~Happy Reading~
Sejak pergimu. Dunia terasa tercabik kesunyian. Mengapa harus menelan sakit yang selalu berkepanjangan? Bahkan dengan tak sadar, hati ini kembali patah. Kini, yang tersisa hanyalah sebuah luka yang tak kunjung mengering. Tara!
- Leonard
Apa yang lebih menyakitkan dari kata diselingkuhi? Apa yang lebih menyakitkan dari kata itu? Dia di sini menunggu dengan perasaan khawatir. Namun, laki-laki itu malah berpesta ria dengan kekasihnya. Mungkinkah Tara memang tidak cocok untuk bersanding dengan Leo, sehingga laki-laki itu memilih berkencan dengan wanita lain.
Perempuan itu hanya ingin dihargai layaknya seorang istri, diperlakukan dengan baik, diberi kebahagjaan yang seharusnya. Apakah itu salah? Mengapa harus kesedihan yang dia terima? Tidak pantas kah dirinya untuk bahagia? Semenyedihkan inikah perjalanan hidupnya?
Hari itu hari di mana Leo seharusnya pulang. Namun, sudah berhari-hari Leo tak menampakkan wajahnya, orang rumah bilang Leo sangat sibuk, akan tetapi Tara yakin, jika suaminya itu pergi menghindari dirinya. Tara cemas? Tentu! Dia merasakan rasa khawatir yang berkepanjangan. Meski sifat Leo tak berubah sama sekali.
Malam itu Tara memutuskan untuk meneleponnya. Ketika tersambung, bukan suara Leo yang ia dengar melainkan seorang suara seorang perempuan, siapa dia? Ada hubungan apa di antara mereka. Tidak mungkin jika itu kliennya, karena Tara menelepon Leo di waktu yang sudah larut, pekerjaan apa yang dilakukan tengah malam begini?
Malam itu ....
"Hallo ...?" ucapnya dibalik telepon.
"Ya?"
"Kau siapa?" tanya Tara. Siapa perempuan dibalik telpon ini?
"Aku Gabriell. Ada perlu apa, ya?"
Hening!
Tara hanya diam tanpa suara, air mata kembali berlinang. Suara yang lembut membuat hatinya terkoyak. Siapa lagi perempuan ini? Berapa banyak wanita simpanan Leo. Ternyata ucapan Leo benar-benar menjadi kenyataan. Rumah ini kian hari seperti neraka yang terus menyiksa.
"Aku mencari, Leo." Tara berusaha untuk tetap tenang meskipun air mata terus-menerus berjatuhan.
"Leo sudah tidur. Maaf kau siapanya dia?"
"Aku?" Tara diam. Ya, siapa dirinya? Istri Leo? Bahkan laki-laki itu pun tak menganggapnya sama sekali.
"Jika tidak ada yang penting, aku tutup teleponnya. Kau sudah menganggu waktu tidur kami."
Deg!
'Tidurnya? Mereka tidur bersama?' batinnya.
"Lalu aku?" Tara sedikit terkekeh, padahal air matanya terus berjatuhan. Mendengar pernyataan itu sudah cukup membuat perasaan Tara seperti dicabik-cabik. Tubuh mungilnya jatuh di atas kasur, badannya lemas tak sanggup lagi menjadi tumpuan. Kesabarannya selama ini hanya dianggap sampah di mata Leo
Ia bertahan menahan segala kepedihan. Namun, tetap saja ia tidak pernah dianggap oleh suaminya. Rasa sayangnya perlahan memudar. Sudah cukup dirinya diperlakukan seperti ini. Tara ingin menyerah! Tidak peduli jika anaknya lahir tanpa seorang ayah. Jujur, kesalahan terbesar Tara adalah meminta untuk dinikahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Please! [Sudah Terbit]
General FictionPernikahan itu adalah bencana. Menikah dengan seseorang yang memiliki harta berlimpah, ternyata tak menjamin sebuah kebahagiaan. Dia bertahan meski dikecam luka sekali pun. "Jika pun memang hamil, kenapa kau tidak menggugurkannya saja? Apa tarif ya...