12

1.3K 127 8
                                    

Ucapan Helen terpotong saat namanya terpanggil oleh pemilik suara berat itu. Jeno. Ekspresinya jelas terlihat kaget, bukan, bukan kaget karena ketauan selingkuh. Namun, kaget karena takut Jeno melakukan sesuatu yang kasar pada Moonbin.

Jeno berjalan dengan tenang dan melayangkan pukulannya tepat pada rahang Moonbin. Moonbin yang tidak siap langsung jatuh dibuatnya, ia memegang sudut bibirnya yang mengeluarkan darah, kemudian tersenyum miring.

Tidak sampai disitu, Jeno membuat Moonbin berdiri dengan menarik kerah seragam sekolahnya. "Siapa yang izinin lo megang Helen?"

Matanya Jeno menatap tajam Moonbin, Helen yang melihat kejadian itu tepat dihadapannya merasa panik. Helen may satu langkah. "Jeno, udah. Lepasin Moonbin sekarang, ini bukan hal serius."

"Jeno."

"Jeno lepasin Moonbin!" bentak Helen.

Tangan Jeno perlahan-lahan melemah, is melepaskan genggamannya pada kerah seragam Moonbin. Moonbin membenarkan seragamnya dengan kasar, namun is sungguh ingin tersenyum menang.

"Jeno kamu apaan, sih? Kemarin-kemarin kamu udah nggak gini lagi."

Jeno membawa Helen kedalam dekapannya, ia kalah. Lagi-lagi emosi menguasai dirinya.

"Maaf." Jeno mengeratkan pelukannya.

Helen mendorong tubuh Jeno menjauh, Helen meninggalkan Jeno dan Moonbin dengan murid-murid yang menyaksikan kejadian tadi.

Jeno menatap tajam semua orang yang memperhatikan kejadian tersebut, seketika taman sepi. Hanya tersisa dirinya dan Moonbin.

"Karena lo anak baru, gue kasih tau. Jangan pernah berusaha ngambil apa yang udah jadi milik gue."

"Nggak ada peraturan kayak gitu, selama Helen belum nikah dia belum jadi milik siapa-siapa. Termasuk lo." jawab Moonbin menantang.

Jeno kembali melayangkan pukulannya, Moonbin sedikit terhuyung namun tidak jatuh. "Lo ambil, lo mati." Jeno pergi meninggalkan Moonbin sendiri di taman dengan rasa sakitnya.

Audrey dan Clarissa yang sedari tadi mengintip segera keluar dan menghampiri Moonbin.

Sekuat tenaga Moonbin menahan rasa sakitnya, sungguh kuat pukulan Jeno.

"Ayo ke UKS." Audrey dan Clarissa membantu Moonbin berdiri dan membopongnya ke ruang kesehatan.

Saat melewati lorong banyak yang memperhatikan Audrey dengan tatapan aneh dan di balasnya dengan tajam membuat mata-mata itu tak lagi melihatnya.

Audrey siswi yang di segini oleh para murid perempuan, selalu berbuat sesuka hati. Ia lebih kejam dari Jeno yang dulu, berani ganggu Audrey berani di bully.

Flashback on.

Karina siswi baru yang ditempatkan duduk berdua dengan Jeno, mulanya keadaan seperti biasa, karena sifat Karina yang humble ia sering mengajak Jeno mengobrol dan bergabung dalam kelompok saat ada tugas kelompok, awalnya Jeno enggan dekat dengan Karina, namun demi menghindari Audrey ia mendekatkan diri dengan karina membuat keduanya dekat.

Semakin diperhatikan mereka semakin dekat, membuat Audrey lagi-lagi menjelaskan aksi bullynya. Saat pulang sekolah Karina meminta Jeno untuk menunggunya di gerbang sekolah karena ia ingin mengembalikan buku perpustakaan.

Jeno dan kawan-kawan mengiyakan permintaanya, memasuki perpustakaan yang sepi membuatnya sedikit takut. Saat ingin keluar pintu perpustakaan terkunci, Audrey dan Clarissa muncul di belakangnya, Karina terkejut bukan main.

Audrey mendorong Karina hingga membentur rak buku di sampingnya, membuatnya meringis. Audrey berjongkok menyetarakan dirinya dengan Karina, lalu menjambak dan menampar keras wajah karina.

Jeno [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang