24. Kamu Sebenarnya Apa?

160 76 4
                                    

Buat para SIDER dari AUTHOR
"Give a vote dong, don't just reading aja :v"

Selamat membaca
cerita If You Know My Heart

Playing Now | Yovie & Nuno - Manusia Biasa

Hatiku sangat yakin bahwa aku sungguh mencintaimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hatiku sangat yakin bahwa aku sungguh mencintaimu.

oOo

Azkia melangkahkan kakinya dengan cepat agar bisa sampai di kelas tepat waktu karena sekarang tinggal dua menit lagi bel akan berbunyi. Semalam dia baru datang di rumah pukul dua belas malam. Lalu Azkia mengerjakan tugas hingga setengah dua malam dan baru bisa tidur pada pukul dua malam. Alhasil dia bangun jam enam pagi ditambah jalanan yang macet. Azkia tepat waktu, dia sampai di depan pintu kelasnya saat bell masuk berbunyi.

Dia memperhatikan kursi sampingnya yang masih kosong. Biasanya Azkia langsung mendengar suara Eka berteriak memanggil namanya saat sampai di depan pintu, tapi kemana Eka sekarang. Kalau berangkat dan ke kantin atau ke mana pun Eka selalu menaruh tasnya di kelas terlebih dahulu. Artinya sekarang dia tidak berangkat.

Azkia terus fokus dan diam ke depan, memperhatikan pelajaran dengan seksama. Saat istirahat pun, Azkia hanya diam di kelas sendiri. Kesepian mulai terasa walaupun ada Eric dan Baim yang menemaninya di kelas.

Baim menyenggol bahu Azkia. "Eh ngantin yuk. Gue traktir nih Kia. Apa aja mau bubur, mie ayam, cakwe, bakso, pempek, tahu baso, gorengan, otak-otak, siomay, salad, cuanki, cimol, cireng, nasi goreng, soto."

"Oke cukup sekarang lo mirip angkel Muthu. Mending lo beliin gue es jeruk di kantin sama 3 roti di koperasi," ujar Eric sambil melihat buku catatan Azkia. "Pakai uang lo dulu. Nanti gue ganti."

Baim segera melesat pergi dari kelas Azkia. "Udah mungkin ada acara keluarga mendadak jadi gak berangkat dan gak sempet ngehubungin lo."

"Ya tapi kan. Seenggaknya ngasih surat. Kan Absennya jadi jelek," ujar Azkia mencari-cari alasan.

"Gue ngerti. Lo khawatir sama Eka tapi-" dering handphone Azkia terdengar dari dalam tepak.

Azkia mengambil handphonenya. "Maaf gue angkat bentar." Azkia tersenyum dan mengangkat teleponnya di hadapan Eric.

"Assalamualaikum."

Mulai terdengar suara yang dikenalinya. "Waalaikumsalam. Udah sarapan? Pasti belum jadi sarapan dulu ya. Oh iya gue singkat aja. Gue akan menetap di sini. Oke makasih Waalaikumsalam."

Sambungan sudah terputus dahulu ketika Azkia ingin berucap. Senyuman itu langsung memudar, wajah kecewa terpampang jelas di wajahnya. Azkia berdiri dan segera berlari keluar kelas.

If You Know My Heart (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang