di name tag yang akan saya bagikan, lalu tempelkan di dada. Supaya saya bisa mengenal Bapak Ibu sekalian."

Ratna membagikan kertas manila berwarna biru seukuran kartu nama pada seluruh peserta pelatihan TOEFL. "Tulis dengan huruf yang besar. Cukup nama panggilan saja, nggih."

Ratna sengaja melengos saat melewati meja Bayu, hanya meletakkan kertas name tag di sudut meja. Boro-boro tersenyum, tatapan gadis itu tak sedetik pun singgah memandang Bayu.

Oh, baiklah. Jika Ratna mau begitu, Bayu mengikuti saja permainanannya. Bayu meraih kertas dan menuliskan nama panggilan yang dia inginkan. Anton menyikut tulang rusuknya sewaktu melihat satu kata yang dituliskan Bayu, sedangkan Bayu hanya menyeringai. Dia tidak akan membuat sesi ini mudah bagi Ratna.

"Untuk Listening TOEFL part A itu mudah, sebenarnya. Ada beberapa strategi. Kita coba tiga strategi pertama. Satu, focus on last line. Fokus pada kalimat terakhir. Dua, avoid similar sound. Hindari bunyi yang sama.  Tiga, choose answer with synonym. Pilih jawaban yang merupakan sinonim kata yang kita dengar. Nah, sekarang kita coba dengarkan recording-nya. Ingat, focus on last line."

Ratna memutar sebuah audio percakapan dari laptopnya yang sudah tersambung dengan speaker aktif bersuara lantang.

(man)  Billy really made a big mistake this time.
(woman)  Yes, he forgot to turn in his research paper.
(narator)  what does the woman say about Billy?

Ratna memencet tombol pause. "Silakan lihat pilihan jawaban. Coba eliminasi pilihan jawaban di mana terdapat 'bunyi-bunyi yang mirip' dengan apa yang Anda dengar pada percakapan tadi," perintah Ratna.

Para peserta melihat modul mereka di mana tertulis opsi jawaban.
(A)  It was the first time he made a mistake.
(B)  He forgot to write his paper.
(C)  He turned in the paper in the wrong place.
(D)  He didin't remember to submit his assignment.

"Oh, berarti pilihan B salah ya, Miss. Tadi kayaknya saya dengar ada kata 'forget' gitu," ucap salah seorang peserta laki-laki yang memakai kacamata berbingkai gading.

Tiga Sisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang