62. "Have a good sleep, Jaehyun"

915 61 0
                                    

Pandangan cowok itu makin mendekat. Mengesampingkan fakta bahwa dia tau cewek yang berdiri tepat di hadapannya detik ini gak benar-benar mandang dia. Cewek itu berusaha ngaburin pandangannya sendiri dan menganggap seolah Jaehyun gak ada. Seolah cowok itu gak ada di hadapannya. Seolah cowok itu gak serius tentang tindakannya. Karena Chaeyeon tau jelas dirinya bakal goyah.

Chaeyeon kira tiga tahun adalah waktu yang gak mungkin buat jatuh ke dalam Jaehyun sejauh dan sedalam itu. Dia kira tiga tahun adalah waktu yang gak mungkin buat bisa ngebiarin dirinya sendiri terjebak dalam hidup seorang Jung Jaehyun. Dia kira, tiga tahun adalah waktu yang cukup buat melepas Jaehyun, dari ikatan kehidupannya. Bahkan Chaeyeon kira, sampai kapanpun, gak ada yang namanya fakta bahwa dia akan mengikat dirinya sendiri dengan Jaehyun.

Deru nafas itu bisa Chaeyeon rasain. Menyapu wajahnya yang mulai dingin karena pendingin ruangan yang selalu disetel paling rendah di musim panas kayak gini. Ngebuat kulitnya jadi lebih sensitif buat sekedar merasakan seberapa gak stabil nafas cowok itu. Ada amarah di balik nafas yang gak teratur itu, Chaeyeon tau pasti.

Tiga tahun, dengan hari-hari dipenuhi Jung Jaehyun.

"Apa yang loe mau setelah permainannya selesai? Gue bisa nawarin banyak hal, yang mungkin loe butuh atau mau"

Dua netra yang sejak tadi berusaha menghindar dari tatapan Jaehyun itu, sekarang sepenuhnya lepas dari tatapan Jaehyun. Cewek itu ngebalikin badannya. Ngeraih tasnya yang kegeletak di kursi. Dia rasa semuanya udah selesai. Gak perlu lagi dilanjut, dalam bentuk apapun itu, perjanjian atau kesepakatan. Keputusannya buat mengakhiri semua hal bareng Jaehyun udah bulat.

Chaeyeon ngelangkahin kakinya, ngejauh dari Jaehyun dan ngebawa badannya mencapai pintu apartemen Jaehyun. Mengabaikan Jaehyun yang ngehela nafasnya keras-keras. Cewek itu ngebuka pintu apartemen, meskipun belum sepenuhnya kebuka waktu matanya justru nangkap eksistensi potongan-potongan koran di depan pintu. Tubuhnya ngebeku, hilang respon setelah berhasil ngebaca beberapa judul di potongan-potongan koran itu.

"Chaeyeon, permainan emang selesai, tapi gue gak pernah bilang loe bisa pergi"

Dingin. Sentuhan tangan Jaehyun di lengan kirinya kerasa dingin. Tapi Chaeyeon bahkan gak bisa merespon apapun. Meski cowok itu dengan gerakan santainya ngambil potongan-potongan koran yang berserakan. Gak ada senyum di wajahnya, Chaeyeon cuma menemukan gimana cowok itu naikin dua alisnya sebentar sebelum ngebuang potongan-potongan koran tadi di tempat sampah di samping pintu.

Seberapa gak bisa meresponnya Chaeyeon sampe dia gak menyadari kapan Jaehyun nutup pintu apartemen. Ngedorong tubuhnya pelan buat menjauh dari pintu berdiri tepat di bawah lampu yang sengaja dipasang di lorong pendek menuju pintu.

"Kalo loe bisa ngebiarin gue sakau dan nyayat pergelangan tangan, itu berarti gue juga bisa ngingetin loe tentang orang-orang yang pergi"

Jaehyun, bukan sepenuhnya orang baik. Ya, Chaeyeon tau fakta itu. Bahkan Eunha selalu bilang tentang kepribadian Jaehyun yang mungkin delapan puluh persennya adalah kumpulan dari sikap jahat tiap individu di muka bumi. Tapi mungkin, Chaeyeon terlena. Melupakan fakta yang sering Eunha ungkapin, buat sekadar melihat Jaehyun bertindak manis di depannya.

"Kita saling perhatian bukan karena itu kita, tapi karena kita butuh"

Mata mereka pada akhirnya ketemu. Sentuhan jemari Jaehyun di helaian rambut Chaeyeon bikin cewek itu sedikit goyah. Pupilnya dengan jelas bergetar waktu netranya ketemu sama punya Jaehyun yang keliatan tenang, tapi lebih kelam dari biasanya.

Tiga tahun lebih deket sama Jaehyun, cewek itu cuma satu kali ngedapetin tatapan Jaehyun yang itu. Tatapan tenang yang lebih kelam dan seolah mempertegas bahwa cowok itu bukan orang baik-baik. Hari itu di rumah sakit, hari dimana mereka memulai semua kekonyolan yang tercipta sekarang. Saat dimana Jaehyun bilang bahwa dia mau ngasih bukti kalo dia baik-baik aja bahkan setelah semua hal yang terjadi. Chaeyeon baru sadar tentang itu, bahwa tatapan Jaehyun yang semacam itu adalah tanda bahwa cowok itu gak akan membiarkan dirinya sendiri jatuh. Dan gak akan membiarkan harga dirinya dikuras habis.

[2] Heroin ; [chaeyeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang