1

3.7K 258 23
                                    

"Kok, lo lama baliknya?" tanya Natha kepada Helen yang baru saja kembali dari perpustakaan.

"Nyari bukunya susah, tadi juga gue ada insiden kecil gitu. Tapi, udah lah, nggak penting juga." jawab Helen yang tampak tidak perduli.

"Insiden apa, Len? Jangan bikin gue kepo, deh." kata Xi yang muncul tiba-tiba. Helen pun memutar bola matanya malas.

"Nanti aja, deh. Dengerin tuh guru, jangan ngobrol." jawab Helen yang di angguki boleh Natha dan Xi.

Kring... Kring...

Bel istirahat berbunyi, para siswa dan siswa segera melesat ke kantin. Begitu juga dengan Helen, Xi, dan Natha.

Mereka bertiga berjalan menuju meja paling pojok dekat jendela, seperti biasa.

"Mau pesen apa? Gue yang pesenin, deh." kata Helen.

"Nasi padang, gue pakai ayam bakar, minumnya es teh manis aja." jawab Natha.

"Samain aja, deh." lanjut Xi.

Helen mengangguk lalu pergi menuju warung nasi padang yang berada di kantin sekolah. Tak lama, Helen kembali ke meja mereka berkumpul. Membawa nampan yang berisi tiga piring nasi padang dan 3 gelas es teh manis.

Xi yang sudah kelewat lapar langsung menyendok makanannya.

"Kebiasaan, doa dulu, Xi." cibir Natha.

"Nanti aja pas selesai, gue laper banget ini." cibir Xi.

"Suka-suka lo aja, deh." gumam Natha.

Tak mau berdebat soal Xi yang sering lupa doa kalau ingin makan, Natha dan Helen pun menyantap makanannya. Bisa di tebak bahwa Xi lah yang paling cepet menghabiskan makanannya.

"Haah, kenyang..." ucapnya.

Natha menatap Xi yang sedang mengusap perutnya, tanpa sengaja matanya menangkap Jeno dan kawan-kawan, yang sedang mem-bully seorang cewek cupu.

"Len, Jeno berulah lagi. Xi, makan tuh cowok yang suka bully orang cupu." kata Natha.

Helen dan Xi yang merasa terpanggil menoleh menatap kejadian tersebut. Helen pun geram dengan kelakuan Jeno, lalu ia berdiri. Baru saja ingin melangkah tangannya di tahan.

"Eh, eh, lo mau kemana, Len?!" panik Natha.

"Len, jangan ke sana, ya?" bujuk Xi.

Helen yang sudah geram pun tidak mendengarkan ucapan sahabatnya dan terus berjalan menghampiri para cowok itu.

"Jeno!, Berapa kali gue harus bilang sama lo, jangan ganggu orang lemah. Untungnya nge-bully tuh apa?! Bisa nggak lo berhenti bikin masalah sehari ajaa?" geram Helen

Jeno yang terpanggil langsung menoleh ke sumber suara.

"Cewek cakep ini lagi, nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan." batin Jeno

Jeno menatap Helen lama, tak mau menyia-nyiakan kesempatan menatap cewek cantik.

"Heh!" ucap Helen, melambaikan tangannya di depan wajah Jeno.

"Hah? Iya kenapa?" jawab Jeno ramah dengan senyum di wajahnya.

Banyak siswi yang di buat meleleh dengan senyuman yang ia buat untuk Helen.

"Gilaaaa senyumannya."

"Makin mania aja anjir."

"Sayang senyumannya bukan buat gue."

Dan masih banyak lagi bisikan-bisikan untik Jeno si Most Wanted sekolah.

"Nggak usah sok manis lo." sinis Helen.

"Sinis banget, takut suka sama gue ya?" jawab Jeno dengan bangga.

"Geer banget, sih." ucap Helen.

Jeno mendekatkan wajahnya ke telinga Helen.

"Lo cantik pake banget, tapi sayang lo galak, hehe." bisiknya.

Helen yang merinding dengan hembusan napas Jeno, langsung mendorong Jeno menjauh.

"Nggak usah bisik-bisik gitu, gue merinding. Nih ya, gue cuma mau ngingetin lo. Jangan deh nge-bully orang-orang cupu lagi, lo pikir lo siapa?"

"Ya lo mikir aja, pantes nggak gue di tembak sama cewek apalagi ceweknya  cupu kayak dia? Nggak lah pasti." jawab Jeno.

"Tapi bisa kan, lo tolak secara halus. Nggak usah kayak gini, jahat banget sih jadi co-"

Cup.

Jeno mengecup bibir Helen. Meski hanya sekilas, siapa sih, yang suka di perlakukan kayak gitu? Apalagi itu first kiss-nya Helen.

Helen refleks menampar Jeno lalu pergi begitu saja menuju rooftop sekolah.

Helen pov

Sumpah demi manurios mantan gue, gue benci banget sama cowok kayak dia. Brengsek.

Dia yang bukan siapa-siapa berani mengambil first kiss gue yang bakal gue kasih buat Sehun jodoh gue.

Pintu rooftop terbuka dan seseorang duduk di sebelah gue.

"Maaf, ya?"

Gue enggan menatap orang yang gue tebak itu Jeno.

"Maaf." katanya sekali lagi.

"Jangan diem aja dong, maafin gue ya?" bujuknya.

"Gue nggak suka sama cowok yang kayak gitu, kalau gue nggak mau maafin gimana?" jawab gue.

"Please, maafin gue, ya? Gue nggak tenang nih kalau belum di maafin. Oh, ya nama lo siapa? Kok lo tahu nama gue?" katanya.

"Enak banget lo mengambil first kiss yang gue jagain buat jodoh gue di korea. Nama gue Helen, jelas gue tahu nama lo, karena lo cowok rese di sekolah." jelas gue.

"Halu banget, sih, sampe ke korea segala. Gini deh, karena lo jagain first kiss lo buat jodoh lo, gimana kalau gue yang jadi jodoh lo?"

Wah gila, sumpah gila.

Gue di tembak, nih, ceritanya? Sama cowok ganteng kayak Jeno? Tapi, dia bad boy dan gue suka cowok good boy.

"Gue nggak nembak lo, tapi gue Meng-klaim lo sebagai jodoh gue. Oh ya sekarang kita ngomongnya pakai aku-kamu, nggak enak pacaran pakai elo-gue. Aku balik ke kelas dulu ya, udah masuk dari tadi. Kamu masuk kelas sana, Jeno sayang Helen." ucap Jeno lalu meninggalkan gue seorang diri di rooftop

"Wah, gila lo! Gue belum jawab apa apa anjir!"

***

Haiii, aneh nggak sih? Atau malah kayak cerita alay? Klasik?

Mau tau dong pendapatnya....

Kalau di bandingin sama cerita MTM bagus latarnya yg mana?

Jangan lupa komen dan vote nya♡

Jeno [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang