Love Me, Please! - 33

17.9K 539 21
                                    

~ Happy Reading~

Dua hari berlalu. Namun, kondisi Tara masih tetap sama selalu meracau tidak jelas. Sudah dua hari juga Leo menginap di rumah Tara. Meninggalkan rumah dan pekerjaan hanya demi Tara. Semua telah berubah seiring berjalannya waktu.

Leo bersedia menjaga Tara dalam keadaan apa pun. Dia begitu menyesali akan semua perbuatannya, dan Leo berniat untuk kembali bersama Tara, membina rumah tangga untuk kedepannya. Bukankah mereka sudah bercerai? Ya. Akan tetapi, Leo tidak pernah menggugat cerai kepengadilan.

Laki-laki itu sudah terkontaminasi rasa yang sesungguhnya, rasa yang selalu ia tepis. Namun, tetap enggan menghilang, yang ada rasa itu semakin menetap tanpa ingin beranjak.

Obat-obatan selalu terkonsumsi dengan baik, tidak hanya Leo yang merawat Tara, tetapi Isma juga turut merawatnya, terkadang Leo harus mendadak pergi untuk masalah pekerjaannya, untung saja Isma masih mengambil cuti, jadi ia bisa merawat Tara dengan baik. Leo berterima kasih akan hal itu.

"Terima kasih," ucap Leo.

"Untuk?" tanya Isma tak mengerti, benar-benar tidak.

"Kau merawat Tara dengan baik."

"Aku adalah sahabatnya, bukankah sudah seharusnya?" jawab Isma. Leo sedikit tersenyum menanggapinya.

"Leo?" panggil Isma. Leo bergumam tanpa menatap Isma, laki-laki itu masih sibuk menatap Tara yang terlelap dalam tidurnya. Tenang dan damai.

"Kecelakaan itu tidak ada hubungannya denganmu, 'kan?" tanya Isma dengan gugup. Meski sikap Leo sedang tenang. Namun, tetap saja ia masih merasa takut.

"Jika iya aku yang melakukannya, mana mungkin aku mengajak Tara ke psikolog, berusaha menyembuhkannya. Jika aku berniat membunuhnya, aku tidak akan melakukan hal konyol seperti ini. Harusnya kau bisa menyimpulkan dengan baik."

Isma bergeming. Semua ucapan Leo memang benar. Tetapi, tidak mungkin jika saat itu Tara sedang berhalusinasi. Isma sangat yakin jika di balik ini semua ada orang yang menginginkan Tara mati.

"Harusnya kau mencurigai sahabatmu."

"Maksudmu Ryzan?"

"Jika bukan dia siapa lagi. Tara bersama dia sebelum terjatuh."

"Tidak mungkin," sanggah Isma.

Tidak ada balasan lagi dari Leo, laki-laki itu lebih memilih diam. Sekarang pun ia beranjak, tak lupa ia pun memakai jas. Ah, sepertinya ia akan kembali bekerja hari ini.

"Aku harus bekerja. Tolong jaga Tara."

"Tanpa disuruh pun aku akan melakukannya."

***

Sudah berhari-hari Leo menyelidiki kasus Tara, banyak sekali yang sudah ia lakukan untuk Tara. Bukan hanya Tara yang merasa kehilangan. Namun, dirinya pun sama. Tidak ada hentinya Leo menyuruh bawahannya untuk mencari informasi.

Tepat hari ini, hari ke tiga penyelidikan itu membuahkan hasil. Ya, semua ia dapatkan dari cctv tangga tersebut. Ck! Ternyata cctv-nya tidak rusak, melainkan hanya error, dan yang paling menguntungkan cctv itu merekam adegan pas Tara berada di tangga tersebut. Hanya pas kejadian saja, selanjutnya tidak terekam.

"Bagaimana?" tanya Leo. Kini, Leo tengah berada di kantornya.

"Semua tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain. Tara murni terjatuh sendiri," ucap laki-laki di hadapannya-Bima. Ia memberikan salinan file tersebut kepada Leo, dan benar saja saat itu keadaan tampak sepi, dan terlihat Tara tengah meracau tidak jelas, selalu seperti itu.

Love Me, Please! [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang