Love Me, Please! - 3

21.3K 1K 11
                                    

~Happy Reading ~

Malam itu Leo menolak mentah-mentah permintaannya. Gadis itu diusir secara paksa, betapa kejam dan tidak berperasaan. Padahal ia tengah mengandung anaknya. Namun, Leo malah mencacinya. Andai, ia tahu ini semua bukan keinginannya dan juga bukan salahnya, tetapi kenapa ia tak mau membuka hatinya sedikit pun untuk gadis itu?

***

"Sangat mustahil jika seorang pelacur tak menginginkan uangku! Ck! Aku tidak akan menikahimu!"

Pernyataan itu membuat Tara hampir putus asa. Leo terlalu bergantung dengan uangnya, dia pikir semua bisa dibeli dengan uang? Jika barang mungkin iya! Tetapi tidak dengan harga dirinya dan juga kesuciannya yang telah ia renggut malam itu. 

"Aku tidak butuh uangmu! Aku ingin kau menikahiku!" tegasnya sekali lagi. 

Jika saja, ia tidak mengandung darah daging iblis berwujud manusia seperti Leo, mana mau ia datang ke rumahnya dan bertemu seorang pengusaha sukses yang menjijikan seperti Leonard Joanne. 

***

Mungkin, ini sudah menjadi garis takdirnya, bertahan meski dikecam luka sekali pun, tetapi ia tidak ingin melakukan kesalahan yang kedua kalinya, ia tidak ingin menggugurkan anak tersebut.

Dibenci oleh saudara, ia masih bisa bersabar. Tetapi, jika kejadiannya sudah melampaui batas seperti ini, apakah Tara masih harus bergeming saja? Menyimak seolah tidak ada kejadian apa pun. Haruskah?

Langkahnya mengayun menyusuri gelapnya jalanan, air mata terus-menerus berderai.  Perasaannya hancur, masa depannya hancur, lantas untuk apa dirinya hidup? 'Apa aku harus mengakhiri hidupku?' batinnya bersuara. Ia sudah tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk kedepannya, gadis itu benar-benar menyerah.

"Mungkin mati lebih baik!" ucapnya menyeringai.

Tepat di bawah guyuran air hujan Tara berdiri. Kini, mata sembapnya melihat ke arah depan, tampak sebuah mobil yang melaju cukup kencang. Matanya memejam, sepertinya maut akan menjemputnya malam ini.

Gadis itu sudah tidak bisa berpikir jernih sama sekali. Jika mati akan membuatnya jauh lebih tenang, ia akan melakukan itu semua. Saat mobil itu semakin mendekat, Tara hanya tersenyum getir, ia mulai memejamkan matanya. Mobil itu pun terdengar semakin dekat dan, "Ccciiittttt ...!"  Suara gesekan antara ban mobil dengan aspal jalanan itu terdengar begitu ngilu.

Tubuhnya masih berdiri tegak, perlahan dia mulai membuka matanya. Sial! Rencananya gagal. Mengetahui itu semua, tubuhnya ambruk seketika, lalu dia menangis sejadi-jadinya. "Kenapa, kenapa kau tidak menabrakku saja?!" sentaknya. Ia menunduk menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Tanpa ia sadari sang pengemudi itu turun dari mobilnya.

"Tara!" Suaranya terdengar tampak tidak asing. Tara mengangkat kepalanya dan melihat kepada pemilik suara tersebut.

"Ry ... Ryzan?" ucapnya dengan pelan. Setelah ia mendapatkan siapa pemilik suara itu. Kenapa disaat kondisi seperti ini, ia ditemukan dengan sahabatnya. Kenapa!

"Apa yang kau lakukan? Kau gila?!" bentaknya. Tara hanya diam dan menunduk. Kenapa harus Ryzan, kenapa!

"A ... a ... aku." Mulutnya tiba-tiba terasa kaku, ia tak sanggup jika harus mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, yang ia bisa hanya menangis dan menangis. Lemah!

Love Me, Please! [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang