Jeno POV
"Maaf."
Helen menyeka air matanya. "Iya nggak apa-apa."
Kalau gue bisa, gue mau putar waktu, gue mau ketemu dan jatuh cinta sama Helen tanpa kata taruhan.
Gue masih diam, menatap Helen yang menyaksikan debat antara Xi dan Audrey, sampai akhirnya dia narik tangan Xi menjauh dari Audrey.
"Kita pergi." putus Helen, tanpa ngelirik gue sedikit pun.
Setelah mereka berdua benar-benar pergi, Audrey kembali membuka mulutnya.
"Jen, sakit..." katanya memegang pipi bekas tamparan Xi.
"Sakit?" tanya gue.
Audrey mengangguk pelan.
"Kalau gitu, kita pulang sekarang, ya? Biar lo istirahat dirumah." ucap gue.
Bukannya apa-apa, gue pikir ini bisa dijadiin alesan biar gue nggak harus pergi lama-lama sama Audrey, gue udah malu banget karena insiden tadi dijadiin bahan tontonan.
"Kamu perhatian banget, sih." jawab Audrey baper.
"Ayo pulang." Gue jalan lebih dulu meninggalkan Audrey di belakang, males banget jalan berdua sama dia.
"Sayangggg.... tungguin dong." rengeknya dari belakang.
Gue mendecak pelan, menyalakan motor dan menunggu Audrey naik ke jok penumpang. Cukup dua puluh menit gue udah sampai di depan rumah Audrey.
"Sana masuk." kata gue.
"Kamu nggak mau mampir dulu?" tanya Audrey sebelum membuka pintu.
"Nggak, kapan-kapan aja." tolak gue.
"Oke kalau gitu, sampai ketemu besok di sekolah." Audrey mengedipkan sebelah matanya, membuat gue geli.
Setelah Audrey turun gue segera memelesatkan motor menuju rumah Jeremy.
Omong-omong soal Jeremy, gue udah ngasih tau Jeremy dan Kenzo soal gue yang pura-pur amnesia, Dokter yang disogok Audrey buat bohong, sampai Audrey yang bertingkah nggak tau malu. Awalnya mereka marah, karena gue nurutin kemauan Audrey, tapi lama-lama mereka mengerti posisi gue.
Sesampainya dirumah Jeremy, gue mengetuk pintu rumahnya.
Tok... tok... tok...
"Siapa?" teriak Jeremy dari dalam.
Gue memperkeras ketukan pintunya.
"Siapa, sih?! Lo kalau mau maling jangan sekarang! Gue lagi dirumah, kapan-kapan aja kalau gue lagi nggak dirumah!" teriak Jeremy lagi, sumpah... goblok banget masa maling digituin?
Gue menggebrak pintu rumahnya, nggak lama Jeremy membuka pintu rumahnya.
"Gue kira lo maling." katanya melayangkan cengiran.
"Enak aja!" protes gue.
"Woi, Jen!" sapa Kenzo yang muncul dari dalam rumah Jeremy.
Gue mengangguk pelan, lalu bertosan dengan Kenzo.
"Ganti baju cepetan, ayo. Jangan sampe si Xi marah-marah gara-gara kita belum siap." ucap Jeremy tiba-tiba.
"Kalian mau kemana?" tanya gue.
"Si Helen dan kawan-kawan ngajakin jalan, mereka mau nyamper ke sini. Bentar lagi nyampe katanya." jawab Kenzo.
Gue panik setengah mampus, kalau mereka liat gue disini bisa-bisa ketauan kalau gue pura-pura amnesia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeno [COMPLETED]
Teen Fiction"Len, Jeno berulah lagi. Heh, Xi. Makan tuh, idola yang suka ngebully orang cupu." kata Nathania atau yang biasa di panggil Natha. Helen dan Xi yang merasa di panggil pun menoleh dan menatap kejadian tersebut. Helen yang geram dengan tingkah Jeno pu...