"Apa sih, tujuan kalian bikin kesepakatan dari awal?"Kesepakatan. Tujuan.
Tubuh Chaeyeon rasanya dihantam balok es begitu pertanyaan meluncur bebas dari bibir Kyulkyung. Bikin sekujur tubuh Chaeyeon ngebeku di tempat ketika dia masih berdiri di depan kompor. Sibuk sama sup kecambah, awalnya.
Kyulkyung jelas bukan satu-satunya yang nanya hal itu. Seniornya yang bahkan gak tau dimana keberadaannya, pernah nanya hal yang sama. Dan reaksi itu masih sama. Chaeyeon belum bisa nemuin jawaban yang pas buat pertanyaan itu. Seolah semua yang terjadi antara mereka ngebeku di kepalanya dan gak mau didesak keluar. Gak bisa dideskripsikan.
"Bantuin gue lupain kak Sooyoung dan temenin gue selama rehab. Gue juga bantuin loe sampe bener-bener ikhlasin Junhoe. Gue siap jadi tempat cerita, selama Ayah atau Mama loe sibuk dan loe butuh seseorang buat jaga rahasia"
Percakapan di rumah sakit itu keulang lagi di kepala Chaeyeon. Seolah jadi pengingat bahwa jabat tangan mereka tiga tahun lalu jadi awal dari semua keadaan gak jelas ini. Permainan konyol ini. Semuanya dimulai dari situ. Tepat sebelum Jaehyun pergi rehabilitasi, mereka memutuskan saling ada buat satu sama lain. Dan berhasil ngebawa mereka berdua ke situasi aneh saat ini.
Atau mungkin, cuma Chaeyeon yang aneh? Selalu lari dari semua masalah dalam dirinya ketika itu bersangkutan sama Jaehyun. Seolah cowok itu adalah kesalahan, ketika dirinya sendiri yang menganggap semua yang terjadi itu salah.
"Buat jadi temen? Gue, Jaehyun, kami cuma berusaha lebih kenal satu sama lain. Jadi temen"
Bohong. Mereka jelas selalu ada di lingkaran yang sama. Dan awal dari semuanya, awal dari kenapa Chaeyeon setuju sama jabat tangan Jaehyun di rumah sakit dan awal dari permainan konyol itu, semua karena Chaeyeon butuh. Butuh seseorang buat melampiaskan segalanya. Butuh seseorang buat mengisi kekosongan hari dan hatinya. Butuh buat meyakinkan dirinya bahwa Junhoe cuma satu-satunya. Gak ada yang bisa menggantikan, sampai Chaeyeon sadar bahwa dirinya yang menempatkan dirinya sendiri dalam bahaya. Tentang jatuh dalam lubang kehidupan seorang Jaehyun.
"Gue bener-bener gak tau sejauh apa kalian saat ini karena kak Chaeyeon sendiri gak pernah mau ngebagi apapun. Kalo kak Chaeyeon mikir dia memenuhi apa yang loe mau kak, gue bakal bilang iya, dia bisa. Tapi gue yakin kak Chaeyeon sadar udah jadi orang jahat yang memanfaatkan keadaan"
Tangannya gerak lagi, ngaduk sup kecambah yang udah siap dimasukin ke dalam mangkuk. Gak ngelepas pendengarannya dari Kyulkyung yang baru aja ngebuka suara lebih lama di sampingnya. Tanpa sadar bahwa Kyulkyung merhatiin dia sejak tadi. Merhatiin sorot matanya yang melemah. Memperlihatkan kekosongan dirinya yang dia sebabkan sendiri. Beradu sama pikiran kalut di balik tengkorak.
Selama kenal Chaeyeon, yang Kyulkyung tau seniornya itu bukan tipe pemikir. Iya, Chaeyeon bukan tipe pemikir. Selalu bertindak logis tanpa naruh rasa khawatir berlebih. Tapi itu selalu beda kalo dirinya udah ada dalam ikatan kuat sama suatu hal. Salah satunya yang pernah Kyulkyung hadapi, Mina. Kemungkinan yang lain, Jaehyun.
Seniornya di sanggar itu bisa bertindak diluar kebiasaan.
"Menurut lo, seberapa jauh gue harus pergi?"
Kening yang lebih muda mengkerut. Tubuhnya yang baru aja duduk di kursi dan berhadapan sama Chaeyeon, langsung dia tegakin. Ngesampingin sup kecambah dengan aroma yang menusuk hidung, Kyulkyung natap senior di hadapannya tanpa gurat emosi.
"Jauh dari kak Jaehyun?"
"Jauh berhubungan sama Jaehyun"
Aneh, menurut Kyulkyung itu adalah pertanyaan aneh yang seharusnya Chaeyeon udah tau jawabannya.
"Temen, kalian cuma lagi dalam fase buat kenal satu sama lain"
Jawaban logis dari yang lebih muda meluncur mulus ke ulu hati Chaeyeon seolah itu peluru yang baru aja dilepas dari pelatuknya. Ngerambat cepat nyisain rasa ngilu di ulu hati. Apalagi yang harus dipertanyakan kalo dari awal semua ini terjadi karena mereka butuh satu sama lain. Mereka sama-sama kehilangan dan butuh tempat pelampiasan. Tempat paling pas dan paling pantas di sebut tempat pelampiasan.
Hati masing-masing yang hancur.
"Jadi, kak Chaeyeon mau diem aja sampe kapan? Sampe kak Jaehyun lagi yang nyamperin? Itu lebih keliatan kayak kalian ada di hubungan tertentu kalo ada hal-hal semacam itu"
Chaeyeon cuma diem. Ngebiarin Kyulkyung terus bicara sementara dia sibuk nyendokin sup kecambah buat masuk ke rongga mulutnya.
Gak ada yang salah dari semua ucapan Kyulkyung siang ini di meja makan apartemen Chaeyeon. Dan itu semua apa yang Chaeyeon butuh dalam situasi membingungkan yang dia bikin sendiri.
Keputusannya udah bulat. Mereka harus mengakhiri permainannya atau Chaeyeon bisa bikin semuanya jadi lebih berantakan dan membingungkan. Antara dia, kekosongan hatinya, Jaehyun, dan kekosongan hati Jaehyun.
Dia gak akan ngebiarin perasaan lain menjamah dirinya cuma karena permainan konyol ini.
.
.
.
.
.~um's
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Heroin ; [chaeyeon]
Fiksi Penggemar"itu kayak candu, gue gak tau sejak kapan, tapi gue biarin semuanya kayak gini" Second book of [1] Drugs ; [jaehyun]