~Happy Reading~
Author Pov
"Ah, sakit sekali." Perempuan itu meringis, kala keningnya mengenai bahu kursi taman. Ah, ternyata itu semua hanya mimpi. Pantas saja Leo begitu manis."Tuhan, kenapa harus mimpi sih!" Ia berteriak sekencang-kencangnya. Untung saja tidak ada orang di sini. Jadi, ia bisa leluasa mengeluarkan semua unek-uneknya.
"Berisik!" Suara berat seorang laki-laki itu terdengar nyaring. Kini, atensi perempuan itu pun beralih pada sosok laki-laki yang tengah berjalan ke arah dirinya.
"Le ... Leo?" Ia tersenyum kikuk. Namun, laki-laki itu malah menatap dirinya dengan tajam.
"Berisik, sedang apa kau di sini? Mau bermalas-malasan?" tanyanya. Dengan kedua tangan yang ia masukan kedalam saku celananya, aura dingin dan tampannya begitu terpatri jelas.
Siapa yang tidak mengidolakan pria seperti Leo? Masih muda, tetapi sudah mempunyai beberapa saham dan menjadi pengusaha sukses. Semua gadis di kota ini sudah dibuat mabuk oleh ketampanan serta kesuksesannya. Wanita mana yang akan menolak untuk bersanding dengannya.
Leo bisa memilih wanita mana saja yang ia sukai, bahkan wanita tercantik sekali pun. Semua bisa Leo dapatkan hanya dengan uang. Mungkin, baginya uang adalah segalanya, dia bisa melakukan apa yang dia inginkan, bahkan membeli wanita untuk menemaninya.
Di usia yang terbilang cukup muda—dua puluh lima tahun. Bahkan, hanya selisih empat tahun dengan istrinya—Tara. Membuat Leo merasa semakin berkuasa lalu bisa bertindak sesukanya, tetapi mengapa orang-orang masih memujinya?
Apalagi jika ibu-ibu sudah bergosip lalu memujinya dengan cibiran jika Leo adalah seorang menantu idaman. Hampir semua orang gila akan harta, memandang dan menilai hanya karena mempunyai tahta. Namun, harta, tahta itu tak berlaku untuk Tara. Percuma saja kaya akan harta dan tahta, tapi tidak memiliki rasa cinta, untuk apa?
"Sudah larut, masuklah!" tegur Leo membuyarkan lamunan gadis itu. Tetapi, tunggu ... apakah Leo tengah memberikan sedikit perhatian untuknya?
"Aku akan menyusul sebentar lagi," ucapnya.
"Tampaknya kau senang jika aku mengulang kalimat yang sama! Bukan begitu, Tara?"
Ucapannya memang tidak berat, tetapi dari setiap katanya ia merasa ada sebuah tekanan. Tidak ada pilihan lain. Ia pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah, memang hari sudah mulai gelap. Langkahnya terhenti ketika keduanya sudah berada di dalam ruangan utama.
"Mulai malam ini kau tidur di sini denganku."
"Malam ini?"
"Dan seterusnya."
Satu bulan sudah berlalu, hari ini adalah hari pertama kalinya Tara tidur dengan Leo, bahkan mereka tidur di ranjang yang sama. Sebelumnya Tara hanya tidur di kamar sebelah, karena Leo tak mau jika mereka tidur di dalam satu kamar yang sama.
"Aku mimpi?" Tara bersuara.
"Tidak." Leo membalas seraya membuka kemejanya di hadapan Tara. Terpatri jelas tubuh yang begitu mempesona.
"Aaaaaa! Apa yang kau lakukan." Tara berteriak seraya menutup wajah dengan kedua tangannya. Tidak biasanya ia melihat adegan seperti. Namun, sepersekian detik ia merasa ada embusan napas seseorang yang menyelinap tepat dibagian leher.
Astaga, Leo mendekatinya!
"Menjauhlah!" tegasnya, mendorong tubuh kekar Leo, membuat pria itu sedikit terhuyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me, Please! [Sudah Terbit]
General FictionPernikahan itu adalah bencana. Menikah dengan seseorang yang memiliki harta berlimpah, ternyata tak menjamin sebuah kebahagiaan. Dia bertahan meski dikecam luka sekali pun. "Jika pun memang hamil, kenapa kau tidak menggugurkannya saja? Apa tarif ya...