BYUR!
Air yang semula tenang berubah bergerak saat seseorang menyeburkan tubuhnya ke dalam sana. Prisa sedang berenang untuk menghabiskan waktu sorenya. Bergerak dari satu sudut ke sudut lainnya dengan lincah.
Prisa belum tahu ingin melakukan apa atau ke mana nanti malam. Tapi kebiasaan dirinya ini 'kan pergi ke club. Ke mana lagi memang dirinya harus menghabiskan malam jika tidak pergi ke tempat maksiat itu.
Bergabung di organisasi rohis tak lantas membuat kehidupan Prisa berubah drastis. Ia masih menjalani aktifitas kehidupannya seperti biasa. Jangankan berubah drastis, berubah sedikit pun tidak.
Walaupun di grup WhatsApp rohis anggotanya selalu tidak lupa saling mengingatkan untuk salat, toh tetap saja Prisa mengabaikannya. Istilahnya sebagai setor kehadiran Prisa akan menjawab "iya" seperti anggota yang lainnya.
Kalau pepatah sindiran atau teguran dalam bahasa Jawa: inggih-inggih mboten kepanggih, yang artinya "iya-iya saja namun tidak dilaksanakan".
Sebenarnya jika Prisa punya niat, ia bisa saja pergi ke masjid yang ada di komplek perumahannya. Tapi namanya tidak pernah punya niat serta kemauan plus malas ya Prisa bodo amat.
Padahal di rumahnya Prisa kerapkali melihat Pak Pon dan Bi Muti salat. Terkadang mereka salat berjemaah ataupun sendiri-sendiri. Prisa ingin bilang mau ikut salat, tapi ia malu untuk mengucapkannya. Alhasil, Prisa hanya bisa memperhatikan saat mereka salat. Memperhatikan pula bagaimana gerakan demi gerakan salat. Kalau melihat orang salat sebenarnya Prisa sedikit-sedikit bisa mengingat gerakannya. Hanya saja ia lupa apa saja bacaan doanya.
Prisa menepi ketika mendengar suara azan. Langit sudah petang pertanda azan yang didengarnya adalah azan magrib. Lalu cewek itu mengambil handuk kecil untuk mengelap rambutnya sebelum berjalan menuju kamarnya di lantai dua.
Selesai mandi Prisa merasa lapar. Namun kini kebiasaannya sedang kumat yakni, malas makan. Jadilah cewek itu memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Ponselnya berbunyi. Lagi-lagi dari grup rohis. Awalnya Prisa malas untuk membukanya. Namun saat menyadari yang mengirim pesan adalah Gagah, seketika mata Prisa berbinar. Meskipun cowok itu mengirim pesan di grup tapi setidaknya Prisa sedikit bahagia karena bisa membaca nama dan kalimat cowok itu di sana.
Gagah mengirim pesan berisi pemberitahuan jika malam ini selepas salat isya' ada pengajian di salah satu masjid yang meskipun disebutkan namanya, tetap saja Prisa tidak tahu di mana alamat masjid itu.
Prisa tertawa geli merutuki dirinya yang justru hapal dengan berbagai alamat club malam ketimbang masjid.
"Kira-kira Gagah pergi ke pengajiannya enggak, ya?"
+628578625xxxx
Absen🙏🏽
+628135052xxxx
Tq bngt infonya tp syg
bngt nih w g bs hdir.
D rmh lg ada tahlilan.+628777741xxxx
Share loc Gah
+628196099xxxx
Okok nnt ktmuan dsna yakk
Tak lama Gagah mengirimkan lokasinya.
Gagah
Sip itu gue udh share loc
siapa aja yg mw dateng slhkn
gue tunggu di lokasi.Prisa bersorak heboh. Sejak tadi ia menunggu kalimat itu dari Gagah. Karena akan terasa aneh jika Prisa hanya bertanya pada Gagah saja apakah cowok itu akan menghadiri pengajian atau tidak. Pengin private message tapi gengsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Prisa [Complete]✓
Teen FictionGue Prisa. Hidup gue udah rusak sejak SMP. Puncaknya saat gue kelas 10. Gue hamil. Gue benci. Gue aborsi. Dan cuma bisa meringis saat benar-benar merasakan jatuh cinta pada salah satu cowok di sekolah gue, yang sangat-sangat gue sadari bahwa gue eng...