Jeno sadar.
Setelah mendapat kalau Jeno sadar, Yuna yang berada di rumah sakit segera memberi tahu kedua orang tua Jeno, dan kedua orang tua Jeno pun segera berangkat menuju rumah sakit.
"Hai cantik." sapa seorang gadis yang baru datang.
Yuna menoleh. "Kakak nyapa siapa?"
Gadis itu mendekat gadis yang berumur dua tahun bawahnya itu, "Iya, nama kamu siapa?" tanyanya.
"Yuna, Kak. Nama Kakak siapa? Kakak kenal sama Kak Jeno?" tanya Yuna.
"Oh, halo Yuna nama aku Audrey Safrina, kenal, dong. Aku pacarnya Jeno." Audrey memperkenalkan diri.
"Pacarnya Kak Jeno? Tapi, Kak Jeno udah punya pacar namanya Helen bukan Audrey." sahut Yuna.
Audrey merubah raut wajahnya menjadi sedih. "Sebenarnya pacar Jeno itu aku bukan Helen, dia cuma perusal hubungan orang. Dia sengaja mendekatkan diri sama keluarga Jeno biar kalau ada yang tau aslinya dia, orang itu nggak akan percaya. Kamu juga nggak bakal percaya sama omongan aku, kan?"
Yuna dibuat bingung, yang ia tahu Helen begitu menyanyagi Jeno, begitu juga sebaliknya. Tapi, omongan Audrey juga bisa benar.
"Lupain aja, Yun. Kalau boleh tahu, Jeno udah sadar belum?" tanya Audrey merubah ekspresinya menjadi lebih ceria.
Yuna mengangguk cepat. "Kakak mau jenguk?"
"Boleh?" tanya Audrey memastikan.
"Boleh, kok. Tapi, jangan lama-lama ya, soalnya aku juga mau lihat Kak Jeno."
Audrey mengangguk antusias, ia mengambil sekarang cokelat dari tasnya lalu memberikannya pada Yuna.
"Buat kamu karena udah ngizinin aku masuk, padahal kita baru kenal." ucapnya.
"Wah, makasih banyak, Kak." kata Yuna riang.
Lima menit setelah Audrey masuk, Kenzo dan Jeremy datang dengan napas tidak teratur.
"Mana Jeno?!" teriak Jeremy.
"Santai, dong! Ada di dalam orangnya." jawab Yuna.
"Kita boleh masuk, nggak?" tanya Kenzo.
"Lagi ada yang jenguk, Kak."
Jeremy mendekati Yuna, mengambil sekarang cokelat di genggamannya. "Buat gue, lo beli lagi yang baru sana."
"Bajigur! Nggak modal banget jadi cowok." cerocos Yuna berusaha mengambil kembali cokelat miliknya.
Jeremy dengan secepat kilat berhasil menghindari Yuna dan berlari jauh.
"Aduh!" ringis seseorang yang tak sengaja tertabrak Jeremy.
"Eh? Sorry sorry, sumpah gue nggak sengaja." ucap Jeremy cepat.
"Sini gue bantuin." lanjut Jeremy.
"Nggak usah, gue bisa." gadis itu menepis tangan Jeremy yang ingin membantunya.
"Nggak usah sok kuat, kaki lo berdarah." Jeremy memapah gadis itu, membantunya duduk di kursi dan melihat luka di dengkul gadis itu.
"Lo... cowok yang waktu itu labrak gue, kan?!" tuduh gadis itu.
"Ah masa?" sahut Jeremy.
"Nggak usah banyak drama, lo sengaja kan labrak gue biar bisa berduaan sama gue?"
"Nggak usah ge-er, gue labrak lo karena nggak liat ke depan. Tapi, gue juga bersyukur, bisa liat muka cantik lo lagi." Jeremy jadi tersenyum-senyum sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeno [COMPLETED]
Teen Fiction"Len, Jeno berulah lagi. Heh, Xi. Makan tuh, idola yang suka ngebully orang cupu." kata Nathania atau yang biasa di panggil Natha. Helen dan Xi yang merasa di panggil pun menoleh dan menatap kejadian tersebut. Helen yang geram dengan tingkah Jeno pu...