Bab 34 | Semua Jadi Tahu

208 16 2
                                    

Mendadak langkah kakinya terhenti saat tak sengaja sebuah benda--- yang tidak asing menurutnya, mengambil alih perhatiannya. Ia semakin memperpendek jaraknya dengan benda itu. Ketika sudah tepat berdiri di sana, ia raih benda berwarna hitam tersebut lantas mengamatinya dengan saksama.

Sampai ia bolak-balik benda itu agar keyakinannya mengenal benda itu tidaklah salah.

"Ini 'kan hape gue."

Iya, seribu persen Prisa yakin kalau ponsel hitam itu adalah miliknya. Ketika akan membukanya, layar ponselnya malah menunjukkan sederet angka.

Sial harus pakai kode.

Prisa geregetan. Dia beralih duduk di sofa.

Apa-apaan ini?

Kenapa ponselnya bisa muncul secara tiba-tiba di rumah?

Padahal ponsel ini 'kan sudah hilang. Emm ... dirampok maksudnya waktu itu.

Tidak mungkin ini adalah ponsel Mily. Ponsel cewek itu berwarna gold.

Prisa yakin betul bahwa ini adalah ponsel miliknya karena ada bukti sedikit baret di layar ponselnya.

Oh atau jangan-jangan ....

"Buset nih anak malah bengong!"

Karena teguran Mily salah, Prisa langsung menoleh.

"Buruan gih Pris pake sepatu! Gue nggak mau telat. Hari ini udah mulai ulangan woi," cerocos Mily memakai sepatu.

"Ini hape gue 'kan, Mil?" Prisa menggoyang-goyangkan ponselnya.

Mily mendongak pun tubuhnya sudah kembali tegak. Ia sudah selesai memakai sepatunya.

Tanpa permisi Mily merebut ponsel itu lalu mengamatinya. "Iya. Ini kek hape lo yang dirampok itu deh," katanya.

Tuh 'kan berarti Prisa tidak salah. Mily saja bilang begitu.

"Kok bisa ada di lo lagi?" tanya Mily memicingkan mata.

Prisa dorong pelan kening Mily membuatnya sedikit kesal dan langsung menepis telunjuk Prisa.

"Mana gue tahu."

"Ah gue tahu!"

Prisa diam menunggu kelanjutan ucapan Mily.

"Jangan-jangan ini hapenya Agra."

"Agra? Maksud lo Agra yang ngerampok hape gue gitu? Ngaco lo!"

"Santai dong! Dengerin gue dulu!"

Prisa rebahkan punggungnya ke sofa dan melipat tangannya. Masa iya adiknya dituduh jadi perampok.

"Mungkin aja si Agra yang beli hape ini. Namanya rampok 'kan udah jelas tuh pasti nih hape udah dia jual sama orang. Nah tuh orang ngejual lagi nih hape ke Agra. Gitu kali ya? Ya nggak sih?"

"Udahlah yuk cabut!"

Mily melotot tidak terima. Sudah ia jelaskan panjang lebar tapi Prisa malah mengabaikannya. Berdiri begitu saja sambil menggendong ranselnya. Prisa bangsat!

Dengan kesal Mily mengikuti Prisa keluar rumah.

"Gitu aja ngambek."

"Apa? Gue lagi nggak mau ngomong ya sama lo!"

"Iya. Nanti biar gue tanyain sama Agra."

Mily berdecih. Apaan sih Prisa nggak nyambung?!

Prisa bersedekap dada menikmati jalanan Ibukota di pagi hari ini untuk menuju sekolahnya.

"Wow Prisa selamat ya! Nggak nyangka gue sumpah."

Gue Prisa [Complete]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang