"WHAT?!"
Mily terpekik nyaring dan nyaris saja ponsel dalam genggamannya tegelincir bebas ke lantai.
Agra yang mendengarnya refleks menoleh sambil berkerut dahi. Belum ia bertanya, Mily sudah membentaknya lebih dulu membuatnya semakin bingung.
"Kenapa lo biarin Prisa pergi gitu aja?!"
"Emang kenapa?"
"Nggak ada waktu buat jelasin. Sekarang lo ikut gue." Mily tarik tangan Agra yang sedang leyeh-leyeh di sofa.
Bahkan cowok itu tidak sempat berganti pakaian. Mau ke mana coba?
Agra bercermin pada kaca spion. Tak apalah. Setidaknya ia masih terlihat tampan.
Sudah di dalam mobil, Mily segera melajukannya dengan kecepatan tinggi.
"Eh mau ke mana sih? Nggak bisa pelan-pelan aja?"
Jelas Agra takut. Kalau sampai kenapa-kenapa bagaimana?
Apa ada yang darurat?
"Gue yakin kalau sekarang kakak lo lagi dalam bahaya."
Tadi sewaktu dirinya lagi nyantai bareng Agra, terdengar suara ponsel yang berdering. Awalnya mereka mengabaikan. Namun, karena berisik akhirnya Mily mencari ponsel tersebut yang ternyata ada di atas dispenser. Dan itu ponsel Prisa.
Tidak ada yang menelepon. Itu hanya suara alarm saja. Entah apa yang ada dalam otak Prisa sehingga membuat cewek itu menyetel alarm pukul 4 sore.
Mily yang iseng, membuka ponsel Prisa yang ternyata tidak dikunci. Tujuan pertamanya adalah membuka pesan WhatsApp. Karena ia penasaran kira-kira dengan siapa saja sahabatnya itu berkirim pesan.
Sampai tiba di mana Mily berhenti di salah satu nama yaitu Nazwa. Waktu yang tertera di sana menunjukkan bahwa hari ini mereka saling kirim pesan. Bahkan terakhir kali pada pukul setengah tiga sore.
Mendadak perasaan Mily tidak enak. Ia buka room chat lantas membaca beberapa chat yang dianggapnya penting.
Nazwa mengatakan bahwa cewek itu sedang sakit. Salah satu penyebabnya adalah karena memikirkan ke mana Prisa menghilang.
Sebegitu berlebihannya si Nazwa itu, pikir Mily.
Sudah seperti pacar saja tingkahnya.
Kemudian Nazwa meminta Prisa untuk menjenguknya hari ini. Kebetulan Prisa sedang free dan akhirnya menuruti permintaan cewek berhijab itu yang katanya siapa tahu setelah bertemu Prisa, Nazwa bisa sembuh.
Bullshit.
Prisa pernah cerita kalau Nazwa tinggal bersama kedua orangtuanya di sebuah kompleks perumahan. Papanya sedang sakit yang entah sakit apa.
Dan yang membuatnya heran, kenapa Nazwa mengirim alamat apartemen pada Prisa?
Apa Nazwa pindah ke apartemen?
Entahlah. Itu tidak penting.
Intinya untuk saat ini jantung Mily masih berdegup tidak karuan. Ia merutuki dirinya sendiri yang lupa menceritakan tentang Nazwa yang ternyata tak sebaik kelihatannya. Mily sendiri tidak tahu apa alasan di balik tindakan yang Nazwa lakukan.
Mily semakin menambah kecepatan laju mobilnya.
Agra meminta cewek di sebelahnya untuk segera menepikan mobilnya. Biar dia saja yang nyetir tapi Mily bersikap abai.
Helaan napas kasar keluar dari mulut cowok itu karena menahan kesal.
Masih di tempat yang sama, Prisa rasa ini adalah prank. Meskipun ia tahu jika seseorang di belakangnya ini bukanlah seorang YouTuber. Prisa hanya ingin mencoba menenangkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Prisa [Complete]✓
Teen FictionGue Prisa. Hidup gue udah rusak sejak SMP. Puncaknya saat gue kelas 10. Gue hamil. Gue benci. Gue aborsi. Dan cuma bisa meringis saat benar-benar merasakan jatuh cinta pada salah satu cowok di sekolah gue, yang sangat-sangat gue sadari bahwa gue eng...